Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
KEPALA Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dinilai sukses menjalankan tugasnya sebagai seorang humas. Padahal dia tidak memiliki latar belakang pendidikan ilmu komunikasi.
"Pak Topo (sapaan akrab Sutopo) bukan Humas yang berlatar belakang pendidikan ilmu komunikasi. Pak Topo juga tidak pernah belajar kehumasan secara akademis. Tapi dirinya memegang prinsip-prinsip yang filosofis selama menjadi seorang Humas. Dalam hal ini, khususnyam pada fungsi penyampai informasi dan edukator publik," ungkap Ketua Umum Ikatan Pranata Humas Indonesia (Iprahumas) Dyah R Sugiyanto dalam keterangan resmi yang diterima Media Indonesia, Minggu (7/7).
Menurut Dyah, Pak Topo telah membuktikan dirinya sukses menjadi sains komunikator yang komunikatif, disiplin, dan adaptif.
Baca juga: Di Video Terakhir, Sutopo Minta Didoakan dan Maaf
"Menyampaikan informasi bencana itu bukan hal yang mudah. Pak Topo menyadarkan kita, bangsa Indonesia, untuk saling peduli dalam kondisi krisis saat dan paska terjadinya bencana. Karena penanganan bencana mulai dari pra hingga paska membutuhkan kerja bersama, bukan ego sektoral," tegas Dyah.
"Selamat jalan Pak Sutopo, do'a kami menyertai kepergianmu," pungkasnya.
Kepala Pusat Data dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho meninggal dunia, Minggu (7/7) pukul 02.00 waktu Guangzhou, Tiongkok.
Pria yang akrab disapa dengan Pak Topo itu meninggal dunia dalam proses perawatan penyakit kankernya di Tiongkok. (OL-2)
BNP segera melaksanakan arahan dari Presiden Prabowo Subianto dengan melakukan koordinasi lintas kementerian dan lembaga untuk mempercepat penanganan darurat karhutla di Kalimantan Barat.
BNPB meminta warga Kabupaten Flores Timur untuk tidak kembali ke kampung halaman atau kawasan rawan bencana (KRB) menyusul erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki
Pemerintah Provinsi Kalbar mencatat luas area terdampak kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah tersebut mencapai 1.149,02 hektare, per 31 Mei 2025.
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat di wilayah pesisir untuk tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gempa dan tsunami yang dapat terjadi kapan saja.
Sasaran target OMC pada awan potensial di atas areal gambut yang rawan terbakar, di antaranya di atas lahan gambut di Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjungjabung Timur
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Abdul Muhari meminta masyarakat untuk tidak meremehkan tsunami 50 cm akibat gempa Rusia karena tetap bisa membunuh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved