Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Ruang Publik Harus Lebih Banyak Diisi dengan Puisi

Mediaindonesia.com
05/9/2019 11:20
Ruang Publik Harus Lebih Banyak Diisi dengan Puisi
Perwakilan AGBSI, Jajang Priyatna dan Dian Ratri ketika mengumumkan lomba kritik puisi esai karya Denny JA di Jakarta, Rabu (4/9).(Ist)

ASOSIASI Guru Bahasa dan Sastra Indonesia (AGBSI) baru saja menggelar lomba kritik puisi esai di Pusat Dokumentasi HB Jassin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Kamis (4/9).

Sejak Pemilihan Kepala Daerah Jakarta 2017 hingga Pemilihan Umum Presiden 2019, dan kini isu Papua, ruang publik dihinggapi banyak polusi. Terlalu banyak hoaks, kemarahan, kebencian, pembelahan politik, dan primordialisme agama di ruang publik.

Hal itu diungkapkan pengamat sekaligus konsultan politik, Denny Januar Ali atau akrab disapa Denny JA. Menurutnya, warga negara seolah hanya sibuk dengan isu kekuasaan.

"Seolah manusia disempitkan menjadi kita melawan mereka. Warga negara seolah hanya disibukkan dengan isu kekuasaan. Banyak keluarga, kawan, komunitas yang pecah hanya gara-gara politik," kata pendiri lembaga survei LSI Denny JA itu melalui keterangan tertulis, Kamis (5/9).

Ia pun mengutip pernyataan mendiang John F Kennedy, mantan Presiden Amerika Serikat.

“Ketika politik menyempitkan perhatian manusia, puisi datang meluaskannya kembali. Ketika kekuasaan mengotori jiwa, puisi membersihkan," ujar Denny.

Sementara itu, mewakili AGBSI, Dian Ratri dan Jajang Priyatna, menyampaikan latar belakang AGBSI memeriahkan Bulan Bahasa yang jatuh pada Oktober dengan kegiatan lomba kritik sastra.

Dian mengatakan pada Oktober juga diperingati Hari Sumpah Pemuda setiap tanggal 28, yang mana salah satunya ialah ikrar berbahasa satu, Bahasa Indonesia.

 

Baca juga:  Kesetiakawanan Sosial Modal Penting Atasi Tantangan Pembangunan

 

"Sejak 1960-an Oktober sudah pula diperingati menjadi Bulan Bahasa. Tapi bahasa pun perlu terus dimartabatkan. Literasi perlu ditumbuhkan. Minat membaca satra perlu disuburkan," katanya.

Karena itu, AGBSI mengambil peran menyemarakkan Bulan Bahasa dengan lomba kritik sastra. Adapun karya sastra yang dipilih kali ini, empat buku puisi esai karya Denny JA.

Dian juga mengungkapkan alasan karya Denny JA yang dipilih sebagai tema kritik sastra. Menurut dia, tahun belakangan ini, dunia sastra bergonjang ganjing dengan kontroversi puisi esai karya Denny JA.

"Terjadi pro dan kontra yang mahahebat. Namun, buku puisi esai terus diterbitkan. Hingga hari ini sudah terbit lebih dari 80 buku puisi esai," kata Dian.

Ia menuturkan sudah lebih dari 200 penulis dari Aceh hingga Papua menulis puisi esai. Bahkan, penyair Asia Tenggara, dari Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, dan Singapura juga menerbitkan puisi esai.

"Ini yang membuat puisi esai menjadi topik yang hangat dan kontroversial untuk lomba kritik sastra tahun ini," tuturnya.

Pengumuman lomba kritik puisi esai juga disemarakkan oleh acara Titian Muhibbah Sastra antara Malaysia dan Indonesia. Sejumlah penyair Malaysia ikut hadir. Diselenggarakan pula diskusi sastra. (RO/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik