Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
ANAK Rima Melati, Aditya Tumbuan, mengatakan infeksi di bagian punggung menjadi penyebab sang aktris harus mendapatkan perawatan intensif dari tenaga medis.
Dalam penanganan lanjutannya, infeksi itu lantas menyebar ke organ vital lainnya seperti paru-paru hingga ginjal yang akhirnya menyebabkan sang bintang meninggal pada usia 83 tahun di RSPAD Gatot Subroto.
Baca juga: Rima Melati Berpulang, Ucapan Duka Mengalir di Linimasa
"Ginjal itu suatu hal yang memang kalau pasien itu sudah lama di rumah sakit, minum obat, lama-lama mungkin efeknya ke ginjal. Dan dari situ Ibu harus dilakukan cuci darah atau HD (Hemodialisa)," ujar Aditya saat memberikan keterangan kepada awak media di Rumah Duka Sentosa Jakarta Pusat, Kamis (23/6).
Selama di RSPAD sudah dilakukan tujuh kali cuci darah. "Hasilnya memang membuat Ibu stabil, tapi kadang memang usia yang membuat ibu itu seperti berjuang. Jadi stabil tapi kadang-kadang juga drop."
Lebih lanjut Aditya menyebutkan dalam kondisi yang "naik- turun" tersebut, keluarga dengan setia mendampingi Rima bahkan hingga di saat- saat terakhirnya.
Aditya menceritakan Rima bahkan sempat dalam kondisi stabil sebelum akhirnya dokter di ICU menyatakan kondisi gagal jantung.
"Saya sempat ngobrol, saya sempat minta maaf, saya sempat bilang 'kalau memang sudah tidak kuat atau mama merasa sakit, kita semua sudah ikhlas, kita semua berlapang dada kalau ini yang terbaik buat Mama'. Begitu selesai bicara, saya berencana pindah ruangan. Baru saya pindah ruangan, tiba-tiba dokter lari ke ruangan ibu saya. Karena, kalau di ICU itu semuanya dimonitor. Jadi, ketika saya mau pindah, sepertinya ibu drop. Dokter langsung lari, perawat lari, bilang ke saya, 'ibu gagal jantung'," katanya.
Keluarga juga menampik penyakit yang diderita Rima kali ini merupakan imbas dari kanker yang pernah dideritanya saat 1989, dan penyakit itu tidak berkaitan satu sama lain.
Hal itu disampaikan langsung oleh Menantu Rima Melati, Marisa Tumbuan, yang ikut mendampingi suaminya saat memberikan keterangan kepada awak media.
"Ini gak ada kumat dari kankernya ya, ini menjawab beberapa orang yang mengatakan 'oh cancer-nya kumat ya?', jadi ini benar- benar sudah bersih kankernya. (Ini murni komplikasi), terakhir memang akhirnya infeksi ke ginjal dan jadi harus diterapi," kata Marisa.
Sebelumnya diberitakan, Rima Melati menghembuskan nafas terakhirnya di RSPAD Gatot Subroto setelah menjalani perawatan intensif pada pukul 15.14 WIB.
Saat ini, mendiang Rima Melati disemayamkan di Rumah Duka Sentosa RSPAD Gatot Subroto ruang Kamboja sampai Minggu (26/6). (Ant/OL-6)
Sunscreen menjadi perlindungan utama untuk menjaga kesehatan kulit dalam jangka panjang, terutama saat menghadapi paparan sinar matahari dan faktor lingkungan lainnya.
Chelsea Islan menjajal menjadi produser dalam film biopik Rose Pandanwangi. Selain menjadi produser, ia juga memerankan tokoh utama yakni penyanyi seriosa.
Tissa Biani mencari wawasan langsung dari psikolog profesional. Langkah itu diambil untuk memastikan penggambaran karakternya tidak hanya akurat, tetapi juga penuh empati.
AKTRIS Davina Karamoy kini menjadi salah satu nama yang kian laris di industri perfilman Indonesia. Setelah melejit berperan sebagai ‘pelakor’ yang filmnya menjadi blockbuster
Nikita Willy mengatakan cara itu akan membantu sang anak belajar memilih apa yang diinginkan dan merasa lebih dihargai.
Film Sah! Katanya menceritakan lika-liku kehidupan Marni, anak bungsu dari empat bersaudara yang harus memenuhi wasiat ayahnya untuk menikah dengan putra sahabat sang ayah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved