Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Berkembang, Film Indonesia Usai Covid-19

Syarief Oebaidilah
31/3/2020 00:20
Berkembang, Film Indonesia Usai Covid-19
Nadiem Makariem, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.(MI/RAMDANI )

PANDEMI virus korona baru (covid-19) yang semakin meluas secara langsung berdampak serius pada dunia perfilman nasional. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makariem mengajak insan perfilman untuk tetap bersemangat dan terus berinovasi memanfaatkan teknologi dalam berkarya dan menyebarkan karyanya.

Hal tersebut disampaikan Mendikbud bertepatan dengan Hari Film Nasional yang diperingati setiap 30 Maret.

“Tapi mestinya kondisi ini (pandemi covid-19) tidak membuat kita patah semangat. Justru sekarang ini kita dituntut berpikir kreatif menggunakan inovasi teknologi untuk terus berkarya dan menyebarkan karya kepada masyarakat,” cetusnya.

Pada kesempatan itu, Nadiem secara khusus berterima kasih kepada para pembuat film yang mengikuti imbauan untuk menunda produksi karena alasan keselamatan.

Nadiem juga mengapresiasi para pembuat film, para profesional, pelaku industri film, dan pegiat komunitas film yang tersebar di seluruh Indonesia karena kontribusi mereka dalam memajukan perfilman dan kebudayaan secara umum.

Apresiasi juga dia sampaikan kepada para sineas yang membawa nama Indonesia ke pentas dunia. Mendikbud mencatat pada 2019 tidak kurang dari 140 film cerita panjang yang beredar di bios­kop. Artinya, tiap tiga hari ada film cerita panjang baru. Ini belum termasuk film cerita pendek, film dokumenter, animasi, film eksperimental, dan lainnya.

Dia mengutarakan pasar film juga semakin meningkat lebih dari 2.000 layar di seluruh Indonesia. Dia juga mencatat berbagai film yang mendapat penghargaan di festival internasional.

Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid mengatakan peringatan HFN ke-70 ini dilakukan dengan cara berbeda. Biasanya peringatan HFN diramaikan pemutaran film di beberapa kota besar dan perwakilan Indonesia di luar negeri, sedangkan tahun ini dibatasi dengan menggunakan teknologi komunikasi melalui jalur daring (online) akibat wabah covid -19.

Ada harapan

Produktivitas dan apresiasi perfilman Tanah Air akhir-akhir ini dinilai cukup baik. Pada 2019 sebanyak 15 judul film Indonesia meraih jutaan penonton. Namun, tahun ini, dampak pandemi virus korona bisa melumpuhkan pergerakan industri hiburan, termasuk film dalam beberapa bulan ke depan.

Skenario terburuknya, rumah produksi hingga Mei mendatang alpa memproduksi film. Kerja kolektif dengan sekurang-kurangnya 100 personel tak memungkinkan skema pembatasan jarak fisik untuk mencegah penularan virus.

Bisa dimaklumi para bos produksi kini kelimpungan menghadapi efek domino pada proyek yang tengah berjalan. Penayangan sejumlah film kini ditunda. Harapan baru diprediksi bakal terjadi setelah tiga bulan ke depan, merujuk pada pemberitaan masa penyebaran korona terkini.

Direktur Komunikasi Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Ade Armando, memprediksi permintaan konten akan meledak saat virus korona mereda.

“Begitu selesai masa krisis, orang menjadi lebih happy melihat dunia, lebih sering keluar rumah.” (Medcom.id/H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya