Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
AKTRIS Laura Basuki mengaku memiliki kegemaran melahap buku-buku bertemakan psikologi dan novel-novel fiksi fantasi yang ia baca kala tidak menekuni proses syuting sebuah film untuk membuka sudut pandang atau perspektif diri yang lebih luas.
"Aku nggak bisa membaca kalau sedang ada syuting karena kepala dan energi semua terfokus pada peran. Jadi, sudah nggak punya energi lebih untuk meloncat ke novel-novel baru. Aku selalu baca novel pas lagi libur, senggang, dan nggak ada skrip yang aku baca, baru deh bisa 'kabur' dengan membaca," ungkap Laura, dikutip Kamis (3/8).
Perempuan kelahiran 9 Januari 1988 itu lantas menyebutkan salah satu buku bacaan favorit bertajuk The Things You Can See Only When You Slow Down: How to Be Calm and Mindful in a Fast-Paced World (2018) karya penulis asal Haemin Sunim. Penulis bernama asli Ryan Joo tersebut merupakan guru agama Buddha berkebangsaan Amerika Serikat berdarah Korea.
Baca juga: Laura Basuki dan Chicco Kurniawan Ditunjuk Jadi Duta FFI
Saat ini, aktris peraih dua Piala Citra Festival Film Indonesia lewat film 3 Hati, Dua Dunia, Satu Cinta (2010) dan Susi Susanti: Love All (2019) itu tengah menikmati membaca buku Lonely Castle in The Mirror (2017) karya penulis Jepang, Mizuki Tsujimura.
"Aku kalau stuck saat membaca, bisa lay-down dulu, terus ganti buku lain, kemudian lanjut lagi kalau sudah mood. Aku suka novel-novel seperti The Things You Can See Only When You Slow Down yang mengarah ke psikologi. Ini yang paling aku suka untuk membuka mindset. Sekarang ini aku lagi baca Lonely Castle in The Mirror karena aku suka baca novel-novel fantasi," terangnya.
Sedangkan untuk seni musik, Laura terbiasa mendengarkan jenis musik bergantung pada mood film yang tengah ia tekuni. Sementara di luar pendalaman karakter, dirinya menyukai musik berkarakter kalem seperti Kings of Convenience dan Sufjan Stevens.
Baca juga: Laura Basuki Mengaku Sempat Serba Salah Beradegan Mesra dengan Ernest Prakasa
"Beda film, tentu beda musik yang aku dengarkan. Jadi, aku setiap kali syuting film, aku selalu punya playlist baru untuk memudahkan keluar dan masuk sebuah peran tadi. Kadang kalau perannya gelap, aku mendengarkan musik-musik macam Pink Floyd atau Thom Yorke. Kalau perannya soft, aku banyak mendengarkan piano klasik. Referensi musik dari library sendiri yang mengacu perasaan ketika membaca karakter," selorohnya.
Dari dalam negeri, Laura mengaku menggemari karya-karya solois Sal Priadi yang ia nilai memiliki kekuatan pada sektor lirik dan melodi.
"Pertama yang membuat jatuh cinta adalah lirik dan melodi dia yang terkadang nggak terlalu heboh, namun aku bisa menikmati setiap perasaan melalui karya yang dia buat. Liriknya bagus banget karena menurut aku orang-orang yang seperti itu pengalaman hidupnya luar biasa," tutupnya. (Ant/Z-1)
Film Diponegoro Hero: 200 Tahun Perang Jawa membuktikan bahwa teknologi AI bisa dimanfaatkan untuk tujuan positif.
Pengepungan di Bukit Duri menandai kembalinya Joko Anwar ke genre thriller-aksi non-horor, setelah enam tahun sejak film terakhirnya di genre ini, Gundala (2019).
Sharon Stone, aktris berusia 67 tahun, tampil dalam momen langka saat ia muncul di red carpet film terbarunya, Nobody 2 yang disutradarai Timo Tjahjanto.
Menjelang perilisannya pada 28 Agustus, film animasi Panji Tengkorak dibandingkan dengan Merah Putih One for All.
Panggilan Dari Kubur menghadirkan horor klasik dengan pendekatan rasa kehilangan. Ceritanya berpusat pada keluarga yang kehilangan putri mereka.
Baim Wong secara emosional mengungkapkan rasa syukur atas kepercayaan yang diberikan para bintang film layar lebar seperti Christine Hakim hingga Oka Antara di film Sukma.
SALAH satu misi fundamental didirikannya negara ini ialah mencerdaskan kehidupan bangsa.
PARA kader muda Partai Golkar yang berasal dari latar belakang aktivisme organisasi Cipayung dan BEM meluncurkan buku reflektif.
Buku ini hadir sebagai respons atas fenomena pencucian uang yang tidak lagi mengenal batas geografis dan sering kali tak tersentuh oleh hukum nasional yang lemah atau lamban.
Buku yang ditulis Kelly Tandiono tersebut terinspirasi dari pengalaman pribadinya saat pertama kali menyelam pada 2011.
Buku, disebut Dedi, merupakan medium yang efektif untuk memperkenalkan kecintaan terhadap alam Indonesia kepada anak-anak, sekaligus menumbuhkan empati terhadap lingkungan.
STAF Sumber Daya Manusia Polri (SSDM Polri) meluncurkan buku berjudul Policing in Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved