Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Menristekdikti: Ide Rektor Asing tidak Tabrak Nasionalisme

Dhika Kusuma Winata
02/8/2019 12:43
Menristekdikti: Ide Rektor Asing tidak Tabrak Nasionalisme
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir(MI/MOHAMAD IRFAN)

MENTERI Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir angkat bicara mengenai polemik rencana mendatangkan rektor asing untuk memimpin perguruan tinggi Tanah Air.

Ia menegaskan hal itu tidak berkaitan dengan isu nasionalisme. Menurutnya, mendatangkan rektor asing sudah menjadi praktik lumrah di berbagai negara.

"Jangan skeptis melihat sesuatu dari soal marwah dan harga diri. Nasionalisme dan kebangsaan tentu tetap harus dijaga. Kita harus membuka diri jangan menutup diri supaya perguruan tinggi kita berkelas dunia," ujar Nasir di Jakarta, Jumat (2/8).

Ia menyebut rencana tersebut lebih didorong motivasi meningkatkan kompetisi dan daya saing perguruan tinggi di dalam negeri.

Negara-negara lain pun menggunakan cara yang sama untuk meningkatkan kualitas dan peringkat perguruan tinggi secara global.

"Rektor atau dosen asing di banyak negara bukan hal aneh. Itu untuk meningkatkan daya saing. Kalau kita tidak pernah mengompetisikan diri di tingkat dunia mana mungkin kita akan jadi perguruan tinggi kelas dunia," ucapnya.

Baca juga: Gara-Gara Rencana Impor Rektor, Menristekdikti Dirundung

Ia mencontohkan King Fahd University of Petroleum and Minerals di Arab Saudi yang mendatangkan pejabat dan dosen asing.

Menurut Nasir, posisi kampus tersebut pada peringkat global dulu tidak bisa tembus ke 500 besar dunia. Namun, setelah mendatangkan dosen asing, kampus tersebut kini naik peringkat ke posisi 189 dunia.

"Ternyata pejabat kampus dan dosen di sana 40% dari asing. Ini contoh best practise-nya yang perlu kita pelajari," ungkapnya.

Sebelumnya, rencana tersebut juga menuai kritik. Rencana impor rektor asong itu dinilai mengecilkan peran sumber daya yang ada di Indonesia sendiri. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya