Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
MANAJEMEN sampah tidak dapat dilakukan secara parsial. Hal tersebut harus dilakukan secara terintegrasi dari hulu ke hilir. Pemilahan sampah dari sektor hulu memainkan peran penting dalam upaya mendaur ulangnya dengan prinsip reduce, reuse, dan r
Hal tersebut disadari betul Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rosa Vivien Ratnawati. Menurutnya, jumlah timbulan sampah di Indonesia secara nasional sebesar 175 ribu ton per hari atau setara 64 juta ton per tahun.
Dari profil pengelolaan sampah nasional, sumber sampah yang utama dihasilkan dari rumah tangga sebesar 36%, pasar serta perniagaan memberikan kontribusi timbulan sampah sebesar 38%, dan sisanya 26% berasal dari kawasan, perkantoran, dan fasilitas publik. Setelah sukses dalam gerakan mengurangi sampah plastik dengan menggunakan botol minum dan penggunaan tas belanja yang bukan dari pastik sekali pakai, KLHK meluncurkan Program Gerakan Nasional Pilah Sampah dari Rumah. Program ini diikuti sekitar 1.000 peserta dari sejumlah kementerian dan lembaga, organisasi masyarakat, komunitas, dan masyarakat umum.
Vivien menjelaskan dari gerakan pengurangan sampah sebelumnya memiliki gaung yang luar biasa. Bahkan, saat Idul Adha lalu, surat edaran berisi imbauan KLHK kepada seluruh bupati, wali kota, dan gubernur untuk mengurangi penggunaan kantong plastik dilakukan secara masif di berbagai wilayah.
"Sekarang Indonesia mencanangkan gerakan pemilahan sampah dari rumah karena ini akan mempermudah pengolahan sampah menjadi bahan baku daur ulang. Kita akan mendorong sampah untuk perputaran ekonomi dengan mengurangi sampah dari rumah," tutur Vivian di Parkir Selatan Gelora Bung Karno, Jakarta, kemarin.
Vivian menjelaskan dengan memilah sampah, msyarakat akan memperoleh berbagai keuntungan sekaligus memudahkan proses daur ulang smpah di tahap berikutnya. Pasalnya, banyak sampah yang dapat didaur ulang memiliki nilai ekonomi yang cukup besar.
Masyarakat dapat menyetorkan sampah ke bank sampah dengan memilah terlebih dahulu antara sampah kering dan organik. Dengan menyetorkan sampah kering ke bank sampah, masyarakat memperoleh penghasilan. Sampah organik dapat dijadikan pupuk kompos guna mengurangi sampah di tempat pembuangan akhir (TPA).
"Bank sampah merupakan salah satu yang mengumpulkan dan menyalurkan sampah yang sudah dipilah, meski ada saluran lain, yakni pelapak dan lainnya. Akan tetapi, bank sampah mendorong masyarakat agar mendapatkan keuntungan secara ekonomi ketika dia memilah sampahnya," tutur Vivian.
Ia mencontohkan industri daur ulang kertas kita membutuhkan sekitar 6 juta-7 juta ton sampah kertas. Harga sampah kertas sekitar Rp2,5 juta per ton sehingga nilainya dapat mencapai Rp16 triliun setahun. Nilai ekonomi ini belum termasuk plastik, logam, karet, kaca, atau sampah organik.
Dorong pemerintah daerah
Berdasarkan data KLHK, dari total sampah sebesar 64 juta ton per tahun, komposi organik (sisa makanan dan sisa tumbuhan) sebesar 50%, plastik sebesar 15%, dan kertas sebesar 10%. Sisanya terdiri atas logam, karet, kain, dan kaca.
Dari total timbulan sampah plastik, yang didaur ulang diperkirakan baru 10%-15%, sekitar 60%-70% ditimbun di TPA, dan 15%-30% belum terkelola dan terbuang ke lingkungan, terutama perairan, seperti sungai, danau, pantai, dan laut. Salah satu penyebab sampah yang tidak terkelola tersebut, yaitu pengelolaan dari hulu yang masih tercampur sehingga tidak dapat diolah dengan optimal.
"Nanti sampah yang sudah dipilah akan diambil secara khusus juga. Dengan peluncuran kegiatan hari ini, kami mendorong pemerintah daerah melakukan pemungutan sampah secara terpilah. Misalnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menyediakan truk yang terpilah dengan jadwal pengambilan sesuai dengan jenis sampahnya. Selain itu, bank sampah menjadi alternatif pengolektifan sampah," terang Vivian.
Agar gerakan itu menjadi masif, KLHK akan memberikan surat edaran kepada seluruh pemerintah daerah. Selain itu, KLHK melakukan sosialisasi secara regional untuk mendorong gerakan pilah sampah. Untuk wilayah regional masih akan dipilih. Namun, rencananya hingga akhir tahun baru ada empat regional yang akan menjadi tempat sosialisasi hal itu terlebih dahulu, yakni Bali, Nusa Tenggara, Jawa, dan Kalimantan.
Dalam kesempatan itu, Asisten Deputi Pelestarian Lingkungan Hidup Kementerian Koordinator Perekonomian, Dida Gardera, mengungkapkan kini sampah bukan lagi menjadi hal yang harus disingkirkan, melainkan harus dikelola karena memiliki nilai ekonomi yang besar.
"Mungkin 20-30 tahun yang lalu sampah menjadi masalah, tetapi semenjak 10 tahun terakhir, khususnya 3-4 tahun terakhir, sampah menjadi salah satu sumber daya. Kalau dulu dari sisi ekonomi merugikan, sekarang justru rugi kalau tidak memanfaatkan sampah. Syaratnya, memilah sampah dari rumah. Dengan begitu, ekonomi kita akan tumbuh," ujar Gardera.
Eyang Titiek Puspa yang turut hadir pun tidak kalah vokal dalam menyuarakan gerakan memilah sampah. Menurutnya, memilah sampah merupakan upaya melestarikan lingkungan dan menjaga keindahan Indonesia hingga generasi mendatang. Bahkan dalam kesempatan tersebut, Titiek Puspa sengaja menciptakan lagu khusus tentang memilah dan mengelola sampah.
Tiga pendekatan
Vivian menyadari dalam mengatasi persoalan sampah di Indonesia tidak dapat hanya mengandalkan satu metode. Perlu pendekatan yang berbeda-beda, tapi dilaksanakan secara bersama dan masif.
Indonesia, menurutnya, memiliki tiga pendekatan dalam penanganan sampah. Pertama, mengurangi penciptaan sampah. Caranya dengan gerakan mengurangi sampah.
Kedua, gerakan perputaran ekonomi dengan daur ulang sampah. Caranya, membantu perusahaan daur ulang dengan memilah sampah dan menggunakan bank sampah sehingga mendorong suplai bahan baku. Dengan demikian, kita tidak perlu melakukan impor sampah untuk mencukupi bahan bakunya.
Terkait dengan bank sampah, Vivian mengungkapkan jumlahnya ada sekitar 8.000-an unit di seluruh indonesia. Namun, ia mengakui masih ada bank sampah yang koneksinya dengan perusahaan off taker belum optimal. Karenanya, KLHK akan membantu daerah tersebut mengoneksikan dengan industri atau perusahaan off taker dari sampah yang sudah dipilah.
"Kami berharap industri daur ulang dapat juga membantu kami agar mereka punya koneksi dengan bank sampah yang ada di seluruh Indonesia. Bank sampah tidak akan berguna kalau mereka tidak terkoneksi dengan off taker-nya, dalam hal ini pabrik daur ulang atau perusahaan yang mau menggunakan kembali kemasan bekas pakai untuk didaur ulang atau kita sebut extended producer responsibility," papar Vivian.
Vivian juga menyebutkan pihaknya juga akan memfokuskan pada daerah wisata 10 Bali baru. Soalnya, daerah pariwisata memiliki banyak sampah plastik, seperti botol minum, dan semua dapat menjadi uang.
Pendekatan ketiga, menggunakan teknologi tinggi, yakni waste to energy atau mengonversi sampah menjadi listrik. Presiden sudah menunjuk 12 kota untuk membangun alat pengolah sampah menjadi listrik.
Vivian mengakui penggunaan teknologi tinggi itu berbiaya mahal. Solusinya, pihaknya hanya menggunakan hal tersebut di sejumlah daerah. (S3-25)
SAENGGOK Land fill atau tempat pembuangan sampah yang berlokasi di Distrik Gangseo, Korea Selatan bisa menjadi salah satu contoh bagaimana tempat pembuangan sampah diubah menjadi aestetik
Junkie’s, Mesin Pemilah Sampah Karya Siswa SMA Menginpirasi Peserta Charity Gala Wonderful Indonesia
"Target kami selama 100 hari ke depan, 840 RW yang belum punya bank sampah, belum membentuk bank sampah, wajib membentuk bank sampah tersebut,"
Gerakan ini mengajak perempuan di seluruh Indonesia untuk menjadi agen perubahan dalam pengelolaan sampah dengan menerapkan gaya hidup sadar sampah.
PEMERINTAH Kota Denpasar, Bali, akan memberlakukan Perda Nomor 8 Tahun 2023 tentang Pemilahan Sampah Organik dan Anorganik. Perda ini akan berlaku efektif sejak 1 Oktober 2024.
Jika sampah tidak dipilah sesuai aturan, sampah tersebut tidak akan diangkut oleh petugas.
Kelola limbah domestik dengan efektif! Panduan praktis pengelolaan sampah rumah tangga untuk lingkungan bersih dan sehat.
Program ini merupakan bagian dari upaya mengedukasi masyarakat untuk terbiasa memilah sampah rumah tangga.
Tim penegakan hukum akan berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat untuk tindakan lebih lanjut
Eco-enzyme juga memiliki manfaat ekologis yang luas, seperti mengurangi polusi dan menghasilkan enzim-enzim yang mampu menetralkan zat kimia berbahaya di lingkungan.
Rendahnya nilai ekonomi limbah botol plastik yang rendah lantaran pihaknya langsung menjual kepada pengepul tanpa proses pengolahan lebih lanjut.
Sebanyak 91% masyarakat sudah menggunakan tas pengganti kantong plastik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved