Headline

Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.

Fokus

Penipuan online makin marak menjerat masyarakat.  

Kwik Kian Gie: Ekonom Hebat dengan Deretan Peninggalan yang Bermanfaat

Andhika Prasetyo
29/7/2025 06:33
Kwik Kian Gie: Ekonom Hebat dengan Deretan Peninggalan yang Bermanfaat
Kwik Kian Gie(Antara)

Wafatnya Kwik Kian Gie bukan hanya kehilangan bagi dunia politik dan ekonomi Indonesia, melainkan juga hilangnya sosok langka yang memadukan intelektualitas, integritas, dan keberanian. Selama lebih dari lima dekade, Kwik telah meninggalkan jejak prestasi yang membentang dari ranah akademik, dunia usaha, pendidikan, hingga pemerintahan.

Nama Kwik Kian Gie mulai dikenal luas pada era 1980-an sebagai pengamat dan penulis ekonomi yang tajam dan kritis terhadap kebijakan Orde Baru. Ia berani menyampaikan opini yang tidak populer, menunjukkan keberpihakannya pada kepentingan rakyat kecil.

Pada tahun 1968, Kwik Kian Gie menjadi anggota pengurus Yayasan Trisakti. Pada tahun 1982, bersama dengan Panglaykim, Kwik mendirikan sekolah Master of Business Administration (MBA) pertama di Indonesia, yaitu Institut Manajemen Prasetiya Mulya. Kemudian, pada tahun 1987, Kwik bersama Djoenaedi Joesoef dan Kaharuddin Ongko mendirikan Institut Bisnis Indonesia (IBI) yang kini telah berganti nama menjadi Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie (Kwik Kian Gie School of Business).

Konsistensinya dalam menyuarakan pandangan ekonomi berbasis keadilan sosial membuatnya kerap diundang dalam berbagai forum internasional dan menjadi mentor bagi banyak ekonom muda. Ia juga pernah menjadi anggota Dewan Ekonomi Nasional, serta aktif dalam berbagai lembaga riset dan konsultasi kebijakan.

Kepiawaiannya dalam konteks perekonomian membuatnya dipercaya sebagai Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri dalam Kabinet Persatuan Nasional di bawah Presiden Abdurrahman Wahid. Meski hanya menjabat kurang dari satu tahun (1999-2000), ia berhasil merumuskan arah kebijakan ekonomi pascakrisis yang lebih mandiri dan berorientasi pada pemulihan sektor riil.

Pada masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri, Kwik kembali dipercaya menjadi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas (2001-2004). Di posisi ini, ia memperkuat perencanaan pembangunan nasional dengan pendekatan yang lebih inklusif dan menekankan pentingnya keberlanjutan serta efisiensi anggaran. Ia juga dikenal sebagai penentang utang luar negeri yang berlebihan, dan mengupayakan kemandirian fiskal melalui reformasi kebijakan pembangunan.

Prestasi intelektual dan moralnya diakui secara resmi oleh negara melalui penganugerahan Bintang Mahaputera Adipradana, salah satu penghargaan tertinggi di Republik Indonesia. Penghargaan ini mencerminkan dedikasinya dalam membangun ekonomi nasional yang bermartabat dan berdaulat. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya