Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Haico Van der Veken Menghidupkan Karakter Tania dalam Film Ketindihan: Perjalanan Emosi dan Teror Mistis

Siti Haerani
07/1/2025 04:19
Haico Van der Veken Menghidupkan Karakter Tania dalam Film Ketindihan: Perjalanan Emosi dan Teror Mistis
Aktris Haico Van der Veken saat konferensi pers film Ketindihan di Epicentrum XXI, Senin (6/1).(MI/Siti Haerani)

AKTRIS Haico Van der Veken membawa penonton pada perjalanan emosional dan mistis melalui perannya sebagai Tania dalam film Ketindihan, yang akan tayang pada 9 Januari 2025. 

Dalam film ini, Tania adalah seorang atlet tenis muda yang menghadapi berbagai tekanan emosional, hubungan keluarga yang kacau, dan teror mistis yang semakin mencekam.

Menurut Haico, salah satu hal yang menarik dari perannya sebagai Tania adalah bagaimana konflik yang dihadapinya terus berkembang dan semakin kompleks sepanjang cerita. 

"Tantangan terbesar bagi saya adalah mendalami emosi Tania dan bagaimana ia bereaksi terhadap setiap masalah yang muncul. Karakter Tania mengalami banyak tekanan, baik dari keluarga maupun hubungan pribadi, yang semakin memperburuk kondisinya," ungkap Haico dalam Press Conference Film Ketindihan di Epicentrum XXI, Senin (6/1).

Tania adalah seorang atlet tenis yang sangat berbakat, namun di balik pencapaiannya, ia menyimpan rasa kesepian yang mendalam. Ayahnya, Beni (Donny Damara), melihatnya hanya sebagai seorang atlet, bukan sebagai anak perempuan yang membutuhkan perhatian dan kasih sayang. 

Sementara ibunya, Samantha (Wulan Guritno), lebih terobsesi pada penampilan luar dan kecantikan, mengabaikan keluarga dan kebutuhan emosional Tania. 

Kesepian Tania semakin diperburuk oleh hubungannya dengan Coki (Kevin Ardilova), kekasih yang toxic, yang semakin memisahkannya dari dunia luar.

Dalam Ketindihan, Haico menggambarkan bagaimana kesepian ini akhirnya menjadi titik pertemuan antara Tania dan entitas mistis yang semakin menghantui hidupnya. Teror dari Beuno, jin mitos Aceh yang dipanggil oleh Tania dan teman-temannya, serta arwah teman dekatnya, Nurul (Luana Dutra), membawa ketegangan horor yang menghantui sepanjang film. 

"Yang saya suka dari Ketindihan adalah perpaduan antara drama dan horor yang sangat kuat. Kedua elemen tersebut tidak hanya ditonjolkan, tetapi juga disatukan dengan harmonis, menciptakan sebuah film drama-horor yang solid," kata Haico.

Karakter Tania yang kompleks dan penuh tantangan ini begitu relevan dengan banyak orang. Sebagai seorang remaja yang merasa terabaikan dan tak dimengerti oleh keluarga dan lingkungannya, Tania menjadi simbol perjuangan dalam mencari identitas dan pengakuan. 

Keputusannya untuk terhubung dengan dunia mistis bukanlah sebuah langkah yang mudah, melainkan hasil dari perjuangannya untuk mencari makna dalam hidup yang penuh kesendirian.

Haico mengungkapkan, "Saya yakin banyak penonton yang bisa merasakan keterkaitan dengan perjuangan Tania. Semua orang mungkin pernah merasa kesepian atau tertekan oleh ekspektasi orang lain, dan saya berharap penonton bisa merasakan kedalaman emosi yang saya coba bawa dalam karakter ini."

Melalui film Ketindihan, Haico tidak hanya menghidupkan karakter yang berjuang melawan teror mistis, tetapi juga menggali tema-tema besar tentang hubungan keluarga, pencarian jati diri, dan ketegangan emosional. 

Dengan akting yang mendalam dan penuh nuansa, Haico berhasil membawa karakter Tania hidup di layar lebar, memberikan penonton sebuah pengalaman yang menggugah emosi, penuh ketegangan, dan membawa mereka pada sebuah perjalanan refleksi diri yang kuat. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya