Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Melongok Idealisme Radio Komunitas di Rururadio

Rahmatul Fajri
14/9/2024 12:54

CAHAYA lampu berpendar dari sebuah ruangan berbentuk peti kemas yang ada di Gudskul Ekosistem, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Dari balik pintu kaca terlihat di ruangan berukuran sekitar 40 meter persegi tanpa sekat itu hanya berisi sebuah sofa, beberapa meja, lemari, dan sebuah perangkat komputer.

 

Seorang pria tampak sedang bekerja di depan computer, sementara seorang lainnya duduk di sofa. Tidak terlihat perangkat mikrofon dan alat mixer sebagaimana umumnya di studio siaran radio, namun itulah kantor dan studio Rururadio.

Baca juga : Siapakah Bapak Penyiaran Nasional? Temukan Jawabannya dalam Artikel Ini

 

Beroperasi sejak 2010, Rururadio berawal dari siaran iseng seniman yang mengisi waktu sembari menjaga Rurushop, toko milik komunitas seni Ruang Rupa. Dapat dikatakan sebagai salah satu pionir radio streaming di Jakarta, hingga kini Rururadio terus eksis dengan program-program siaran yang out of the box.

 

Baca juga : 81 Ucapan Selamat Hari Radio Republik Indonesia yang Inspiratif 2024

Contohnya adalah program The Riyadi's yang menghadirkan musikus Danilla Riyadi, Riyan "The Popo" Riyadi dan Gilang "Gombloh" Riyadi. Setiap siarannya, rata-rata didengarkan 200 orang, yang merupakan angka yang cukup menggembirakan untuk sebuah siaran radio komunitas.

 

"Karena nama mereka sama-sama Riyadi jadi dibikinlah program ini dan ternyata sambutannya positif,” kata salah satu direktur program dan penyiar Rururadio, Rifqi Fajri, yang ditemui Media Indonesia, Rabu (11/9) sore, soal ide nyeleneh dari program itu.

Baca juga : Kini Radio bukan cuma untuk Didengar

 

Tidak kalah unik adalah program mereka bernama Undang-Undang Petani yang menghadirkan petani di sekitar Jagakarsa untuk bercerita soal perjuangan bertani di tengah kota. "Ini untuk menjaga lokalitas kami sebagai radio komunitas yang berlokasi di Jagakarsa. Lalu, ada program juga yang khusus menghadirkan orang-orang di Jagakarsa ini kita undang dan ngobrol di sini. Entah itu tukang parkir, pedagang, siapa saja yang penting untuk seru-seruan," tambah Rifqi.

 

Baca juga : Buku "Panggil Aku Mas Yos," Kiprah Sang Pionir Industri Musik dan Pendiri Radio Swasta Pertama

Di samping itu Rururadio juga punya program musik, seperti Kaset Temuan yang memutarkan lagu hasil temuan mereka dan Electronox yang menyiarkan musik elektronik, termasuk secara live dengan menghadirkan artisnya di studio tersebut.

 

Meski artis kerap hadir tampil atau berbincang-bincang, konten Rururadio tetaplah audio. Mereka tidak mengikuti tren radio saat ini yang juga menggabungkan visual dengan audio.

"Beberapa radio ada yang bikin video untuk Youtube, Instagram, atau TikTok. Kalau kami memang ingin nyawa radio yang full audio itu tidak hilang. Kita bicara radio ya kita tahu orang ngobrol, suara, musik. Kalau dipindah atau dibuat videonya juga tentu bukan radio lagi," ujarnya. (M-1)

 

Baca ulasan lengkapnya mengenai upaya radio indie dan radio arus utama menghadapi disrupsi era digital, dalam momentum Hari Radio Nasional 11 September, di koran Media Indonesia edisi Minggu, 15 September 2024.

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya