Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
BHINNEKA Tunggal Ika dan gotong royong dilontarkan pemain cello legendaris dunia, Yo-Yo Ma, saat menyapa audiens seusai membawakan Suite No 1 In G Major, BWV 1007 dan Suite No.3 In C Major, BWV 1009, di Jakarta International (Jiexpo) Theatre, Kemayoran Jakarta, Jumat (6/12) malam.
"Mungkin kita pernah merasa kehilangan, entah itu sahabat, orang yang kita kasihi, dan lainnya. Tetapi jangan sampai kehilangan dignity- martabat kita. Sosok penolong itu bisa ditemukan dalam Bach. Musik sebagaimana juga budaya menolong kita untuk mengenal lingkungan sekitar kita dengan satu dan lainnya. Budaya membantu kita berimajinasi akan masa depan yang lebih baik. Budaya mengubah mereka menjadi kita. Inilah yang terpenting," ujar pria kelahiran Paris 7 Oktober 1955 itu.
Selama hampir 2,5 jam, tangan dan jari jemari Yo yang lincah membawakan Six Suites for Unaccompanied Cello karya Johann Sebastian Bach (1685-1750). Bahkan ia memainkan sekaligus dua suite tanpa jeda selama 1 jam lebih. Riuh tepuk tangan tanda apresiasi tinggi dari hampir 2.500 penonton pun menggetarkan gedung konser.
Yo-Yo Ma tampil di atas panggung polos tanpa pernak pernik ornamen dekorasi. Namun penggunaan Meyer Constellation System untuk amplifikasi pasif membuat kemurnian suara dari penampilan Yo-Yo Ma dirasakan merata oleh semua penonton. Ditambah lagi 280 speakers dan sistem akustik gedung yang baik membuat nada-nada dari gesekan cello Yo-Yo Ma terdengar jernih.
Pria yang sudah mengenal cello sejak usia 4 tahun itu pun mengakhiri penampilan dengan berkolaborasi bersama penyanyi jazz Dira Sugandi lewat tembang Bengawan Solo.
Seusai konser di Jiexpo, Yo mengadakan kegiatan khusus dengan Sukkha Citta di Museum Bank Indonesia, Sabtu (7/12). Acara bertajuk Day of Action tersebut diisi dengan dialog, kolaborasi dan pertunjukan seni antara Yo-Yo Ma dan Sukkha.
Indonesia merupakan negara ke-25 dari seluruh rangkaian Yo-Yo Ma’s Bach Project yang melakukan tur selama 2 tahun untuk mengadakan 36 konser musik klasik, di 6 benua dan 36 hari untuk kegiatan Day of Action.
Pada Agustus 2018, Yo-Yo Ma memulai tur global 2 tahun untuk menampilkan Johann Sebastian Bach Six Suites for Unaccompanied Cello di 36 lokasi di seluruh dunia. Tur ini dilatarbelakangi tidak hanya oleh enam dekade perjalanan musik Yo-Yo Ma, tapi juga dimotivasi oleh kepiawaian musisi Bach pada kemanusiaan di dunia yang terkadang terlalu fokus pada perbedaan. Bagi Yo-Yo Ma, musik dari Bach yang kini telah berusia lebih dari 300 tahun merupakan salah satu contoh bagaimana budaya dapat menghubungkan dan membantu manusia untuk membayangkan dan membangun masa depan yang lebih baik lagi.
Menurut Executive producers Shoemaker Studios Prajna Murdaya yang bersama mempromotori Yo-Yo Ma’s Bach Project GoImpact, Yo-Yo Ma mempercayai budaya tidak hanya terbatas pada seni tapi juga pada penyatuan seni dan sains, serta semua hal yang dapat membuat kita memahami lingkungan, orang sekitar dan diri sendiri dengan lebih baik.
"Shoemaker Studios merupakan inkubator bagi para musisi lokal maupun internasional untuk mengeksplorasi musik dan mengembangkan kreativitas mereka dalam bermusik. Kami melihat nilai yang dibawa oleh Yo-Yo Ma’s Bach Project sejalan dengan semangat kami yang menggabungkan beragam elemen musik dan kreativitas, serta menyatu dalam harmoni seperti halnya dalam bermusik," ujarnya.
Prajna yakin semangat Yo-Yo Ma dapat menginspirasi pemusik di Indonesia untuk menghargai keberagaman dan menjalin hubungan yang harmonis antar sesama.
Yo-Yo ma yang lahir dari orangtua asal Tiongkok. Ayahnya Hiao-Tsiun Ma seorang konduktor, sementara ibunya Marina Lu seorang penyanyi. dari Paris, keluarganya pindah ke New York City, saat usia Yo 7 tahun.
Terlihat hadir di acara konser, Dubes AS Joseph R Donovan bersama istrinya Mei Chou Donovan, musisi Adi MS, mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, dan banyak lagi. (X-15)
Baca juga: Desember, Cellis Legendaris Yo-Yo Ma Manggung di Jakarta
Baca juga: Uji Coba Fitur Baru, Netflix Bikin Sineas Dongkol
Band rock alternative asal New Jersey, My Chemical Romance (MCR), kembali menjadi sorotan dunia dengan pengumuman tur global bertajuk Long Live The Black Parade.
My Chemical Romance akan menggelar konser di Jakarta pada 3 Mei 2026. Pengumuman tersebut diumumkan secara resmi melalui akun media sosial Instagram.
Program konser tersebut mencakup karya dari para musisi hebat Hongaria seperti Franz Liszt, Béla Bartók, Zoltán Kodály, dan György Orbán, hingga khazanah musik rakyat Indonesia.
Konser ini bagian dari Dvisvara Annual Recital Series, platform eksklusif bagi mahasiswa UIC College dalam menampilkan pencapaian artisitik dan akademik mereka.
Akomodasi yang dekat lokasi venue konser penting demi menghindari macet dan sulitnya mencari transportasi umum.
PENYANYI yang juga promotor musik Melanie Subono membeberkan sejumlah rider dari diva Internasional, Mariah Carey. Melanie menuturkan rider Mariah berdasarkan pengalamannya
Lakon lahir dari respons terhadap perubahan kondisi lingkungan pesisir dan laut, akibat aktivitas penambangan pasir laut, penggunaan alat tangkap ikan yang tidak ramah lingkungan.
UKM Teater 28, Universitas Siliwangi menampilkan karya berjudul "Arah Menuju Temaram" dalam rangkaian Pentas Keliling 2025 dilakukan di Kota Tasikmalaya, Cirebon, Tegal dan Wonosobo.
Meski membawa tema-tema yang cukup berat, Teater Teriakan menegaskan bahwa pertunjukan mereka tidak dimaksudkan untuk menyindir atau menyerang pihak tertentu.
Pementasan teater ini dilakukan oleh YAI yang sudah 13 tahun aktif mengadakan penyuluhan kanker anak di berbagai daerah di seluruh Indonesia.
Pascal Phoa ikut berperan dalam drama Macbeth, yang diselenggarakan di Circle in the Square Theatre di New York, Amerika Serikat (AS).
SEBUAH pertunjukan teater yang diadaptasi dari naskah karya dramawan Inggris, Nick Payne, dengan judul Constellations, hadir di Jakarta. Diproduksi oleh Teater Pandora,
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved