Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
Meningkatnya tren lagu dangdut di masyarakat belakangan ini menjadi momentum yang tepat untuk menghadirkan inovasi di dunia dangdut. Ujung-Ujungnya Dangdut (UUD) adalah sebuah platform musik dangdut yang dimodernisasi dan memiliki ambisi untuk membuat naik ke kelas dunia.
Setelah diluncurkannya platform UUD pada Agustus lalu, kini berlanjut dengan mengadakan rangkaian konser tur di beberapa kota di tahun ini sampai ke tahun depan yang tentunya akan menghadirkan para pegiat dangdut dan akan berkolaborasi dengan banyak penyanyi pop Indonesia.
Dengan ambisi yang besar ini untuk menguatkan UUD sebagai platform musik dangdut terbaik Indonesia, Denny Caknan mengajak Melanie Subono yang dikenal selain sebagai musisi juga dikenal memiliki pengalaman panjang dalam dunia konser dan event musik di Indonesia dan dunia Internasional. Dengan bergabungnya Melanie Subono diharapkan UUD dapat mengemas musik dangdut Indonesia menjadi semakin elegan dan tentunya menembus pasar dunia.
“Harapan saya sebagai pegiat musik dangdut di Indonesia, saya ingin untuk mengenalkan dangdut sampai ke mancanegara hingga nanti musik dangdut dikenal sebagai musik yang keren, elegan serta mampu menjangkau masyarakat Indonesia secara menyeluruh,” ujar Denny Caknan sebagai salah satu inisiator Ujung-Ujungnya Dangdut.
Sebagai salah satu kolaborator Melanie Subono juga menjelaskan, “Nantinya pada konser mega tur ini saya akan mengemas layout maupun tata panggung sehingga konser ini akan elegan dan bikin dangdut naik kelas.”
Kolaborasi bersama Melanie Subono yang juga seorang musisi dengan genre yang berbeda dan jam terbang yang mumpuni ini menjadi hal yang luar biasa karena pastinya membuat konser mega tur ini semakin keren.
Selain itu, dengan kehadiran Lav Caca sebagai penyanyi dangdut metahuman pertama dari Indonesia, kami berharap dapat menjadi salah satu ikon dangdut baru yang relevan di mata masyarakat, khususnya generasi muda.
Proyek ini diharapkan dapat menjadi ujung tombak musik dangdut Indonesia dan siap dibawa ke dunia internasional pada ulang tahun Indonesia di tahun depan. Untuk tahun 2022 konser akan dimulai dari kota Banyuwangi dan Surabaya, di tahun 2023 konser akan dilanjutkan ke kota-kota yang antusiasmenya paling tinggi dan akan berujung di Ibukota sebagai konser akbar UUD. (OL-12)
Lagu Labil dari Randa Oktovandy dan Frietsa Rianty menyuguhkan kisah cinta yang dekat dengan kenyataan rumit, penuh emosi, tapi tetap menyimpan rasa sayang terhadap pasangannya.
Lagu Soulless Blues dari Arya Novanda dan Gugun Blues Shelter bertutur tentang pergeseran cara manusia dalam menjalani hidup dan bermusik pada era serba cepat dan instan.
Sebuah karya dari Laleilmanino yang dibuat khusus untuk Namira yang juga merepresentasikan apa yang sedang dirasakan oleh penyanyi kelahiran 13 November itu.
Hadirnya Biarkan menjadi salah satu momen yang cukup monumental bagi Sadchurro, karena ini menjadi kali pertama baginya untuk menulis lirik serta bernyanyi dalam bahasa Indonesia.
Single 80 km/h dari Petra Sihombing menggambarkan titik langka dalam hidup ketika semua terasa berjalan dalam tempo yang tidak terburu-buru.
Melalui Lover Girl, Laufey mengajak pendengarnya menyelami rasa sepi saat merindukan seseorang yang kita cintai.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved