Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sejak terbentuk pada 1996, kuartet rock asal Jepang, Asian Kung-Fu Generation (AKG) untuk pertama kalinya tampil di Indonesia. Band yang beranggotakan Masafumi Gotoh (vokal, gitar), Kensuke Kita (gitar), Takahiro Yamada (bas), dan Kyoshi Ijichi (drum) itu akhirnya menyapa penggemar mereka di Indonesia setelah 27 tahun berkiprah di musik. Pendengar di Indonesia, kebanyakan mengenal mereka bermula dari lagu tema (soundtrack) anime Naruto.
Usai lampu sorot menyala di atas panggung, sosok berbusana batik merah lengan pendek memetik senar gitarnya. Diikuti kawannya yang mengenakan batik putih lengan pendek, dan dua lagi dengan kemeja pendek polos mengisi pos drum dan bas. Di belakang mereka, tergantung lambang burung satu kaki yang tercetak dari kalimat Asian Kung-Fu Generation. Usai sorakan penonton di Tennis Indoor, Senayan, Jakarta, Jumat, (18/8), mereka pun membuka aksi dengan trek Senseless.
Baca juga: Yoshi Topa Rilis Single Terlanjur Sakit
Selama dua jam pertunjukan, AKG menghadirkan konser yang mengentak dengan distorsi gitar kental, membangkitkan energi para penonton. Musik rock-pop alternatif dengan lirik bahasa Jepang yang mereka bawakan, juga diikuti koor oleh para penggemar fanatik mereka. Gotoh pun sempat memuji para penonton karena banyak dari penonton Indonesia mengerti bahasa Jepang.
Usai membuka dengan Senseless yang ada di album Fanclub (2006), AKG juga membawakan trek-trek hit mereka Re:Re: (album Sol fa, 2004), Easter (Easter, 2015), Solanin (Magic Disk, 2010), Marching Band (Best Hit AKG, 2012), Blood Circulator (Best Hit AKG 2, 2018), Demachiyanagi Parallel Universe (2022), Nishikata Coast Story (2023), Living in The Now (2013), Far and Beyond (2003), Rock and Roll, Morning Light Falls on You, dan ditutup dengan hit lagu tema Naruto Haruka Kanata.
Baca juga: Dolly Parton Gandeng Paul McCartney dan Ringgo Starr Nyanyikan Let It Be
Dalam beberapa kali kesempatan, Gotoh juga mengucapkan terima kasih atas sambutan hangat nan meriah para penonton Indonesia. Kedatangan mereka di Indonesia pada kesempatan ini juga untuk memperkenalkan album baru mereka yang dirilis tahun ini, Surf Bungaku Kamakura Complete. Kunjungannya ke Indonesia juga menjadi satu-satunya panggung mereka di Asia Tenggara. Kedatangan mereka ke sini, dibawa oleh promotor KIG Live, yang juga akan membawa konser 40 tahun penyanyi asal Inggris Morrissey pada November.
Awet
Selama 27 tahun berkarier musik, AKG juga dikenal sebagai salah satu band rock Jepang yang banyak mengisi lagu tema untuk serial anime Jepang. Selain Naruto, mereka di antaranya juga mengisi lagu untuk Boruto, Bleach, Full Metal Alchemist, dan Boku No Hero Academia. Bahkan, AKG juga menjadi referensi bagi anime musik Bocchi The Rock. Judul anime tersebut memasukkan lagu mereka untuk dibawakan di salah satu episode mereka. Judul-judul episode di Bocchi, juga diambil dari judul-judul lagu AKG.
“Sebenarnya yang ingin kami lakukan di tiap rilis karya itu berbeda-beda. Memang kalau dari sisi kami, indie rock dan anime song pada awalnya itu tidak terlalu banyak. Tapi justru makin ke sini makin populer. Jadi meningkat. Cuma kami memang tidak ngepasin lagu-lagu kami untuk dijadikan anime song. Itu biasanya datang dari permintaan kreator anime-nya,” kata Gotoh dalam kesempatan konferensi pers virtual bersama KIG Live dan media beberapa waktu lalu.
Hingga kini, mereka pun termasuk salah satu band yang cukup awet tanpa gonta-ganti personel dan tetap produktif merilis karya-karya baru. Gotoh menyebut, memang pada awal terbentuk, keempatnya banyak memiliki ketidaksamaan persepsi.
“Ya dulu pas muda mah kami juga kadang-kadang ada opini yang tidak sama. Tapi makin ke sini kami sudah bisa sepaham dan semakin akrab. Kami masih awet sampai sekarang karena secara keseluruhan kami suka menulis musik dan itulah alasan kami tetap terus bermusik sampai sekarang,” jelas Gotoh.
Keempatnya pun merasa antusias akhirnya bisa datang ke Indonesia untuk menyapa para pendengar mereka untuk pertama kalinya. Gotoh juga menyebut para personel AKG juga kerap mendapat pesan dari fan di media sosial untuk segera datang ke Indonesia, hingga akhirnya kini mereka bisa tampil di hadapan fan secara langsung.
“Kami tahu basis fan kami di Indonesia besar dan tahun ini akhirnya tercapai bisa datang dan berjumpa langsung. Seperti halnya saat kami bermain di luar Jepang, manggung di Indonesia sama antusiasnya,” ungkap Gotoh.
(Z-9)
Gempa bermagnitudo 5,4 mengguncang gugusan Kepulauan Tokara di Prefektur Kagoshima, Jepang barat daya, pada Sabtu (5/7).RR
Badan Meteorologi Jepang (JMA) membantah keterkaitan antara rangkaian gempa bumi dan ramalan bencana yang muncul di sebuah cerita manga karya Ryo Tatsuki dengan judul The Future I Saw.
Pemerintah Jepang mulai melakukan evakuasi terhadap warganya yang tinggal di pulau-pulau barat daya akibat gempa yang terus terjadi di wilayah tersebut.
PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump dapat memperpanjang masa penangguhan selama 90 hari atas tarif resiprokal yang diberlakukan pemerintahannya dan dijadwalkan berakhir pada 9 Juli.
Metode pengajaran yang diterapkan praktis dan 100% berdasarkan studi kasus bisnis, dengan diskusi interaktif yang difasilitasi oleh para praktisi bisnis berpengalaman.
GLOBIS telah berkembang menjadi sekolah bisnis terbesar di Jepang dengan kampus dan kantor yang tersebar di AS, Eropa, Tiongkok, Singapura, Thailand, Filipina, dan kini, Indonesia.
Kau Juga Semua Orang lahir dari keresahan pribadi Tradeto tentang kecenderungan manusia untuk selalu membandingkan diri dan merasa lebih unggul.
Single Yakin dari Rio Adiwardhana tetap membawa benang merah dari EP sebelumnya (Sisi Lain), dan menjadi lagu pembuka untuk EP selanjutnya
Penyanyi jazz Muthia Nadhira mempersembahkan interpretasi baru dari lagu legendaris Simpan Saja, menandai peluncuran album debutnya yang bertajuk Garden of Mimosa.
Lagu Kelam dari Jims Wong juga menjadi hal yang menarik karena hadirnya Artsi, menambah warna emosional dalam harmoni vokal yang mendalam.
Program konser tersebut mencakup karya dari para musisi hebat Hongaria seperti Franz Liszt, Béla Bartók, Zoltán Kodály, dan György Orbán, hingga khazanah musik rakyat Indonesia.
Hancur dari Tears Don't Lie bercerita tentang seseorang yang kehilangan cinta sejatinya — bukan karena perpisahan biasa, melainkan karena sang kekasih telah pergi untuk selamanya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved