Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Kematian Akibat Covid-19 Tinggi, Ahli Epidemiologi: Masalah Data

Atalya Puspa
16/4/2020 13:28
Kematian Akibat Covid-19 Tinggi, Ahli Epidemiologi: Masalah Data
Pasien PDP covid-19 meninggal dan dimakamkan di TPU Delta PraloyoAsri di Kelurahan Gebang Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo.(MI/HERI SUSETYO)

PERSENTASE kematian akibat covid-19 di Indonesia mencapai 8,9%. Sementara itu, rata-rata persentase kematian akibat covid-19 di dunia hanya mencapai 6%.

Menanggapi hal itu Kepala Departemen Epidemiologi FKM Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono menilai, tingginya angka kematian covid-19 di Indonesia kemungkinan disebabkan oleh sajian data yang tidak akurat.

"Paling nyata ya datanya yang tidak akurat. Bisa jadi angka kematiannya salah, atau angka kasusnya salah atau kedua-keduanya salah," kata Tri kepada Media Indonesia, Kamis (16/4).

Tri membeberkan, banyak rekan sejawatnya yang meninggal akibat covid-19 saat mereka baru menyandang status pasien dalam pengawasan (PDP) covid-19.

Hal itu juga membuktikan bahwa tidak semua kasus covid-19 tercatat dalam data yang dibuka kepada publik saat ini.

Baca juga: IPB University Sediakan Laboratorium Pengujian Covid-19

Selanjutnya, Tri menilai lambannya deteksi covid-19 membuat banyak kasus malah terlanjur parah dan berakhir pada kematian.

"Karena pelayanan kita deteksinya tidak segera. Kasus yang didiagnosis adalah kasus-kasus seminggu lalu atau lima hari lalu," kata Tri.

"Rumah sakit kita gak sesuai dengan pedoman. Harusnya RS yang menangani covid-19 kan tekanan negatif, alat bantu napas juga harus siap. Kalau enggak siap malah jadi banyak korban," imbuhnya.

Untuk menekan angka kematian akibat covid-19, Tri menyatakan kuncinya ialah deteksi dini dan pelayanan kesehatan.

"Kuncinya ada di deteksi dini dan pelayanan kesehatan. Kalau deteksi cepat, pelayanan kesehatan ada, tenaga kesehatab cukup, itu bisa menekan," ungkapnya.

Selain itu, dirinya juga berharap rencana pemerintah untuk melakukan 10 ribu tes uji PCR setiap hari dapat berjalan lancar agar angka kematian dapat ditekan.

"Tentu penggencaran tes bisa menekan angka kematian. Masalahnya apakah lab-lab itu sudah memenuhi syarat BSL-nya. Apakah labnya BSL 3 atau 2 untuk menghindari risiko penularan pada petugas lab," tandasnya. (A-2)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya