Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Melawan Corona Lewat Puisi

Cahya Mulyana
02/4/2020 12:29
Melawan Corona Lewat Puisi
Warga melintasi mural ajakan untuk menggunakan masker dan tetap di rumah di kolong Jalan Rasuna Said, Jakarta, Rabu (1/4).(MI/PIUS ERLANGGA)

PARA penulis dan penyair membuat program yang unik merespon merebaknya pandemik virus korona atau covid-19. Mereka merekam suasana batin pandemik itu, sekaligus berderma.

Hal itu dijelaskan Pendiri Lembaga Survei Indonesia sekaligus penggagas puisi esai Denny Januar Ali (JA). Ia mengatakan mungkin hanya sekali saja generasi saat ini mengalami pengalaman tragis seperti pandemik virus korona.

Maka hal ini menjadi magnet para penyair dan penulis mengeksplor dan menggali aneka kisah yang menyentuh. Ini akan menjadi karya abadi yang akan dirujuk generasi mendatang.

Menurut Denny, puisi esai mini sangat sesuai untuk keperluan tersebut. Puisi esai memfiksikan true story, true event, peristiwa sebenarnya. Berbeda dengan jurnalisme biasa, puisi esai lebih masuk pada dimensi interior, sisi psikologis para pelaku.

"Namun berbeda pula dengan puisi biasa. Puisi esai berangkat dan memfiksikan kisah sebenarnya. True event itu berikut sumber beritanya tetap disertakan dalam catatan kaki. Ini puisi dengan catatan kaki layaknya paper ilmiah. Kata mini dibelakang puisi esai menunjukkan panjang puisi tak melebihi 5.000 karakter," paparnya, Rabu (1/4).

Denny merekam kisah seorang suami yang istrinya meninggal karena covid-19 ini. Betapa terpukul sang suami karena tak boleh memeluk mayat istrinya, memandikannya, mencium keningnya dan membopong jenazahnya masuk ke liang lahat.

Sudah disusun protokol pemakaman. Bahkan sang suami diminta tak perlu menghadiri pemakaman istri yang dilaksanakan di subuh hari. Walau sudah menjadi jenazah, tubuh itu masih bisa menularkan.

Baca juga: Masyarakat Dayak Gelar Ritual Tolak Bala

Selain itu, kata dia, rekannya membuat puisi mengenai perawat virus korona yang akhirnya menemui ajal. Ada pula kisah potret kota Jakarta yang seperti kota mati.

"Ada pula yang menceritakan korban yang sudah siap mati tapi malah bisa sembuh. Ada yang menceritakan kisah pribadi yang harus menunda pernikahan," paparnya.

Kegiatan ini, lanjut Denny, dirangkum oleh Kelompok Studi Proklamasi dan IKATISA31 yang juga menyediakan Facebook untuk aneka penyair atau penulis mengirimkan karya.

"Nama facebooknya Berderma melalui Puisi Esai Mini. Tak hanya penulis dari Indonesia. Bahkan direncanakan penyair dan penulis negara ASEAN akan ikut serta," teragnya.

Tidak hanya menampung puisi esai, kata Denny, panitia juga memberikan derma. Akan dipilih 50 puisi esai mini dari 50 penulis yang dianggap berhasil merekam batin zamannya.

Hadiah uang untuk penulis yang terpilih, akan dibelikan Alat Pelindung Diri (APD) dan segera diserahkan kepada tenaga media. Penulis yang terpilih akan dituliskan sebagai pemberi bantuan tersebut.

"Ini kepedulian penulis dan penyair di era virus korona. Mereka tak hanya merekam momen tragedi ini dalam puisi. Mereka juga berderma," pungkasnya. (A-2)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya