Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
KELUARGA besar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengaku merasa sangat kehilangan atas meninggalnya Sutopo Purwo Nugroho saat menjalani pengobatan kanker paru-paru di Guangzhou, Tiongkok, Minggu (7/7) dini hari.
Keluarga besar BPNB menyebut almarhum Sutopo sebagai pahlawan kemanusiaan atas sumbangsih dan dedikasinya yang luar biasa dalam menyampaikan kabar kebencanaan meski di saat yang bersamaan sedang berjuang melawan sakitnya.
"Keluarga besar BNPB sangat berduka atas wafatnya Pak Topo. Beliau adalah pahlawan kemanusian yang tetap melayani publik walaupun dalam keadaan sakit, dengan semangat kerja dan pengabdian yang luar biasa," ungkap Humas BNPB dalam keterangan tertulis, Minggu (7/7).
Atas jerih payahnya, almarhum Sutopo juga dinilai telah ikut membesarkan nama BNPB yang dibentuk sejak 2008.
Baca juga: Jenazah Pak Topo Dijadwalkan Tiba di Jakarta Pukul 20.30 WIB
Tidak sampai di situ, almarhum Sutopo juga dinilai telah ikut menorehkan prestasi BNPB dikancah internasional. BNPB berhasil meraih juara pertama pada United Nations Public Service Award (UNPSA) 2019 yang diselenggarakan oleh PBB.
"Pak Topo juga telah mengharumkan nama Indonesia dalam sejumlah karyanya antara lain penghargaan tertinggi yang diterima RI di Baku, Azerbaijan, dari UN di Bidang Inovasi Kebencanaan melaui Petabencana adalah salah karya Pak Topo," papar Humas BNPB.
Terakhir, segenap doa tidak lupa turut dipanjatkan oleh keluarga besar BPNB kepada almarhum Sutopo yang telah menjadi bagian dari BPNB sejak tahun 2010.
"Semoga almarhum mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT, diterima semua amal ibadahnya dan diampuni salah dan dosanya, dan keluarga yang ditinggal diberikan ketabahan. Amin," tutup Humas BNPB. (OL-2)
BNP segera melaksanakan arahan dari Presiden Prabowo Subianto dengan melakukan koordinasi lintas kementerian dan lembaga untuk mempercepat penanganan darurat karhutla di Kalimantan Barat.
BNPB meminta warga Kabupaten Flores Timur untuk tidak kembali ke kampung halaman atau kawasan rawan bencana (KRB) menyusul erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki
Pemerintah Provinsi Kalbar mencatat luas area terdampak kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah tersebut mencapai 1.149,02 hektare, per 31 Mei 2025.
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat di wilayah pesisir untuk tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gempa dan tsunami yang dapat terjadi kapan saja.
Sasaran target OMC pada awan potensial di atas areal gambut yang rawan terbakar, di antaranya di atas lahan gambut di Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjungjabung Timur
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Abdul Muhari meminta masyarakat untuk tidak meremehkan tsunami 50 cm akibat gempa Rusia karena tetap bisa membunuh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved