Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KANJENG Guri Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Sri Mangkunegoro VII diakui sebagai Bapak Penyiaran Indonesia. Beliau adalah tokoh penting dan berpengaruh dalam pergerakan, pendidikan, dan kebudayaan Jawa, serta dalam perjuangan kebudayaan Nusantara.
Mangkunegara VII, anak ketujuh dari Mangkunegaran yang berkuasa dari 1916 hingga 1944, lahir dengan nama Raden Mas Soerjosoparto pada 12 November 1885, sebagai anak ketujuh dari 28 bersaudara. Ia pun memainkan peran krusial dalam mengembangkan penyiaran radio di Indonesia.
Dikenal sebagai raja modern, demokratis, dan nasionalis, Mangkunegoro VII diangkat sebagai penguasa baru Mangkoenegaran dengan gelar Pangeran Adipati Aryo Prangwedono setelah pamannya, Mangkoenegoro VI, mengundurkan diri pada 3 Maret 1916.
Baca juga : 81 Ucapan Selamat Hari Radio Republik Indonesia yang Inspiratif 2024
Baru pada tahun 1924, saat berusia 40 tahun, beliau menyandang gelar KGPAA Sri Mangkunegoro VII.
Mangkunegoro VII juga terkenal sebagai budayawan dan sastrawan yang sangat mencintai kesenian bangsa.
Dedikasinya dalam melestarikan seni dan budaya nusantara berperan dalam pembentukan jaringan Radio Ketimuran di Indonesia.
Baca juga : Persiari Audiensi dengan Wakil Ketua DPR, Sampaikan Keluh Kesah Dunia Penyiaran
Pada tanggal 31 Maret 1927, Mangkunegoro VII dan Permaisuri Gusti Ratu Timoer, bersama Ir. Sarsito Mangunkusumo, merasa sangat terkesima saat mendengarkan pidato Ratu Wilhelmina yang disiarkan dari Laboratorium Philips di Eindhoven, Belanda. Mereka terkejut dengan kotak kayu yang bisa mengeluarkan suara tersebut, dan Sarsito bahkan menyebut,
“Bagi beberapa orang di Prangwedanan, ini adalah momen yang tak terlupakan.” Pengalaman mendengarkan suara dari benua lain melalui kotak ajaib bernama radio toestel, yang merupakan hadiah dari seorang Belanda, sangat mengesankan pada waktu itu.
Setelah peristiwa malam tersebut, Mangkunegoro VII, mulai tertarik pada dunia penyiaran. Ir. Sarsito Mangunkusumo, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Praja Mangkunegaran, ditugaskan untuk mendirikan stasiun radio.
Baca juga : KSP Tanggapi Positif 10 Aspirasi Organisasi Penyiar Radio Seluruh Indonesia (Persiari)
Sejak saat itu, setiap ada produk radio baru dari Eropa, Istana Mangkunegaran selalu menerima kiriman. Inilah awal mula pengenalan bangsa Indonesia terhadap teknologi penyiaran radio.
Dengan pengalaman sebagai anggota Netherlands Indische Vereeniging Radio Amateur (NIVERA), beliau memulai penyiaran radio di Solo dan menyumbangkan pemancar radio dari Djocjchasche Radio Vereeniging Yogyakarta kepada kelompok kesenian Javansche Kunstkring Mardi Raras Mangkunegaran untuk menyiarkan musik tradisional, ketoprak, dan wayang orang.
Stasiun radio amatir ini diberi kode panggil PK2MN (Jawa Tengah Mangkunegaran), tetapi jangkauan siarannya terbatas di sekitar Kota Solo karena pemancarnya kecil.
Dengan demikian, Mangkunegoro VII sukses memainkan peran penting dalam merintis penyiaran radio di Indonesia, meski berada di balik layar. Pengaruh dan modalnya memungkinkan pendirian PK2MN, penyumbangan dana untuk pemancar SRV, dan pemberian lahan 5000 m² untuk stasiun SRV di Kestalan.
Sejak Deklarasi Harsiarnas 2009, nama Mangkunegoro VII selalu diusulkan sebagai Bapak Penyiaran Indonesia, meskipun Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 2019 belum menetapkannya secara resmi. Jejak sejarah mengakui jasanya sebagai tokoh perintis penyiaran nasional. (Kominfo/Z-10)
Beroperasi sejak 2010, Rururadio berawal dari siaran iseng seniman yang mengisi waktu sembari menjaga Rurushop, toko milik komunitas seni Ruang Rupa.
MERAYAKAN Hari Radio Nasional yang jatuh pada 11 September, dua penyiar Radio, Ivy Batuta dan Molan mengenang masa muda mereka yang tumbuh besar bersama radio.
Hari Radio Nasional diperingati setiap tanggal 11 September untuk mengenang berdirinya Radio Republik Indonesia (RRI) pada 1945, segera setelah Indonesia memperoleh kemerdekaan.
Radio merupakan salah satu media massa elektronik tertua yang telah menjadi bagian penting dalam sejarah perkembangan teknologi komunikasi dan alat komunikasi.
Saat ini, jangkauan penyiaran televisi di seluruh wilayah Papua adalah yang terendah di Indonesia, yakni hanya 14% dari jangkauan populasi.
Putra menyoroti peran krusial media dalam membentuk opini publik dan bagaimana penyiaran harus mencerminkan keberagaman perspektif.
EKSISTENSI televisi dan radio sebagai media hiburan dan edukasi masyarakat saat ini sudah semakin tergerus oleh kehadiran internet.
BPIP dan KPID DIY dapat bersama-sama mengarusutamakan Pancasila sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.
Isu seputar kelompok difabel ini penting untuk dipahami oleh masyarakat luas, mengingat potensi ancaman kekerasan yang dihadapi oleh teman-teman perempuan difabel.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved