Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
ARTIFICIAL Intelligence (AI) saat ini menjadi topik yang sangat semarak dibicarakan, bukan hanya di Indonesia tapi juga di dunia. Hal ini dikarenakan Gen AI (AI Agents) memiliki adopsi yang sangat luas.
Memandang hal ini, perusahaan venture capital (VC) startup Indonesia dan Asia Tenggara, East Ventures mengungkapkan bahwa di 2025 ini, diprediksi sebanyak 25% dari bisnis akan mengadopsi atau menggunakan AI terutama AI Agents.
"Dan hanya dalam 2 tahun lagi (2027), prediksinya ada 50% dari bisnis akan menggunakan agen AI," kata Partner East Ventures, Avina Sugiarto, di Jakarta, Jumat (25/7).
Prediksi tersebut, sambung Avina, bukan hanya prediksi semata, akan tetapi didukung dengan setidaknya 2 solusi utama dari sisi penggunaan AI.
"Yang pertama dari sisi engagement, solusi engagement/consumer facing, dan yang kedua dari sisi internal tooling solution," jelas Avina.
East Ventures, lanjut dia, memiliki banyak portfolio-portfolio yang sudah mengaplikasikan AI dalam bisnis-bisnisnya. Adapun bisnis-bisnis yang dimaksud terdapat di bidang logistik, kesehatan, pendidikan, dan customer support untuk sisi customer facing. Sementara untuk sisi internal tooling solution, terdapat lini bisnis dari sisi training, analytics, operations, dan juga content creation.
Kendati demikian, Avina mengungkapkan pendanaan modal ventura di Asia Tenggara, utamanya di sektor AI, masih tergolong lebih rendah jika dibandingkan dengan pendanaan modal ventura di global.
Sebagai informasi, pendanaan modal ventura untuk global, utamanya di sektor AI, pada 2024 lalu tercatat di angka US$137 miliar, sementara pendanaan modal ventura di Asia Tenggara khusus di sektor AI pada tahun yang sama masih berada di angka US$1,10 miliar.
Namun, East Ventures masih meyakini bahwa pendanaan modal ventura di Asia Tenggara, utamanya sektor AI, masih akan tumbuh lebih besar ke depannya.
"Jadi kira-kira di kisaran 1% di tahun 2024, slightly kurang dari 1%. Di sini kita yakin bahwa investasi di AI ini akan tumbuh lebih besar lagi, dan dari sisi East Ventures kami terus melihat banyaknya pipelines, portfolio startups, dan juga portfolio-portfolio kami yang mengimplementasikan AI, generatif AI di Southeast Asia dan Indonesia. Di sini kita lihat mungkin beberapa challenges dari sisi talents, tapi itu juga kita terus berinovasi, memiliki program-program inisiatif seperti Google AI untuk selalu mengedepankan bagaimana inovasi AI di Indonesia bisa terus berkembang dan kita terus berinvestasi di sektor tersebut," tandasnya. (Fal/E-1)
Kolaborasi ini juga memperluas adopsi solusi ERP cloud SAP yang dilengkapi AI, termasuk ketersediaan GROW with SAP in AWS Marketplace.
Dengan pengawasan yang tepat, AI bukanlah ancaman, melainkan peluang besar yang dapat mempermudah kehidupan manusia.
Masa depan keuangan bukan semata soal kecepatan dan efisiensi, tapi tentang kolaborasi antara teknologi dan manusia.
Penggunaan AI bukan hanya sekedar untuk menjawab chat saja melainkan sangat membantu dalam mempermudah pekerjaan sehari-sehari.
AI Lab tersebut melengkapi ekosistem riset teknologi Veda Praxis, yang sebelumnya membangun Cybersecurity Lab di Indonesia dan Ho Chi Minh City, Vietnam.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved