Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Pilih Penceramah Edukatif bukan Provokatif

Atikah Ishmah Winahyu
31/10/2019 14:35
Pilih Penceramah Edukatif bukan Provokatif
Pendakwah berceramah saat acara Tabligh Akbar di Mesjid Al-Bantani di Kompleks Pemprov Banten di Serang(ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

GURU Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh Yusny Saby mengungkapkan tidak semua penceramah di Tanah Air memiliki sifat arif/bijaksana. Hal ini terbukti dengan adanya sejumlah penceramah yang justru menyampaikan pesan provokasi pada masyarakat.

"Kenapa dia berbuat begitu, karena dia juga cari makan di situ. Kalau lembut-lembut saja dia nggak dapat duit, nggak diundang lagi. Orang-orang kita kan cenderung senang tema-tema ceramah yang lucu, porno, agitatif/provokatif," tutur Yusny dalam acara Temu Mufakat Budaya Indonesia di Hotel Century Park, Jakarta, Rabu (30/10).

Selain untuk mencari uang, ceramah berbau provokasi juga digunakan untuk kepentingan politik untuk mengumpulkan pendukung serta kepentingan lainnya.

"Kadang-kadang kenapa kita ada usul seharusnya penceramah punya sertifikat, bukan apa-apa, agar dia mencerahkan (umat) bukan memperosokkan. Masalah agama tidak boleh sembarang," tuturnya.

Baca juga: Penceramah Harus Ajarkan Islam Wasathiyah

Agar masyarakat tidak terpapar isu provokatif yang kemudian dapat memecah belah umat, Yusny menyarankan masyarakat lebih berhati-hati dalam memilih penceramah.

Dia menjelaskan, beberapa kriteria penceramah yang baik dan patut didengarkan adalah edukatif, sopan, menghormati orang lain, mampu memberikan pencerahan dan punya sifat toleransi.

"Kalau dia tidak edukatif, tidak toleran, dan provokatif, nggak usah pakai saja itu bukan ajaran agama. Agama itu lembut jangankan pada sesama seagama, yang lain agama pun harus lembut. Ketika anti agama lain, siapapun itu, dia sudah keluar dari jalur agama," pungkasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya