Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Yayasan Karya Murni Ciptakan 25 UMKM Difabel Lewat Program Kubik

Yoseph Pencawan
14/12/2024 21:44
Yayasan Karya Murni Ciptakan 25 UMKM Difabel Lewat Program Kubik
Perayaan HDI dan Penutupan Proyek Kubik, di Yayasan Karya Murni, Kota Medan, Sabtu (14/12).(MI/YOSEPH PENCAWAN)

SAMPAI dengan akhir pelaksanaan program Kubik, Yayasan Karya Murni di Kota Medan, Sumatra Utara, mampu menciptakan 25 pelaku UMKM dari kalangan difabel. Ada di antaranya yang tetap bertahan meski beberapa kali mengubah bidang usaha.

"Ada 25 pelaku UMKM yang mengikuti program Kubik sampai closing (berakhir) hari ini," ungkap Ketua Yayasan Karya Murni Suster Desideria Saragih, seusai Perayaan Hari Disabilitas Internasional (HDI) dan Penutupan Proyek Kubik Tahun 2024, di halaman sekolah Santo Ignasius, Kota Medan, Sabtu (14/12) sore.

Dia menjelaskan, dalam program Kubik (Kelompok Usaha Bisnis Inklusif), yayasannya melibatkan para difabel dari empat jenis disabilitas. Yakni tuna netra, tuna rungu, tuna daksa dan penyintas kusta.

Dimulai pada 2022, Yayasan Karya Murni mendapat kepercayaan dari NLR Indonesia menjadi salah satu organisasi sosial pelaksana program Kubik. NLR Indonesia merupakan sebuah organisasi non-pemerintah yang berfokus pada pengendalian dan pemberantasan kusta (lepra) serta pembangunan inklusi disabilitas di Indonesia.

Menurut Suster Desideria, dalam perjalanannya, para peserta Kubik ada yang berhasil dan ada juga yang mengalami kegagalan. Namun mereka yang gagal tetap bertahan dan melanjutkan usahanya dengan bidang yang berbeda.

Dalam perjalanannya juga, lanjut dia, ada juga yang keluar atau dikeluarkan dari program karena tidak memenuhi persyaratan. Namun mereka segera diganti dengan peserta lain dan program terus dilanjutkan.

Selain merekrut peserta program, Yayasan Karya Murni juga terlibat dalam kegiatan-kegiatan pendampingan. Seperti pelatihan pembuatan produk, pengelolaan keuangan serta pemasaran.

Bahkan Yayasan Karya Murni juga menginisiasi pembentukan kelompok pendamping lanjutan yang dinamakan Komunitas Mentor Inklusi Kota Medan. Kelompok ini bertugas melanjutkan pendampingan ke para pelaku UMKM setelah dukungan program berakhir.

Mereka juga akan menjembatani para pelaku UMKM ke instansi pemerintah atau pihak-pihak terkait yang dibutuhkan. Mentor terdiri dari unsur instansi-instansi pemda terkait, balai latihan kerja (BLK), serta unsur lain dengan jumlah sekitar 15 orang.

Fransisca Risky, Penanggungjawab Proyek Kubik NLR Indonesia, menjelaskan, Kubik merupakan program yang dirancang untuk memampukan para penyandang disabilitas mandiri secara ekonomi. Program ini juga diarahkan untuk memastikan kesiapan lingkungan dan sistem pendukung para difabel berwirausaha.

Yayasan Karya Murni dipilih menjadi salah satu mitra Program Kubik karena dinilai sebagai salah satu organisasi sosial yang sudah cukup mumpuni dalam mendampingi para penyandang disabilitas. Sampai dengan berakhirnya program, NLR Indonesia mendampingi 25 orang muda dari kalangan difabel yang direkrut Yayasan Karya Murni. "Kuotanya sebatas 25 orang dulu," ujar dia.

Mereka menggeluti beragam bidang bidang usaha, mulai dari kuliner, kriya, peternakan hingga bidang jasa. Dalam program ini mereka diberikan "stimulan fund" (dana stimulan) atau modal awal usaha sebesar Rp5 juta per orang.

Dari jumlah itu, NLR menilai sebanyak 20 orang dari mereka memiliki perkembangan usaha yang semakin baik, bahkan lima di antaranya tergolong melesat. Mereka dinilai bukan hanya dari sisi produksi dan penjualan, tetapi juga perubahan pola pikir (mindset) dan sikap serta kemampuan berkomunikasi.

"Mereka mengalami perubahan mindset saja itu sudah perubahan besar. Dari yang awalnya menganggap dirinya tidak berdaya, bukan siapa-siapa, kemudian bisa menerima diri dengan kondisinya dan move on, memulai sesuatu yang baru. Itu langkah besar," kata dia.

Perubahan mindset dan kemampuan berkomunikasi juga menjadi sangat penting dalam program ini karena selain menjadi pengusaha NLR Indonesia juga menginginkan mereka mampu menjadi penggerak di kelompoknya masing-masing.

Menurut dia, saat ini LNR Indonesia masih menjajaki kelanjutan program yang sama. Namun yang pasti dari model ini pihaknya sudah mendapat formulasi yang efektif untuk memandirikan para penyandang disabilitas dalam aspek ekonomi. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik