Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PASAR film (film market) di Indonesia akan hadir dalam rangkaian Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) ke-19 di Yogyakarta. JAFF akan berlangsung pada 30 November–7 Desember 2024 di XXI Empire. Sementara, untuk JAFF Market akan berlangsung pada 3–5 Desember 2024 di Jogja Expo Center.
Terpisah dari lokasi pemutaran, JAFF Market lebih berfokus pada kegiatan bisnis perfilman. Seperti halnya film market di berbagai festival film internasional, di forum ini akan mempertemukan antara calon kolaborator untuk membahas tentang bisnis. Selain perusahaan dan rumah produksi, nantinya JAFF Market juga bisa dikunjungi oleh publik dengan membayar tiket Rp100 ribu untuk satu hari, Rp150 ribu untuk tiket terusan dua hari, dan Rp200 ribu untuk tiga hari.
Lalu, akan ada program apa saja di JAFF Market 2024? Simak rangkuman program menarik di JAFF Market 2024:
Baca juga : JAFF Market 2024 Jadi Ajang Pertemuan Pelaku Industri Perfilman Indonesia
1. Pameran Industri Film Indonesia
Pameran ini menghadirkan sekitar 150 booth yang akan menjadi etalase untuk industri film Indonesia. Pameran dari potensi perfilman Indonesia mulai dari produksi, edukasi, distribusi, institusi dan semua elemen ekosistem perfilman.
2. JAFF Future Project
Baca juga : Melaney Ricardo gandeng Jenama Lokal Crusita Luncurkan Koleksi Wewangian
Menjadi ruang bagi para pembuat film baru untuk bertemu dengan para profesional dari industri film. Dirancang untuk menemukan proyek film layar lebar yang berpotensi dan berkualitas.
“Project market seperti ini sudah kami inisiasi sejak 2017. Namun sejak pandemi kami berhenti menghadirkan project market. Untuk itu, kami akan memulainya lagi tahun ini. Kami akan menyeleksi 10 project film dari Asia Pasifik untuk bisa dipertemukan baik dengan produser, distributor, hingga sales agent,” terang direktur eksekutif JAFF Market Ajish Dibyo saat konferensi pers di Lucy in The Sky, Senayan Park, Jakarta, Jumat, (30/8).
3. JAFF Content Market
Baca juga : Penjualan Bersih Kuartal I Garuda Metalindo Naik 9,46%
Ini sangat cocok untuk kamu yang punya karya dan ingin diadaptasi menjadi film atau serial. JAFF Content Market akan mengakomodasi kamu bertemu dengan para profesional film. JAFF Content Market menjadi pasar konten mulai dari kekayaan intelektual (Intellectual Property/IP) buku, lagu, gim video bahkan karya ilmiah yang berpeluang diadaptasi ke dalam sebuah film.
“Sama seperti Future Project, nantinya kami akan mengundang open submission, akan ada 10 konten diseleksi, lalu dipertemukan dengan profesional industri. Harapannya akan membuka peluang kolaborasi dari konten menjadi film,” terang Ajish Dibyo.
4. JAFF Market Partnership Forum
Baca juga : Peletakan Batu Pertama Proyek Pembangunan Sudamala Resort Ubud
JAFF Market Partnership Forum adalah forum keanggotaan kelanjutan dari JAFF Market. Menghubungkan pelaku industri film dan merek untuk saling mengeksplor peluang kolaborasi demi manfaat yang bernilai.
“Ini menjadi program lanjutan. Membantu mempertemukan filmmaker, kreator IP, kreator, atau yang sudah punya IP sendiri, dengan brand yang sesuai product value-nya. Serta mempertemukan brand, project film seperti apa yang cocok untuk brand mereka. Jadi win-win solution. Di JAFF Market, kami ingin membuat sukses kemitraan kedua pihak,” terang direktur pengembangan dan bisnis JAFF Market Sekarini Seruni.
5. Konferensi Film
Konferensi film yang membawahi banyak program diskusi. Konferensi ini bertujuan untuk mempertemukan para pakar, pemangku kepentingan dan profesional untuk berbagi dan mendiskusikan tren, peluang, platform, dan kerja sama terkini yang dapat dijajaki.
6. Talent Day
Sebuah program yang dirancang untuk memberikan sorotan bagi bakat-bakat baru. Ini adalah platform jaringan bagi bakat-bakat yang sedang berkembang dengan para profesional dari industri film.
7. Reel Life Film Camp
Serangkaian lokakarya dan pameran bakat yang dipersembahkan oleh JAFF dan Netflix untuk bakat-bakat yang sedang berkembang, dengan fokus pada salah satu dari enam bidang khusus dalam pembuatan film: produksi, pembiayaan produksi, aktor, pascaproduksi, desain suara, dan efek visual. Lokakarya diadakan dalam dua fase: lokakarya daring dan luring (akan ada seleksi untuk peserta lokakarya luring). Bakat-bakat terpilih akan memiliki kesempatan untuk bergabung dalam program Talent Day di JAFF Market.
8. JAFF Market Screening Room
Ruang menonton film yang menghadirkan film-film seleksi JAFF dan juga karya sebelumnya dari para bakat baru yang terseleksi dalam program JAFF Market. Di sini, juga bisa menghubungkan pembuat film dengan pembeli, pemrogram film, distributor, agen penjualan, dan investor.
9. Networking Event
Ruang untuk membuka dan memperluas jaringan pelaku industri dan ekosistem perfilman. Program ini bersifat kasual dan terjadi di luar jam kerja JAFF Market. Program bisa berupa pesta, makan malam, pertemuan, dan semua bentuk acara yang bersifat meningkatkan jaringan antar pemegang akreditasi market.
Akreditasi adalah semacam tanda yang memberikan akses ke semua acara dan program yang diselenggarakan di JAFF Market. Dirancang khusus untuk para profesional di industri film, tanda akreditasi ini menyediakan platform untuk berjejaring dengan rekan-rekan di industri, menemukan bakat-bakat baru, dan menjelajahi berbagai proyek film yang dipamerkan di program-program. Pendaftaran untuk mendapatkan akreditasi harus dilakukan sebelum acara berlangsung dan tidak dapat dikembalikan, dengan harga Rp1 juta. (M-4)
Kedua perusahaan film tersebut melengkapi jajaran kolaborator Miles Films dalam memproduksi dan mempersembahkan film Rangga & Cinta
Selama tiga hari, ada 151 booth yang dibuka, 1.767 meeting telah diadakan, 61 MoU telah ditandatangani, 164 jurnalis hadir dari berbagai negara, dan 1.054 market badge
JAFF Future Project menerima 74 pendaftar. Kemudian terpilih 10 proyek yang terdiri dari 7 proyek dari Indonesia, 1 proyek dari Malaysia, dan 2 proyek dari Australia
PERKEMBANGAN alih wahana karya lain menjadi film kini menjadi lebih beragam sumbernya. Senja Kreatif Agency menawarkan IP/intellectual property populer jadi film
Magma juga akan menghadirkan deretan film aksi-laga di antaranya Perang Tanding, Death Trap, Hoki, dan Kampung Kubur
“Sebenarnya yang ingin saya sampaikan adalah setiap perempuan itu punya kekuasaan terhadap tubuhnya sendiri."
POLEMIK tengah terjadi di dunia perfilman Indonesia. Bermula ketika akun Instagram Badan Perfilman Indonesia (BPI) @badan_perfilman_indonesia yang mengunggah pertemuan bersama Polri.
Kampus Perfilman ini akan menjadi rumah bagi 1.500 mahasiswa Faculty of Art, Design, dan Architecture (FADA).
Simposium ini membahas perkembangan industri film di Indonesia dan Tiongkok serta peluang kerja sama produksi film antar kedua negara.
Meningkatnya jumlah penonton film Indonesia dan mengatakan bahwa pemerintah perlu terlibat dalam ekosistem film.
50 tahun berkarier di industri perfilman Indonesia telah membawa Slamet Rahardjo menjadi salah satu sosok yang melewati berbagai perubahan zaman di industri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved