Presiden Ajak Masyarakat Bangun Budaya Bersarung

Rudy Polycarpus
04/3/2019 06:45
Presiden Ajak Masyarakat Bangun Budaya Bersarung
(MI/ROMMY PUJIANTO)

PRESIDEN Joko Widodo meng­ajak masyarakat menggemakan pemakaian sarung produksi nasional.

Pasalnya, kata Presi­den, sarung merupakan budaya autentik bangsa yang cuma ada di Indonesia.

“Inilah kekayaan budaya yang tidak dimiliki bangsa dan negara lain. Oleh sebab itu, saya akan ajak nantinya setiap hari tertentu dalam sa­tu bulan kita memakai sarung bersama-sama,” ujarnya saat menghadiri Festival Sarung In­­donesia 2019 di Gelora Bung Karno, Jakarta, kemarin.

Dalam acara itu hadir Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Sri ­Adiningsih, dan Ketua Umum Panitia Pelaksana Festival Sa-rung Indonesia IGK Manila.

Dalam kesempatan itu, Presiden menge­nakan sarung songket berwarna merah khas Dongga­la. Presiden Jokowi mengapresia­si keragaman sarung nasional.

Ia berharap masyarakat dapat memberikan penghar­ga­an dan apresiasi terhadap karya-karya yang dipamerkan dalam festival itu.

Oleh sebab itu, Jokowi mengatakan akan menentukan hari tertentu dalam satu bulan untuk memakai sarung bersa­ma-sama.

“Bisa seminggu ­se­ka­li, bisa dua minggu sekali, bisa ­sebulan sekali. Kita lihat ­nanti.”

Presi­den dan Ibu Negara ­Iriana Joko Widodo tampak kom­pak mengenakan kemeja putih lengan panjang dan bersarung warna merah marun. Setibanya di tempat acara, keduanya terlebih dahulu me­­ninjau stan-stan dalam acara itu.

Ia juga belajar menenun kain didam­pingi penenun asal Gresik, Syam­sudin.

Sebelumnya, sedikitnya 10 ribu orang dari berbagai ka­­langan ambil bagian dalam Festival Sarung Tenun Ikat dan Musik Daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dipusatkan di area car free day (CFD) Jalan El Tari Kupang, Sabtu (2/3).

Kegiatan yang digelar De­wan Kerajinan Nasional Dae­rah (Dekranasda) NTT itu bertujuan mempromosikan dan melestarikan sarung tenun ikat dan produk tenun ikat lain­nya sekaligus mendorong pemberdayaan ekonomi ma­sya­rakat.

Ketua Dekranasda NTT Ju­­li Laiskodat mengatakan fes­­tival itu di­­­ha­­rapkan dapat memberikan pen­­didikan kepada ge-nerasi muda sehingga mereka bisa turut melestarikan tenun ikat yang merupakan warisan budaya NTT.

“Kita juga mendorong pe­me­rintah daerah mengeluarkan aturan yang mewajibkan seluruh pegawai yang bertu­­gas di luar daerah untuk me­­ngenakan sarung tenun ikat,” kata Juli Laiskodat. (Pol/PO/X-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya