Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

BPPT-ITB dan Industri Farmasi Siap Produksi Amoksisilin

Mediaindonesia.com
22/2/2020 12:59
BPPT-ITB dan Industri Farmasi Siap Produksi Amoksisilin
BPPT menandatangani MoU dengan PT Mersifarma Tirmaku Mergusana dan Sekolah Farmasi ITB untuk hilirisasi hasil riset antibiotik.(DOK BPPT )

UNTUK mengurangi ketergantungan impor obat antibiotik, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menandatangani MoU dengan PT Mersifarma Tirmaku Mergusana dan Sekolah Farmasi ITB, mengembangkan hasil riset antibiotik menuju hilirisasi. MoU dilaksanakan di BPPT pada Kamis (20/2/2020).

Deputi Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi (TAB BPPT) Soni Solistia Wirawan, mengatakan penandatanganan kesepakatan tersebut merupakan langkah awal positif untuk menuju hilirisasi hasil-hasil riset produksi antibiotik amoksisilin yang sudah cukup lama dikembangkan oleh BPPT dan ITB.

"Ini dalam rangka membangun industri bahan baku obat dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan impor," kata Soni dalam keterangan resmi diterima Media Indonesia, Sabtu (22/2).

Menurutnya sebagai salah satu institusi litbang di dalam negeri, BPPT memiliki peran utama dalam melakukan kaji dan terap teknologi.

"Keterlibatan BPPT dalam pembangunan industri bahan baku obat  Amoksisilin ini merupakan perwujudan peran BPPT untuk memberikan solusi terhadap permasalahan teknologi Nasional," tambahnya.
 
Pengembangan teknologi produksi Amoksisilin oleh BPPT dilandasi keprihatinan bahwa hampir 95% BBO yang diperlukan masih harus diimpor. Padahal setiap tahunnya Indonesia harus memproduksi Amoksisilin rata-rata 1.200 ton/tahun. Produk Amoksisilin ini banyak digunakan di Indonesia untuk pengobatan lini utama pada infeksi bakteri gram positif dan gram negatif, yang hingga saat ini masih tinggi jumlahnya di Indonesia.

Amoksisilin ini, sebenarnya pernah diproduksi di Indonesia pada 1987 namun tidak bisa bersaing di pasaran karena biaya produksi yang tinggi. Penyebabnya bahan intermediate 6-APA (6-aminopenicillanic acid) dan Dane Salt (D-p-Hidroksifenilglisin) masih impor. Teknologi produksi Amoksisilin yang dikembangkan oleh BPPT saat ini adalah untuk menghasilkan 6-APA yang selanjutnya dikombinasi dengan Dane Salt yang dikembangkan oleh Farmasi ITB. Selanjutnya dilakukan upscaling sintesa Amoksisilin dari kedua intermediate tersebut. Proses produksi pada skala industri akan dilakukan oleh PT Mersifarma.

 baca juga: 15.019 Siswa MTs/SMP Ikut Seleksi Masuk Madrasah Aliyah Negeri

"Teknologi produksi Amoksisilin ini akan memiliki kandungan lokal tinggi bila dilakukan mulai dari hilir (fermentasi penisilin G) untuk menghasilkan 6-APA secara enzimatis sehingga dapat memutus rantai impor intermediate. Dengan demikian maka pembangunan industri Amoksisilin nantinya akan mampu memberikan nilai tambah terhadap kandungan lokal dan memiliki daya saing serta akan mendorong industri terkait lainnya," harap Soni. (OL-3)

 

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya