Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
BEGITU lampu teater dipadamkan, adegan pertama film The Point Men langsung dibuka dengan ketegangan saat 23 misionaris Korea Selatan (Korsel) melintasi jalan dengan menaiki bus di tengah gurun.
Mereka kemudian dicegat oleh pasukan Taliban. Adegan tembakan diluncurkan dan dengan segera 23 misionaris dipindahkan ke kendaraan lain, hendak ditahan entah ke mana, sementara bus yang mereka tumpangi ludes dibakar.
Singkat cerita, adegan beralih pada kepanikan orang-orang di pemerintahan Korsel, termasuk Jung Jae Ho (Hwang Jung Min), yang merupakan diplomat ulung dari kementerian luar negeri.
Baca juga : Hyun-bin dan Son Ye-jin Rayakan Ulang Tahun Pertama Buah Hati
Dia pun ditugaskan pemerintah Korsel untuk menjadi negosiator ke pemerintah Afghanistan untuk menyelamatkan 23 tawanan tersebut. Tetapi, usaha pertama gagal. Kesepakatan tidak menemui titik terang.
Di sisi lain, intelijen dari Badan Intelijen Nasional (NIS) Park Dae Sik (Hyun Bin) pun ditugaskan.
Dae Sik dikenal ahli dalam masalah Timur Tengah dan Asia Tengah. Dia punya cara sendiri dan lebih suka menjalankan caranya sendiri dalam mengupayakan pembebasan tawanan Korea Selatan.
Baca juga : Promosikan Film Barbie di Korsel, Margot Robbie Tuai Reaksi Beragam Netizen
Jae Ho dan Dae Sik bertemu namun prinsip mereka berbeda sehingga sulit bekerja sama.
Jae Ho sangat memedulikan negosiasi dengan tetap memperhatikan citra Korsel di dunia sehingga langkah yang diambil cenderung hati-hari. Sementara Dae Sik sebaliknya. Hingga di satu titik keduanya mulai percaya dan terbuka satu sama lain. Masing-masing mulai memahami jalan berbeda yang ditempuh.
Negosiasi pertama sudah gagal. Kesempatan kedua dengan cara lain juga gagal. Upaya ketiga juga gagal. Sementara mereka berkejaran dengan tenggat waktu yang diberikan pihak Taliban yang semakin mepet.
Baca juga : Hyun Bin Hadirkan Sentuhan Baru di Confidential Assignment 2
Pihak Taliban ingin Korsel membebaskan tawanan Taliban dari Kabul, tetapi hal itu mustahil untuk dilakukan menimbang kepentingan negara Korsel.
Film ini penuh dengan intrik politik di mana penonton bisa menyimak bagaimana alotnya negosiasi yang dilakukan. Apalagi peristiwa ini didasarkan pada kisah nyata yang terjadi pada 2007, walau unsur fiksi ditambahkan sebagai daya tarik cerita.
Diceritakan dalam film tersebut, pemerintah Korsel notabene menjadi sekutu Amerika Serikat (AS) dan Taliban juga tidak menyukai misionaris sebab keyakinan agama yang menurut mereka tak bisa ditoleransi.
Baca juga : The Beekeeper Puncaki Box Office
Upaya membebaskan 23 misionaris oleh Korsel di satu sisi jadi tugas kemanusiaan, tapi di sisi lain kepentingan politik bermain di antaranya.
Karena jalan negosiasi yang ditempuh Jae Ho gagal berkali-kali, dia pun diperintahkan untuk kembali ke Korsel sementara menteri luar negeri yang pada akhirnya turun tangan.
Namun, di detik-detik terakhir, Jae Ho tetap bersikeras menyelamatkan tawanan Korsel yang tersisa dengan jalan terakhir, yaitu negosiasi langsung dan tatap muka dengan pemimpin Taliban.
Baca juga : Tom Hollander Dapat Bonus Besar, Ternyata Punya Tom Holland
Ini menjadi cara terakhir yang paling nekat karena mempertaruhkan antara hidup dan mati, terutama bagi Jae Ho, yang berhadapan langsung dengan pemimpin Taliban. Dia harus mampu bersiasat dan meyakinkan Taliban untuk membebaskan tawanan Korsel yang tersisa.
Plot yang dihadirkan The Point Men sebetulnya sederhana, bisa dibilang mudah untuk ditebak ke mana cerita akan bermuara. Patut disayangkan plot film ini kurang gereget sehingga penonton tidak mendapat kesempatan untuk menyelami dinamika yang lebih dalam. Demikian pula dengan konflik demi konflik yang dihadapi para karakternya.
Terlepas dari hal tersebut, The Point Men tetap menjadi tontonan yang asyik dan menghibur. Boleh dibilang, justru karakter Qasim atau Lee Bong Han yang langsung memikat perhatian penonton. Siapa yang menyangka karakter penuh jenaka dan terkadang konyol itu diperankan oleh Kang Ki Young.
Baca juga : Bene Dion Tertantang Saat Syuting Agak Laen
Aktor ini sebelumnya juga dikenal membintangi Extraordinary Attorney Woo sebagai pengacara senior yang punya sisi serius.
Dalam The Point Men, Kang Ki Young dengan fasih berbicara bahasa Afghanistan dan dia merupakan seorang kunci penerjemah di antara Korsel dan Afghanistan.
Sementara itu, peran Hwang Jung Min dan Hyun Bin memang tidak diragukan lagi dalam film-film sejenis. Dalam proyek The Point Men, kedua aktor papan atas ini untuk pertama kalinya berduet sebagai bromance.
Baca juga : Indra Jegel Sempat Sakit Saat Syuting Agak Laen
Walaupun keduanya sama-sama memiliki daya tarik, namun entah kenapa chemistry yang terjalin kurang membekas di benak penonton. Justru chemistry yang terbangun lebih kuat di antara karakter yang dimainkan Hyun Bin dan Kang Ki Young.
Peran Hyun Bin dalam adegan aksi bisa dikatakan jadi kelebihan bagi The Point Men, tetapi itu pun tak ditampilkan secara maksimal dan kurang memuaskan bagi penonton.
Meski begitu, adegan aksi yang patut menjadi sorotan misalnya adegan Dae Sik yang mencoba mengejar pasukan Taliban dan berkelahi di dalam mobil.
Baca juga : Hadir di Pemutaran Teaser Film Glen, Mutia Ayu Mengaku Rindu
Walau terdapat kekurangan di sana-sini, film garapan sutradara Yim Soon Rye tersebut tetap menarik minat penonton terutama di Korsel, apalagi menawarkan wajah aktor papan atas.
Visual yang ditampilkan juga cukup menjanjikan. Meski pengambilan gambar dikerjakan di Yordania, The Point Men mampu menyuguhkan latar tempat yang merepresentasikan Afghanistan dengan segala ketegangannya di masyarakat.
The Point Men menempati posisi kedua di box office Korsel pada pekan ini, mengalahkan Avatar: The Way of Water, yang menduduki posisi ketiga. Sementara posisi pertama ditempati animasi Jepang The First Slam Dunk.
Baca juga : Jesse McCartney Rilis Single Faux Fur
Per Rabu (1/2) waktu setempat, The Point Men telah meraup pendapatan kotor sekitar US$12,6 juta, menurut data dari Korean Film Council (KOFIC).
Film The Point Men pertama kali diputar di bioskop Korsel pada 18 Januari lalu. Kini film tersebut sudah dapat dinikmati di beberapa negara lain, termasuk di Indonesia yang tayang di jaringan bioskop CGV sejak Rabu (1/2). (Ant/OL-1)
Baca juga : Zee JKT48 Mengaku Sakit Lambung Saat Syuting Ancika Dia yang Bersamaku 1995
Ashanty mengaku alasannya mencari bantuan tenaga profesional bukan karena tidak kuat menghadapi tekanan kerja maupun kuliah.
Menurut Dio, hubungan keluarganya saat ini cukup baik, sehingga alasan Andre Taulany menceraikan Erin pun tidak kuat. Dio juga membenarkan masalah yang terjadi hanya soal komunikasi.
ACARA tinju selebritas Superstar Knockout (SKO) akan kembali digelar dengan volume ketiganya pada 9 Agustus mendatang di Jakarta International Convention Center (JICC) Senayan, Jakarta.
Dalam foto yang beredar, David Beckham terlihat beristirahat di ranjang rumah sakit dengan lengan kanannya dibalut gendongan berwarna biru besar.
Olla Ramlan tidak mengungkapkan secara detail alasan mengenai keputusannya melepas hijab. Sebab, ia merasa hal tersebut merupakan ranah privasi yang tidak harus diumbar.
Pria berusia 25 tahun tersebut meninggal dunia di salah satu penginapan di Jalan Maribaya, Desa Langensari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Pyongyang telah menolak tawaran rekonsiliasi terbaru dari Korsel, sekaligus membantah klaim militer Seoul bahwa Korut telah mencopot beberapa pengeras suara propaganda.
Eks ibu negara Korea Selatan, Kim Keon Hee, ditangkap atas tuduhan manipulasi saham dan korupsi.
Pemerintah Indonesia terus berupaya menggaet investor asal Korea Selatan. Langkah teranyar dilakukan melalui penyelenggaraan Gwangyang Business Forum 2025.
Son akan segera menandatangani kontrak dengan LAFC dengan nilai transfer mencapai 26 juta dolar Amerika atau sekitar Rp416 miliar.
KEMENTERIAN Pertahanan Korea Selatan pada Senin (4/8) mulai membongkar pengeras suara yang selama ini digunakan untuk menyiarkan lagu-lagu K-pop dan berita ke wilayah Korea Utara.
Meskipun kedua negara secara teknis masih berperang, Presiden Lee berupaya meredakan ketegangan dan menghidupkan kembali dialog yang telah lama terhenti dengan Korea Utara.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved