Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Demi Film Pengepungan di Bukit Duri, Joko Anwar Sulap Bangunan Bersejarah Jadi SMA

Rifaldi Putra Irianto
20/3/2025 14:48
Demi Film Pengepungan di Bukit Duri, Joko Anwar Sulap Bangunan Bersejarah Jadi SMA
Poster Film Pengepungan di Bukit Duri(Dok. Come and See Pictures)

SUTRADARA Joko Anwar tidak main-main dalam menggarap film terbarunya yakni Pengepungan Di Bukit Duri. Joko bahkan harus menyulap sebuah bangunan bersejarah di kota Bandung untuk diubah menjadi set Sekolah Menengah Atas (SMA) Bukit Duri.

Set sekolah SMA Bukit Duri, yang menjadi salah satu latar di film, dibangun di atas bangunan bersejarah, Laswi Heritage. Desainer produksi membangun sekitar 22 titik set sekolah mulai dari ruang kelas, ruang kepala sekolah, lorong, hingga ruang security.

“Set sekolah di film Pengepungan di Bukit Duri adalah sebuah sekolah yang dalam cerita awalnya berupa penjara, lalu direnovasi dan dialihfungsikan sedemikian rupa sehingga bisa digunakan sebagai sekolah,” kata Joko Anwar dalam keterangan pers yang diterima, Kamis (20/3).

Pada set lain, Joko bersama Tim produksi juga mendesain sebuah latar pecinan underground yang mengindikasikan sebuah kemunduran meski secara latar waktu film ini mengambil kisah Indonesia masa depan. Tim dengan sedemikian rupa mendesain set yang terlihat kelam seperti mengalami kemunduran zaman, dengan gambaran sampah berserakan, coretan di berbagai tempat umum, hingga dunia luar yang terlihat berantakan.

“(set ditampilkan) Lebih rusuh, lebih banyak orang yang berani mengekspresikan diri tapi tidak dengan cara yang benar. Jadi banyak terjadi perusakan di mana-mana,” sambung Desainer Produksi Film Pengepungan di Bukit Duri, Dennis Sutanto.

Bukan hanya soal set, Joko Anwar mengatakan setiap karakter yang ada di film tersebut dihadirkan sebagai gambaran dari manusia yang sebetulnya tidak jahat. Namun, mereka hanya terjebak pada sebuah ketidakberuntungan.

Film ini memiliki nuansa yang kelam dalam mengemas Indonesia di masa mendatang, hal ini Joko hadirkan sabagai ajakan kepada penonton untuk berefleksi terhadap situasi Indonesia saat ini.

“Dunia di film ini tidak jauh dari Indonesia sekarang. Namun kami mengamplifikasi pesan tentang bagaimana seandainya trauma tidak diobati dan mengakibatkan bangsa kita berjalan ke arah yang lebih buruk dari sekarang. Kami ingin membuat sebuah film yang bercerita bagaimana suatu bangsa bisa hancur karena tidak ada respek satu sama lain,” jelas Joko.

Adapun, Film Pengepungan di Bukit Duri adalah produksi bersama studio Hollywood Amazon MGM Studios dan Come and See Pictures yang akan tayang di jaringan bioskop Indonesia pada 17 April 2025. Film ini dibintangi oleh Morgan Oey, Omara Esteghlal, Hana Malasan, Fatih Unru, Satine Zaneta, Dewa Dayana, Florian Rutters, Faris Fadjar Munggaran, Sandy Pradana, Raihan Khan, Farandika, Millo Taslim, Sheila Kusnadi, Shindy Huang, Kiki Narendra, dan Landung Simatupang.

Film “Pengepungan di Bukit Duri” mengikuti kisah Edwin (Morgan Oey), seorang guru seni di sebuah SMA. Sebelum kakaknya meninggal, Edwin berjanji untuk menemukan anak kakaknya yang hilang. Pencarian Edwin membawanya menjadi guru di SMA Duri, sekolah untuk anak-anak bermasalah. Di sana, Edwin harus berhadapan dengan murid-murid paling beringas sambil mencari keponakannya.

Ketika akhirnya ia menemukan anak kakaknya, kerusuhan pecah di seluruh kota dan mereka terjebak di sekolah, melawan anak-anak brutal yang kini mengincar nyawa mereka. (M-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya