Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Indonesia kehilangan salah satu putra terbaiknya. Ekonom senior dan mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri, Kwik Kian Gie, wafat pada Senin malam, 28 Juli 2025, pukul 22.00 WIB. Kabar duka ini disampaikan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno yang mengunggah ucapan belasungkawa melalui media sosial.
Kwik Kian Gie tutup usia di usia 90 tahun. Sosoknya dikenal luas sebagai pemikir ekonomi kerakyatan, pengajar, penulis tajam, serta tokoh politik yang menjunjung tinggi integritas. Sepanjang kariernya, ia aktif mengkritisi kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat serta gigih membela nilai-nilai keadilan sosial.
Lahir di Juwana, Pati, Jawa Tengah, pada 11 Januari 1935, Kwik menempuh pendidikan tinggi ekonomi di Nederlandsche Economische Hogeschool, Rotterdam, Belanda, yang kini menjadi bagian dari Erasmus Universiteit Rotterdam, dan lulus pada 1963. Sepulang dari Belanda, ia sempat menjadi dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia sebelum terjun ke dunia usaha dan kemudian ke dunia politik.
Di luar aktivitasnya sebagai akademisi dan pengusaha, Kwik juga dikenal sebagai pendiri lembaga pendidikan bisnis. Ia mendirikan Institut Manajemen Prasetiya Mulya pada 1982, serta Institut Bisnis dan Informatika Indonesia (IBII) pada 1987, yang kemudian berganti nama menjadi Kwik Kian Gie School of Business sebagai bentuk penghormatan atas kontribusinya di bidang pendidikan ekonomi dan manajemen.
Nama Kwik mulai populer secara nasional pada akhir 1980-an, terutama lewat tulisan-tulisannya di media massa seperti Kompas yang kerap mengkritik kebijakan Orde Baru. Ia dikenal sebagai tokoh yang berani bersuara, meski sering dianggap kontroversial oleh pemerintah pada masa itu. Pandangan-pandangannya tentang ekonomi yang pro-rakyat menjadikannya sebagai referensi penting di kalangan intelektual, mahasiswa, dan penggiat kebijakan publik.
Karier politiknya dimulai secara formal saat bergabung dengan PDI pada akhir 1980-an. Ia dipercaya menjadi Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri dalam Kabinet Persatuan Nasional di bawah Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sejak Oktober 1999 hingga Agustus 2000. Selanjutnya, pada masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri, Kwik diangkat menjadi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas pada 2001 hingga 2004.
Sepanjang hidupnya, Kwik dikenal sebagai pribadi yang sederhana dan tidak silau oleh kekuasaan. Bahkan setelah keluar dari pemerintahan, ia tetap vokal menyuarakan kritik terhadap kebijakan ekonomi yang menurutnya menyimpang dari konstitusi dan tidak berpihak kepada rakyat kecil. Ia juga aktif di media sosial dan menjadi rujukan generasi muda dalam memahami ekonomi makro dan politik anggaran negara.
Untuk jasanya, Kwik Kian Gie dianugerahi Bintang Mahaputera Adipradana oleh pemerintah Republik Indonesia, sebuah penghargaan tinggi yang mencerminkan kontribusi luar biasanya dalam bidang ekonomi dan pembangunan nasional. (E-3)
Pak Kwik di atas segalanya adalah pendidik. Maka beruntunglah kita karena tiga tahun lalu sekitar 870 tulisannya berhasil dihimpun ke dalam trilogi Kwik Kian Gie: Bunga Rampai Pemikiran.
WAKIL Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar abbas, mengatakan bahwa warga negara Indonesia benar-benar kehilangan dengan meninggalnya Kwik Kian Gie.
KEPERGIAN Kwik Kian Gie meninggalkan duka mendalam sekaligus kekosongan dalam jagat pemikiran ekonomi Indonesia. Ia bukan sekadar ekonom, melainkan sosok langka yang berani bersuara.
Ekonom dari Universitas Andalas Syafruddin Karimi mengungkapkan kepergian Kwik Kian Gie meninggalkan duka mendalam bagi bangsa Indonesia.
Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono mengenang Kwik sebagai sosok teguh yang selalu memperjuangkan kemakmuran rakyat.
Wafatnya Kwik Kian Gie bukan hanya kehilangan bagi dunia politik dan ekonomi Indonesia, melainkan juga hilangnya sosok langka yang memadukan intelektualitas, integritas, dan keberanian.
Meninggalnya Kwik Kian Gie, tokoh dan guru bangsa yang dapat menjadi tauladan. Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas mengatakan Indonesia kehilangan nasionalis
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved