Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Eternal Atrophy, EP Terbaru Aquila Young

Basuki Eka Purnama
03/7/2022 12:15

SETELAH kesuksesan single sinematiknya Oblivion, Aquila Young merilis EP barunya yang memukau, Eternal Atrophy. 

Sesuai dengan namanya, EP ini adalah ekspresi keseluruhan dari atrofi abadi – kondisi pembusukan tanpa henti. 

EP ini membawa tema tentang perjuangan eksistensial dan usaha untuk tetap hidup. Mengekspresikan gejolak dalam batin yang selamanya menginginkan sesuatu yang lebih, dan menggambarkan tentang midas touch, dimana segala sesuatu yang ia sentuh akan menjadi layu dan busuk.

Baca juga: The Aces Bercerita Soal Cinta tak Berbalas di Video Klip Girls Make Me Wanna Die

Berbicara tentang single utamanya, Reckless, Young berbagi, "Reckless diambil dari perasaan luar biasa dari sesuatu yang tidak ingin kita akhiri atau lepaskan. Ketika mania dan kecerobohan mengambil alih – kita merasa terdorong untuk melakukan sesuatu... apa saja... hal-hal yang biasanya tidak kita lakukan untuk memperbaiki cinta yang sudah rusak dan hilang."

Young merilis Eternal Atrophy' bersamaan dengan sebuah film pendek berjudul Every Last Echo, sebagai sebuah representasi visual dari EP tersebut. 

"Every Last Echo adalah film pendek tentang keberadaan kehidupan melalui perjalanan waktu," jelasnya. "Kita hanyalah sekelompok atom kecil yang ada di dalam dunia yang lebih besar dengan magnitude yang sangat luas. Kita tidak dapat mengontrol dunia yang terbentang luas, dan tidak dapat mengontrol apa yang terjadi. Kita hanya bisa hidup dan ada. Meskipun kita mungkin bisa mencoba menolak, pada akhirnya kita harus menyerah. Kita hanya bisa sampai pada penerimaan bahwa keindahan dan rasa sakit akan selalu ada dan hidup berdampingan."

Eternal Atrophy merupakan kelanjutan dari rilisan Aquila Young sebelumnya, Oblivion, sebuah lagu yang terinspirasi dari ketegangan dalam adegan kejar-kejaran di film Jason Bourne, yang diciptakan di sisa-sisa sebuah rumah yang sudah ditinggalkan, dalam dunia sinematik yang penuh enigma. 

Oblivion menerima sambutan hangat di Asia dan masuk ke playlist Apple Music's New Music Daily di Apple Music, Indie di KKBOX, Fresh Indie Global di JOOX, dan New Music Alert di Resso, yang menjadi awal dari kampanye yang menarik oleh musisi kelahiran Singapura/Vietnam yang berbasis di Australia ini.

Terinspirasi dari lanskap yang luas; motif tentang kekuasaan dan kekuatan menjadi tema dari musik-musik karya produser dan penulis lagu yang dikenal sebagai Aquila Young. 

Dirilis secara independen, single perdananya, Vagabond, yang mengumpulkan lebih dari 1 juta stream adalah sebuah lagu yang berani dan memancarkan rasa percaya diri, yang kemudian diikuti oleh single berikutnya Closer, yang dirilis pada 2019 lalu. 

Mengekspresikan perbandingan antara terang dan gelap, vokal Young yang hangat dan membangkitkan semangat disandingkan dengan dengan latar belakang synth dan drum yang semarak, menghasilkan karya musik khas yang imersif.

Lahir dan besar di Australia dari orangtua asal Singapura dan Vietnam, pengaruh budaya Aquila berasal dari warisan Asia Tenggaranya yang beragam. 

Seorang seniman visual dalam hatinya, dengan gelar Sarjana Musik Kontemporer, pengaruh musiknya termasuk era-era awal dari 'Radiohead' dengan suara yang memancarkan kepercayaan diri dan kebijaksanaan yang melampaui usianya. (RO/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya