Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Menaklukkan Virus dengan Sinar Gamma

Ferdian Ananda Majni
15/4/2020 07:00
Menaklukkan Virus dengan Sinar Gamma
Peneliti PTKMR Batan Mukh Syaifudinmenjelaskan radiasi sinar gamma bisa digunakan untuk membuat vaksin.(Antara)

WABAH virus korona baru atau SARS-Cov-2 yang berubah menjadi pandemi dalam waktu singkat telah menempatkan vaksin sebagai salah satu 'harta karun' baru yang kini diburu.

Bukan hanya ilmuwan, vaksin penangkal korona juga diburu konglomerat Tiongkok Jack Ma, aktor laga Mandarin Jackie Chan, hingga pesohor lokal Nikita Mirzani.

Vaksin merupakan zat mengandung bakteri atau virus yang mati atau sudah dilemahkan untuk meningkatkan ketahanan tubuh terhadap penyakit tertentu. Pemberian vaksin dianggap sebagai cara yang efektif untuk menghindari sebuah penyakit, di antaranya tetanus, tifus, dan polio.

Ketika vaksin dimasukkan ke tubuh, sistem keamanan tubuh yang bernama sel limfosit, merespons dengan memproduksi antibodi. Antibodi inilah yang akhirnya melawan virus dan memproteksi tubuh agar tidak mengalami infeksi.

Peneliti Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi (PTKMR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Mukh Syaifudin, menyebutkan vaksin juga bisa dibuat dengan bantuan teknologi nuklir.

"Secara teknis fasilitas radiasi gamma dapat dimanfaatkan untuk membuat vaksin," sebut Syaifudin, pekan lalu.

Ia menjelaskan, radiasi sinar gamma dengan daya tembus yang besar dapat mengarah langsung ke asam nukleat tanpa merusak epitop di permukaan sel. Virus dilemahkan dengan cara menghambat pertumbuhan dan perkembangannya.

Karena ukuran virus sangat kecil, sambungnya, diperlukan intensitas radiasi hingga 50 kilogray untuk merusak asam nukleat agar virus tidak bisa memperbanyak diri.

"Ketika virus yang lemah dan tidak mampu bereplikasi atau memperbanyak diri serta tidak menimbulkan infeksi ini diberikan, akan memicu respons kekebalan tubuh dengan membentuk antibodi untuk menghadapi virus tersebut," terang Syaifudin.

Dengan memanfaatkan radiasi sinar gamma, kata Syaifudin, proses pembuatan vaksin menjadi lebih praktis. Bahan vaksin dalam kemasan tertutup rapat dapat langsung diradiasi. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya