Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Seniman dan Komunitas Suarakan Isu Keberlanjutan Bali di Jimbafest 2024

Ihfa Firdausya
26/10/2024 15:44
Seniman dan Komunitas Suarakan Isu Keberlanjutan Bali di Jimbafest 2024
Konferensi pers Jimbafest 2024: Music, Art & Bali Charm(MI/Ihfa Firdausya)

PERHELATAN seni dan budaya Jimbafest 2024: Music, Art & Bali Charm digelar pada 26-27 Oktober 2024 di Jimbaran Hub, Bali. Kegiatan yang melibatkan seniman, komunitas, dan masyarakat dari seluruh kalangan ini menjadi momen penting dalam mengekspresikan kreativitas dan identitas budaya Bali melalui beragam karya seni dan aktivitas.

Tidak sekadar festival seni dan budaya, Jimbafest 2024 menginisiasi gerakan bersama untuk makin peduli terhadap keberlanjutan Bali dengan menjaga kelestarian alam dan budayanya.

Pengunjung dapat menikmati dua hari penuh makna dengan suguhan beragam karya seni, mulai dari pertunjukan musik, seni rupa, seni tari, dan berbagai program lainnya.

Jimbafest 2024 menghadirkan para seniman dan komunitas yang istimewa seperti The Adams, Soulvibe, dan Pamungkas. Selain itu, Dwiki Dharmawan, maestro jazz Indonesia, akan berkolaborasi dalam sebuah proyek spesial bersama Neida Aleida dan para musisi senior Bali.

Kolaborasi ini dirancang sebagai kampanye kreatif yang menggugah  publik tentang urgensi pelestarian alam dan budaya Bali melalui musik yang inspiratif.

Jimbafest 2024 memiliki fokus yang lebih spesifik dengan menyoroti isu-isu terkini, khususnya kondisi Bali yang terus mengalami perubahan dari berbagai sisi. Salah satunya sektor pariwisata.

Meskipun sektor pariwisata berkontribusi besar terhadap ekonomi di Bali, namun dampaknya terhadap lingkungan juga perlu mendapat perhatian. Sebut saja kemacetan, degradasi lingkungan, kelangkaan air bersih, erosi budaya, serta pengelolaan sampah.

CEO Jimbaran Hijau dan Founder Jimbafest Putu Agung Prianta menjelaskan, Jimbafest 2024 akan menyampaikan dan menggambarkan kondisi alam dan budaya Bali tersebut secara jujur melalui perspektif seni.

“Kami berharap setiap karya yang dihadirkan dalam Jimbafest akan berbicara dan menggugah kesadaran tentang keindahan sekaligus tantangan yang dihadapi Bali saat ini,” kata Agung dalam keterangan resmi, Sabtu (26/10).

Untuk itu, Agung sangat mengapresiasi partisipasi para seniman yang memeriahkan helatan Jimbafest 2024. Karya mereka dinilai tidak hanya akan menginspirasi masyarakat lokal, tetapi juga memiliki potensi untuk menggaungkan pesan pelestarian budaya dan lingkungan Bali ke pentas dunia.

“Kami percaya bahwa seni memiliki kekuatan untuk menghubungkan orang-orang dari berbagai latar belakang, menciptakan jembatan untuk menyuarakan isu-isu penting yang harus menjadi tanggung jawab bersama,” imbuh Agung.

Salah satu ekspresi kreatif seniman yang ditunjukkan dalam Jimbafest 2024 adalah pameran seni rupa Crisis. Kegiatan itu melibatkan karya-karya dari 13 seniman dengan menawarkan penafsiran mendalam mengenai permasalahan dan tantangan yang tengah dihadapi Bali maupun situasi global.

Seniman dari Indonesia yang menampilkan karyanya antara lain Made Wianta, Made Bayak, Gilang Propagila, Jango Pramartha, Wayan Upadana dan Arkiv Vilmansa. Adapun seniman dari Australia yang ikut berpartisipasi antara lain Paul Trinidad, Jon Terry, Jerremy Blank, Antony Muia, dan Vladimir Todorovic. Lalu ada juga Stephan Spicher yang merupakan seniman asal Switzerland.

Kurator Crisis Visual Art Exhibition Yudha Bantono mengungkapkan karya-karya seniman yang terlibat dalam pameran semuanya menunjukkan kekuatan dalam membawa gagasan penting bagi isu keberlanjutan Bali dan juga dunia. Selain bertujuan untuk membangun ruang berkomunikasi yang kritis dan sebagai pengingat, pameran ini diharapkan dapat membangun ruang kesadaran bagi pengunjung Jimbafest 2024 maupun masyarakat Bali yang lebih luas.

“Melalui karya-karya ini, diharapkan khalayak luas dapat memahami makna di balik tindakan seniman dan merespons situasi global yang tidak selalu tampak, tetapi memiliki dampak signifikan,” ujar Yudha. (Ifa)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya