Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PANDEMI virus korona atau covid-19 memperdalam ketidaksetaraan terhadap perempuan.
Jumlah perempuan yang tidak dapat mengakses program keluarga berencana, kehamilan yang tidak diinginkan, dan kekerasan berbasis gender diperkirakan meningkat dalam beberapa bulan ke depan.
Baca juga: PP Muhammadiyah Dorong Pemuda Putus Mata Rantai Covid-19
Hal itu adalah data yang dirilis oleh badan kesehatan seksual dan reproduksi PBB, United Nations Population Fund (UNFPA), dalam keterangan yang diterima Media Indonesia.
Berdasarkan penelitian UNFPA, pandemi korona telah menciptakan jurang ketidaksetaraan gender itu karena sistem kesehatan kelebihan beban, fasilitas tutup atau hanya menyediakan layanan untuk perempuan dan anak perempuan makin terbatas, dan banyak yang memilih untuk melewatkan pemeriksaan medis penting karena takut tertular.
Baca juga: Angka Kelahiran Bayi Menurun, Pertumbuhan Ekonomi Jepang Terancam
Gangguan rantai pasokan global juga dapat menyebabkan kekurangan kontrasepsi yang signifikan dan kekerasan berbasis gender diperkirakan akan meningkat karena perempuan terperangkap di rumah untuk waktu yang lama.
"Data ini menunjukkan dampak bencana covid-19 dapat segera berpengaruh terhadap perempuan dan anak perempuan secara global. Pandemi ini memperdalam ketidaksetaraan dan jutaan perempuan dan anak perempuan sekarang berisiko kehilangan kemampuan untuk merencanakan keluarga dan melindungi tubuh dan kesehatan mereka," kata Direktur Eksekutif UNFPA Natalia Kanem.
Baca juga: DPR Dorong Keterwakilan Perempuan di Eselon 1 Kemendikbud
Dia menegaskan, kesehatan reproduksi dan hak-hak perempuan harus dilindungi dengan segala cara. "Layanan harus dilanjutkan, persediaan harus dikirimkan, dan yang rentan harus dilindungi dan didukung."
Berikut adalah temuan riset UNFPA.
47 juta wanita di 114 negara berpenghasilan rendah dan menengah mungkin tidak dapat mengakses kontrasepsi modern dan 7 juta kehamilan yang tidak direncanakan diperkirakan terjadi jika lockdown berlangsung selama 6 bulan dan ada gangguan besar pada layanan kesehatan. Untuk setiap 3 bulan penguncian terus berlanjut, akan ada 2 juta wanita tidak dapat menggunakan kontrasepsi modern.
31 juta kasus tambahan kekerasan berbasis gender diperkirakan terjadi jika lockdown berlanjut selama 6 bulan. Untuk setiap 3 bulan lockdown, diperkirakan ada 15 juta kasus tambahan kekerasan berbasis gender.
Terganggunya program mencegah mutilasi genital perempuan karena pandemi korona, sebanyak 2 juta kasus mutilasi genital perempuan berpotensi terjadi selama dekade berikutnya.
Covid-19 akan mengganggu upaya mengakhiri pernikahan anak. Diperkirakan sebanyak 13 juta pernikahan anak yang terjadi antara 2020 dan 2030. (X-15)
Kesehatan semesta (Universal Health Coverage/UHC) 283,8 juta penduduk Indonesia adalah prioritas utama Pemerintah Indonesia.
WAKIL Gubernur Jakarta Rano Karno mengomentari data Disdukcapil terkait perkiraan jumlah pendatang baru di Ibu Kota setelah periode libur Lebaran 2025.
BIOPOWER adalah konsep yang sangat populer di era modernitas. Konsep yang diperkenalkan filsuf Prancis Michel
Wihaji menyebut 20,9% orang Indonesia kehilangan sosok ayah atau fatherless
Satuan pendidikan dapat menggunakan pendekatan mata pelajaran, tematik, secara integrasi maupun blok waktu untuk menyelaraskan materi Bangga Kencana ke dalam Kurikulum Merdeka.
NIK akan melekat kepada setiap penduduk selamanya. Setelah meninggal dunia, NIK bahkan tetap menjadi milik penduduk tersebut.
Dorong terciptanya lingkungan kerja yang aman dan bebas dari diskriminasi terhadap para pekerja, termasuk perempuan, sebagai bagian dari upaya peningkatan kinerja perekonomian nasional.
PERNYATAAN cawagub Jakarta nomor urut 1 Suswono, agar janda kaya menikahi pengangguran dianggap sebagai seksisme oleh Komnas Perempuan.
Memperkuat kesetaraan gender bukan berarti diskriminasi terhadap salah satunya.
Akses pelayanan kesehatan bagi perempuan juga masih menjadi pekerjaan rumah karena belum memenuhi perspektif gender sesuai konvensi CEDAW.
Untuk pemilihan umum, seleksi kandidat dilakukan oleh sekelompok kecil yang kebanyakan laki-laki.
Perempuan masih rentan dalam kasus-kasus kekerasan yang acap kali berujung pembunuhan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved