Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
SELAMAT datang di era baru Trophy Eyes. Band rock Australia itu kembali dengan koleksi lagu yang penuh emosi, Suicide and Sunshine. Album ini menjadi karya mereka setelah 5 tahun absen dan menjadi oda yang penuh keindahan dan kehidupan.
Sebagian besar lagu dalam album ini ditulis berdasarkan pengalaman vokalis, John Floreani, dalam kehilangan sahabatnya akibat bunuh diri.
Album ini membawa pendengar dalam perjalanan emosional ke dalam kedalaman pikiran sang penyanyi. Lagu-lagu seperti Sean dan Life In Slow Motion mampu memunculkan air mata, sementara lagu lain seperti What Hurts The Most dengan sedikit sentuhan lebih ceria menggambarkan semboyan band ini, yaitu menyembunyikan kesedihan dalam lagu-lagu yang riang.
Baca juga: Rayakan 20 Tahun Get Rich or Die Tryin', 50 Cent Gelar Tur Dunia
Album ini memperlihatkan kepiawaian John Floreani dalam bermusik dan terdapat lagu yang bisa dirasakan oleh siapa pun yang pernah mengalami kehilangan yang mendalam.
"Suicide and Sunshine adalah sebuah cerita tentang hidupku, sekalipun begitu kecil dan tidak berarti. Baik dan buruk. Setiap momen, kilatan cahaya dan suara, dijalani melalui diriku sebagai orang di balik kamera. Sebuah kehidupan, seperti milikmu, berani berjalan melawan setiap gelombang waktu yang tanpa belas kasihan. Berkali-kali, kerangka kita perlahan runtuh, hingga akhir kecil kita. Sebuah titik di dalam lautan hitam yang tak berujung," ungkap Floreani.
Trophy Eyes memimpin gelombang baru dalam musik rock, menggabungkan akar punk dan hardcore dengan kepekaan rock dan pop modern.
Baca juga: Lagu Baru Young K Day 6 Resmi Dirilis
Berasal dari Newcastle, Australia, band 4 personel ini terus menjelajahi jalur mereka sendiri dan telah menjual habis pertunjukan di seluruh dunia. Dikenal dengan cerita yang jujur dan emosional serta lirik yang tajam, dan ditambah dengan salah satu pertunjukan live paling energik yang bisa Anda temui, Trophy Eyes siap mengambil alih.
Sama seperti judulnya Suicide and Sunshine, album keempat Trophy Eyes ini tentang kontras. Tentang cahaya dan kegelapan, tentang keindahan dan tragedi. Tentang spektrum lengkap keberadaan manusia, dengan setiap lagu diambil dari halaman-halaman kehidupan vokalis John Floreani.
Ketulusan penyanyi untuk menyelami bagian-bagian paling pribadi dalam hidupnya sejalan dengan keinginan band untuk menjelajahi batas-batas genre hardcore, dengan menggabungkan pop modern yang gelap (My Inheritance), sentuhan elektronik dari co-producer Fletcher Matthews, dan atmosferik, synthesizer yang berputar (Runaway Come Home dan Sydney).
Dorongan itu datang dari tempat yang putus asa. Saat covid-19 mengunci dunia dalam keadaan terisolasi, band ini takut semuanya berakhir.
"Kami semua berpikir, mari kita buat ini album terakhir kami, sampaikan semua yang ingin kami katakan di dalamnya, setiap suara yang ingin kami ciptakan," kata Floreani.
Namun, dalam proses pembuatan album, terbukti bahwa Suicide and Sunshine tidak akan menjadi album terakhir mereka. Saat merekam di Bangkok bersama produser jangka panjang mereka, Shane Edwards (yang juga bermain gitar dalam album ini, bersama Floreani dan mantan gitaris Andrew Hallett), grup ini teringat mengapa Trophy Eyes begitu istimewa bagi mereka.
Ini adalah perasaan yang cocok untuk sebuah album yang pada satu titik, Trophy Eyes pikir akan menjadi yang terakhir. Namun, album ini menghidupkan kembali semangat dalam kelompok ini, mengingatkan mereka akan masa lalu yang membanggakan dan yang terpenting, masa depan yang menjanjikan.
"Inilah tempat kita berada, itulah siapa kita dengan melakukan hal-hal yang kita sukai. Ini hanya kelompok dari beberapa orang yang berkumpul dan fokus pada hubungan kami, menjadi saudara dan menjadi band lagi. Dan itulah yang album ini buat bagi Trophy Eyes - kunjungan yang sangat bahagia mengapa kita melakukan ini pada awalnya," pungkas Floreani. (RO/Z-1)
Ashanty mengaku alasannya mencari bantuan tenaga profesional bukan karena tidak kuat menghadapi tekanan kerja maupun kuliah.
Menurut Dio, hubungan keluarganya saat ini cukup baik, sehingga alasan Andre Taulany menceraikan Erin pun tidak kuat. Dio juga membenarkan masalah yang terjadi hanya soal komunikasi.
ACARA tinju selebritas Superstar Knockout (SKO) akan kembali digelar dengan volume ketiganya pada 9 Agustus mendatang di Jakarta International Convention Center (JICC) Senayan, Jakarta.
Dalam foto yang beredar, David Beckham terlihat beristirahat di ranjang rumah sakit dengan lengan kanannya dibalut gendongan berwarna biru besar.
Olla Ramlan tidak mengungkapkan secara detail alasan mengenai keputusannya melepas hijab. Sebab, ia merasa hal tersebut merupakan ranah privasi yang tidak harus diumbar.
Pria berusia 25 tahun tersebut meninggal dunia di salah satu penginapan di Jalan Maribaya, Desa Langensari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved