Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KEHIDUPAN seniman tentunya unik dan menarik. Mulai dari masa lalu si seniman, proses pencarian jati diri mereka, sampai proses kreatif di balik karya-karya masterpiece mereka.
Kehidupan tentang seniman sendiri bisa kita pelajari lewat film. Ada sejumlah film yang menceritakan bagaimana kehidupan seorang seniman.
Basquiat merupakan salah satu pelukis legendaris dunia. Dia dikenal sebagai salah satu pencetus genre ekspresionisme dalam dunia seni lukis. Kisah seniman asal Amerika Serikat ini lantas diangkat ke dalam sebuah film yang dirilis pada 1996 lalu.
Film yang disutradarai Julian Schnabel ini mengangkat kisah Basquiat secara lengkap. Mulai dari perjalanan kariernya sebagai pelukis jalanan, pertemuannya dengan Andy Warhol, hingga ketergantungannya terhadap obat-obatan terlarang.
Selain Basquiat, ada satu pelukis legendaris lainnya yang berasal dari Amerika. Paul Jackson Pollock adalah pelukis yang kami maksud. Seniman yang biasa dipanggil Pollock itu dikenal luas dengan gaya drip style yang dia usung.
Kisah hidup pelukis kelahiran 28 Januari 1912 ini diangkat ke dalam sebuah film pada 2000 silam. Film yang berjudul “Pollock” itu dengan detail menggambarkan perjalanan hidup seorang Pollock. Mulai dari perkenalannya dengan dunia seni lukis, hingga peristiwa kematiannya.
Dua tahun setelah Pollock dirilis, muncul satu film tentang seniman yang layak ditonton. Frida adalah film yang kami maksud. Film ini terinspirasi dari perjalanan hidup Frida Kahlo. Seorang pelukis wanita kelahiran Meksiko.
Film besutan Julie Taymor ini dimulai dari kecelakaan Frida Kahlo di kala usianya menginjak 18 tahun. Kecelakaan tersebut membuat Frida tubuhnya tertusuk tiang logam dan menghasilkan bekas luka di tubuhnya. Meski menimbulkan luka di tubuh dan jiwa, peristiwa traumatis tersebut justru menjadi asal mula perkenalan Frida dengan seni lukis.
Ini adalah film yang mengisahkan seorang Vincent van Gogh. Pelukis terkenal dunia kelahiran Belanda. Film ini secara khusus mengisahkan beberapa karya terbaik van Gogh, serta kisah kematiannya yang misterius.
Tak seperti beberapa film sebelumnya, film satu ini dibuat dalam bentuk animasi. Uniknya, animasi yang diciptakan film ini dibuat dari lukisan berbahan dasar cat minyak. Bila ditotal, ada sebanyak 65 ribu frame lukisan yang dipakai untuk film Loving Vincent ini.
Semua lukisan pada film ini dibuat dengan memakai gaya pelukisan van Gogh. Film besutan Dorota Kobiela ini dirilis di seluruh dunia pada 2017. Khusus untuk Indonesia, film yang diproduksi di Polandia tersebut baru tayang dibioskop setahun setelahnya.
My Left Foot adalah film drama biografi yang dirilis 1989 silam. Film besutan Jim Sheridan ini mengisahkan kisah hidup Christy Brown; seorang penulis dan pelukis asal Irlandia. Di film ini, sosok seniman asal Irlandia itu diperankan dengan baik oleh Daniel Day-Lewis.
Christy Brown merupakan seniman yang menderita cerebral palsy dan hanya bisa berkarya lewat tangan kirinya. Kisah hidupnya yang dramatis itu digambarkan dengan baik dalam film My Left Foot. Meski sempat menimbulkan pro dan kontra, My Left Foot berhasil diterima dengan baik oleh kritikus.
Seperti film-film sebelumnya, film satu ini juga diangkat dari kisah hidup seorang seniman. Adapun seniman yang diangkat ke dalam film ini adalah Joseph Mallord William Turner. Seniman berkebangsaan Inggris itu merupakan seorang pelukis yang terkenal dengan gaya lanskapnya.
Di film Mr. Turner, kamu tidak akan mendapatkan kisah hidup William Turner secara lengkap. Mr. Turner sendiri hanya mengangkat kisah hidup William Turner dengan ayahnya. Kisah hidupnya dengan sang ayah sendiri konon berpengaruh besar pada kehidupan pelukis lanskap tersebut.
Tak hanya menceritakan hubungan Turner dengan sang ayah, Mr. Turner juga mengisahkan beberapa perempuan yang sempat berhubungan intim dengan Turner. Pada film Mr. Turner, sosok Turner diperankan dengan apik oleh Timothy Spall.
Big Eyes merupakan film biografi seniman yang mengandung unsur drama dan criminal di dalamnya. film ini mengisahkan seorang Margaret Ulbrich yang mninggalkan sumainya dan membawa putrinya ke North Beach, San Fransisco.
Di dunia nyata, Margaret Ulbrich dikenal sebagai sosok pelukis wanita. Pelukis kelahiran 15 September 1927 ini dikenal lewat gaya lukisannya yang unik. Dalam tiap lukisannya, dia selalu menggambar mata objek lukisannya dalam bentuk yang besar.
Film tentang pelukis yang pertama ialah Hokusai. Film Jepang ini baru saja dirilis tahun 2021 dan disutradarai Hajime Hashimoto. Sementara itu, pemeran utamanya ialah Yuya Yagira, Min Tanaka, Hiroshi Abe, serta Miori Takimoto.
Film ini diadaptasi dari kisah nyata seorang seniman atau pelukis pada zaman Edo, Hokusai Katsushika, yang sangat gigih dalam mewujudkan cita-citanya sebagai pelukis terkenal.
Meski begitu, hingga usianya yang telah lanjut, ia tetap melukis berharap lukisannya bisa jadi salah satu ‘masterpiece’ yang dikenal dan dikagumi oleh banyak orang. Hingga akhirnya kegigihannya itu pun terbayarkan. Hokusai berhasil menciptakan lukisan yang membuat banyak orang terpana dan dikenang hingga sekarang.
Ini merupakan film biografi Jerman yang digarap Christian Schwochow dengan mengangkat isu tentang kehidupan Paula Modersohn-Becker, seorang pelukis perempuan di abad ke-19.
Film ini berfokus pada tahun-tahun di mana Paula aktif melukis serta ketangguhannya menghadapi diskriminasi pada pelukis perempuan kala itu.
Film “Wage”, karya John De Rantau, alumnus Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta, adalah sebuah film yang membawa rasa nasionalisme dari sudut pandang seorang seniman.
Film ini menceritakan bagaimana kisah hidup seorang Wage Rudolf Supratman yang merupakan pencipta dari lagu kebangsaan “Indonesia Raya” sekaligus memberikan warna baru dalam perkembangan film nasionalisme yang ada di Indonesia, tepatnya di tahun 2017 (dirilis bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober). (Z-3)
FINNA Art of The Year 2025 hadir untuk mencari para seniman Indonesia dalam menghasilkan karya-karya seni lewat program kompetisi desain dan juga hibah seni.
Oorkaan Ensemble menggabungkan elemen-elemen eksperimental, kontemporer, dan lintas disiplin.
Pada 1976, Uut menikahi seorang perempuan asal Austria, Desa Maya Waltraud Maier dan menetap di Bali.
Erin Dwi A memiliki gaya lukisan sapuan kuas yang tegas geometris gigantis dan permainan warna warni yang menarik.
Kedutaan Besar Australia bekerja sama dengan ABC Australia resmi meluncurkan serial televisi terbaru yang menyoroti seni dan desain Indonesia di Salihara Arts Center
Jogya Police Watch (JPW) meminta para polisi tidak membungkam karya seniman. Hal itu merespons masalah yang dialami Band Sukatani dengan lagunya Bayar Bayar Bayar.
Film Assalamualaikum Baitullah tidak hanya menghadirkan kisah yang menguras emosi, tetapi juga menampilkan pendalaman karakter yang luar biasa dari para pemerannya
Film Kampung Jabang Mayit: Ritual Maut diadaptasi dari cerita original Kampung Jabang Mayit, yang ditulis oleh Qwertyping (Teguh Faluvie) yang menjadi sebuah thread viral pada 2022.
Angga Dwimas Sasongko percaya bahwa cerita bermuatan lokal dan inovasi dengan cerita tersebut adalah kunci yang dibutuhkan untuk membuka pintu peluang perfilman nasional menembus global.
KABAR gembira bagi para penggemar film Superman. Meski film terbarunya belum dirilis, kelanjutan dari film Superman sudah mulai dibahas.
Lebih dari sekadar karakter super hero, Patrion pun hadir sebagai gerakan baru bertajuk Pergerakan Patriot Nusantara atau Patrion Movement.
TRAILER dan poster dari film horor Kampung Jabang Mayit : Ritual Maut resmi di rilis, kemarin.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved