Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Menristekdikti : Nanti Ada Lagi Rektor Asing dari Amerika

Rifaldi Putra Irianto
22/9/2019 15:00
Menristekdikti : Nanti Ada Lagi Rektor Asing dari Amerika
Menristekdikti M. Nasir berfoto bersama rektor asing pertama di Indonesia Jang Youn Cho yang memimpin Universitas Siber Asia(Antara/Fikri Yusuf)

SETELAH rektor asing memimpin Universitas Siber Asia yang baru saja diluncurkan, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tingggi Mohamad Nasir memastikan akan ada perguruan tinggi lainnya di Indonesia yang dipimpin rektor asing.

"Oh ada, pasti ada, yang kemarin itu kan di Bali. Nanti ada lagi rektor asing dari Amerika tapi ini masih tahap negosiasi, " kata Nasir di Plenary Hall Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu, (22/9).

Meskipun ia tak menyebutkan perguruan tinggi mana yang akan dipimpin oleh rektor asing tersebut, Nasir mengatakan nantinya rektor yang disiapkan dari negeri paman sam tersebut akan kembali memimpin perguran tinggi swasta.

"Kalau perguruan tinggi negeri saya harus menata ulang peraturan dulu, Ini masih perguruan tinggi swasta dulu karena kan (perguruan tinggi) swasta tidak perlu aturan yang lebih rinci, kalau (perguruan tinggi) negeri kan ada perarturan pemerintahnya ini akan kami perbaiki dulu, " ucapnya.

Ia menjelaskan, kehadiran rektor asing tersebut merupakan bentuk dari kolaborasi antara perguruan tinggi di Indonesia dengan perguruan tinggi luar negeri untuk meningkatkan pendidikan tinggi di Indonesia yang lebih baik.

Baca juga : Menristekdikti Sebut UTBK dimajukan Baru Sebatas Wacana

"Ini merupakan kolaborasi, yaitu perguran tinggi asing bisa masuk ke Indonesia bersama-sama untuk membangun perguruan tinggi yang baik. Ini merupakan kolaborasi supaya perguruan tinggi kita dapat maju, " jelasnya.

Ia pun optimistis 5-10 tahun kedepan, kolaborasi awal yang dicanangkan pada Universitas Siber Asia dapat menjadikan perguruan tinggi tersebut menduduki peringkat teratas perguruan tinggi di dunia.

"Kolabirasi ini menjadi penting, lihat nanti lima sampai sepuluh tahun kedepan pasti kualitasnya Universitas Siber Asia akan lebih baik lagi, ini kalau nanti berhasil Perguruan Tinggi Negeri (yang menolak) nanti hanya akan gigit jari," tuturnya.

Ia pun mencontohkan, hal tersebut telah terjadi di salah satu Universitas di Arab Saudi.

"Di Arab saudi ada perguruan tinggi tertua yakni King Fahd University of Petroleum and Minerals, awalnya mereka rengking 800 dunia sekarang karena dia berkolaborasi dengan Amerika dan Inggris. Sekarang telah masuk dalam peringkan 189 besar dunia, " imbuhnya.

Sementara itu Menanggapi, pro dan kontra yang terjadi di publik saat ini mengenai keberadaan rektor asing, Nasir pun menggapi dengan santai dan menilai hal tersebut merupakan hal yang biasa.

"Itu hal biasalah pro dan kontra itu, " pungkasnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya