Headline

Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.

Fokus

Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.

Kwik Kian Gie dalam Kenangan: Penjaga Akal Sehat dan Integritas Bangsa

Insi Nantika Jelita
29/7/2025 08:53
Kwik Kian Gie dalam Kenangan: Penjaga Akal Sehat dan Integritas Bangsa
Kwik Kian Gie(IBIKKG)

Ekonom dari Universitas Andalas Syafruddin Karimi mengungkapkan kepergian Kwik Kian Gie meninggalkan duka mendalam bagi bangsa Indonesia. Ia bukan hanya dikenal sebagai seorang ekonom, tapi juga negarawan dan penjaga integritas publik yang konsisten.

Sebagai Menteri Koordinator Bidang Ekonomi (1999–2000) dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas (2001–2004), almarhum dikenal berani menyuarakan kebenaran di tengah tekanan politik dan krisis kepercayaan.

"Kwik adalah suara akal sehat dalam kebijakan publik," kata Syafruddin dalam keterangannya, Selasa (29/7).

Kwik disebut berani mengkritik sistem yang timpang dan membela kebijakan ekonomi yang berpihak kepada rakyat kecil. Ketegasannya dalam menolak tekanan asing dan keberaniannya membongkar praktik yang tidak adil menjadikannya simbol keberpihakan yang tulus terhadap kepentingan bangsa.

"Ia tidak mudah terbeli oleh kekuasaan atau kepentingan sesaat," tutur Syafruddin.

Melalui tulisan-tulisannya di media nasional dan kiprahnya mendirikan Institut Bisnis dan Informatika Indonesia (IBII), Kwik mewariskan pemikiran tajam dan semangat kritis bagi generasi muda. Ia percaya bahwa pertumbuhan ekonomi yang sejati tidak hanya tentang angka, tapi tentang keadilan, keberlanjutan, dan keberpihakan pada yang lemah.

Syafruddin menilai yang paling menonjol dari diri Kwik adalah keteguhan moral dan kesederhanaannya. Kwik menunjukkan bahwa seorang intelektual bisa menjadi patriot sejati tanpa harus berteriak, tanpa harus mencitrakan diri. Ia bekerja dalam diam, berpikir dalam jernih, dan bertindak untuk bangsa.

Ekonom dari Universitas Andalas mengatakan hari ini bangsa kehilangan salah satu putra terbaiknya. Namun warisan pikirannya akan terus hidup. Masyarakat yang ditinggalkan punya tanggung jawab untuk melanjutkan cita-citanya dengan membangun ekonomi yang adil, manusiawi, dan berakar pada semangat kerakyatan.

"Selamat jalan, Pak Kwik. Terima kasih atas keteladanan, keberanian, dan ketulusanmu," tutupnya. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya