Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Penyandang Disabilitas Berlenggak Percaya Diri dalam Fashion Show

Alya Putri Abi
15/12/2024 15:08
Penyandang Disabilitas Berlenggak Percaya Diri dalam Fashion Show
Fashion show penyandang disabilitas(MI/Alya Putri Abi)

MEMILIKI keterbatasan fisik bukanlah halangan untuk tampil percaya diri dan menunjukkan bakat. Penyandang disabilitas memiliki banyak potensi dan kemampuan yang seringkali terpendam, hanya karena belum diberi kesempatan untuk berkembang.

Hal ini terbukti dengan penampilan 28 model penyandang disabilitas, termasuk Down syndrome, autisme, tuli, dan daksa, yang merupakan lulusan program Layak School dalam acara Harmoni Inklusif.

Mereka tampil dengan penuh percaya diri, memperagakan busana rancangan tiga desainer tanah air, yaitu Wilsen Wilian, Yosafat Dwi Kurniawan, dan Sahadya.

Presiden Harmony Inclusive dan CEO Founder Layak Official Karina Aprillia mengungkapkan bahwa model fashion seringkali dianggap harus memenuhi standar tertentu, seperti kurus dan tinggi.

Namun, ia menekankan bahwa fashion seharusnya tidak terikat oleh standar tersebut.

“Dulu fashion tuh harus yang kurus, harus yang tinggi. Banyak banget standarnya, tinggi banget standarnya. Sedangkan menurut kita sendiri, kayaknya fashion tuh gak perlu ada standarnya. Semua orang tuh berhak menjadi fashionable. Berhak untuk mencintai dunia fashion,” ungkap Karina dalam acara Harmoni Inklusif di Dion Senayan Park, Jl. Gerbang Pemuda, Jakarta Pusat.

Sayangnya, belum ada peserta dengan disabilitas penglihatan, karena mereka masih mempelajari cara yang tepat untuk melibatkan penyandang disabilitas penglihatan di panggung fashion, termasuk memastikan rute aman dan pelatihan yang sesuai.

Karina menjelaskan bahwa sebelum tampil, anak-anak penyandang disabilitas diberikan pelatihan modeling selama sekitar 3 bulan. Tantangan dalam melatih mereka membutuhkan kesabaran dan pemahaman terhadap karakter masing-masing siswa.

“Banyak sekali tantangannya, banyak sekali yang harus memiliki kesabaran, harus tahu karakter masing-masing. Kita harus menghafal karakternya bagaimana, dan bagaimana ketika mereka tantrum, apa yang harus kita lakukan, pendekatannya seperti apa, untuk bisa mengembalikan mood-nya,” ujar Karina.

Dalam acara fashion show ini, para desainer tidak menciptakan koleksi baru, melainkan menyesuaikan desain yang ada dengan kondisi model. Tantangan utama mereka adalah menemukan gaya yang tepat untuk setiap individu.

Proses fitting dilakukan untuk memastikan desain yang dipilih nyaman dan sesuai dengan setiap model, dan hasilnya pun tampak bagus, sehingga para desainer mengatakan bahwa proses ini ternyata lebih mudah daripada yang mereka bayangkan.

Salah satu model penyandang disabilitas, yang akrab dipanggil Maria, mengungkapkan bahwa menjadi model adalah impiannya sejak kecil.

"Pertama kali aku jadi model fashion. Itu memang sebuah mimpi aku, mimpi aku dari kecil mau jadi model. Ini sebuah kesempatan buat aku. Kita sebagai penyandang disabilitas itu sama seperti kalian. Kita juga tidak mau membedakan yang lain," ujar Maria.

Karina menegaskan bahwa penyandang disabilitas tidak perlu merasa malu atau minder, dan mengajak mereka untuk terus menggali bakat serta mengejar cita-cita yang diinginkan. (Z-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya