Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
SAMBUT ulang tahun PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM Finance) ke-38 yang jatuh pada 23 Maret mendatang, WOM Finance mengadakan kegiatan tamasya bersama Anak-Anak Disabilitas yang berasal dari Yayasan Precious One Jakarta.
Yayasan itu mengajak salah satu mitranya yaitu Sekolah Luar Biasa Asih Budi. Program tamasya bersama anak penyandang disabilitas ini merupakan bentuk Corporate Social Responsibility (CSR) WOM Finance kepada masyarakat.
Dengan tema WOM Finance Berkarya Bersama, perusahaan pembiayaan ini mengajak 100 anak dan pendamping untuk bermain dan belajar di Wahana Rekreasi Seaworld, Ancol, Jakarta Utara.
Anak-anak yang sebagian besar merupakan tunarungu dan tunagrahita ini diajak untuk melihat beragam jenis makhluk hidup yang berada di dalam air.
Anak-anak disabilitas diedukasi untuk mengenal lebih dekat beragam hewan yang ada di laut dan diajak untuk menonton beberapa pertunjukan hewan laut.
Baca juga : WOM Finance Hibur Anak-Anak Penyintas Kanker
Business Unit Head WOM Finance Regional Jakarta Tangerang Serang (Jatase) Gilbert Samuel Siahaan mengatakan, aktivitas ini merupakan bagian dari CSR Perusahaan dalam rangka memperingati HUT ke-38 dengan nuansa yang baru, disesuaikan dengan dinamika yang ada di masyarakat sehingga menambah variasi kegiatan CSR yang berlangsung selama ini di seluruh wilayah Indonesia.
“Kami berharap dengan kegiatan tamasya bersama anak-anak disabilitas ini mampu memberikan keceriaan dan memberi energi positif serta motivasi kepada mereka. Semoga kegiatan ini dapat menjadi gerakan kecil yang menginspirasi untuk menciptakan kepedulian sosial terhadap sesama,” pungkas Gilbert dalam keterangan tertulisnya.
Founder Yayasan Preious One Ratnawati mengapresiasi kegiatan CSR yang digagas oleh WOM Finance dalam menyambut hari jadinya dan berharap lebih banyak lagi kegiatan mulia yang dilakukan ke depannya.
Selain di Jakarta, kegiatan tamasya bersama anak-anak disabilitas ini juga dilaksanakan di 7 kota lainnya. (RO/OL-7)
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan pentingnya data yang memadai untuk memahami kebutuhan kelompok rentan dalam pembangunan
17,85% penyandang disabilitas berusia lebih dari 5 tahun di Indonesia tidak pernah mengenyam pendidikan formal.
MESKI semangat inklusi terus digaungkan, nyatanya hanya sebagian kecil penyandang disabilitas yang berhasil menembus dunia kerja.
PEMBERDAYAAN penyandang disabilitas perlu terus ditingkatkan untuk mendukung proses pembangunan nasional. Saat ini berbagai tantangan masih kerap dihadapi oleh penyandang disabilitas.
Isu kesehatan dan hak reproduksi bagi penyandang disabilitas, terutama perempuan, adalah isu yang fundamental namun kerap terabaikan oleh para pemangku kebijakan.
Penyandang disabilitas mendapat perhatian khusus dengan disediakannya ruang dan fasilitas pendukung, termasuk lowongan pekerjaan inklusif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved