MENTERI Luar Negeri era kabinet Indonesia Bersatu Dino Patti Djalal mengatakan kontribusi keberadaan diaspora Indonesia sangat besar. Namun, tantangannya, belum ada pihak yang mengorganisir dan mendata.
Karena itu, ia mendukung wacana pemerintah membentuk Badan Nasional khusus untuk diaspora. Hal itu ia sampaikan pada media seusai menemui Wakil Presiden Republik Indonesia Ma’ruf Amin di kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa (28/1).
Dino mengatakan pendataan terhadap diaspora Indonesia sudah mulai dilakukan. Hanya saja, progres pembentukan badan nasional khusus diaspora belum terealisasi.
Baca juga: Kongres Diaspora Indonesia Bahas Penguatan Sumber Daya Manusia
Dino mencontohkan di Sidney, Australia, ada diaspora Indonesia yang menjadi pengusaha properti yakni Iwan Sumito. Bisnis tersebut sudah mulai masuk ke pasar Indonesia. Ia melihat ada potensi Indonesia membangun jejaring investasi atau ekspor produk dari Indonesia lewat diaspora.
“Tidak hanya ekspor tapi juga investasi teknologi memberikan beasiswa pendidikan, budaya, mendirikan sentral kebudayaan Indonesia tapi mutlak perlu badan nasional diaspora,” imbuhnya.
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) mendata ada 6 juta diaspora Indonesia di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, hanya 2 juta diaspora yang terorganisir.
“Padahal mereka itu dokter, inovator, guru, pengusaha yang mau memberikan sumbangsih tapi belum ada badan yang mengurusi itu,” tukasnya.(OL-5)