Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
PENELITI Makroekonomi dan Keuangan dari Lembaga Penyelidik Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia Teuku Riefky menilai istilah serakahnomics sangat relevan untuk menggambarkan kondisi iklim usaha dan investasi di Indonesia saat ini.
Menurutnya, praktik perburuan rente yang melekat dalam berbagai lini ekonomi telah menciptakan hambatan serius terhadap pertumbuhan ekonomi yang sehat dan berkeadilan.
"Istilah serakahnomics ini cukup relevan ya dibahas dalam konteks Indonesia. Di Indonesia ini kaitannya adalah iklim investasi dan iklim usaha kita ini tidak terlalu bagus dan salah satu faktornya adalah praktik perburuan rente," ujar Riefky saat dihubungi, Rabu (23/7).
Ia menjelaskan, berbagai praktik tidak sehat seperti pungutan liar, premanisme, birokrasi berbelit, serta lemahnya penegakan hukum, merupakan faktor utama yang menciptakan ekonomi berbiaya tinggi.
Hal itu membuat banyak pelaku usaha kesulitan untuk berkembang dan mendorong investasi baru masuk ke Indonesia.
"Banyak sekali misalnya pungutan liar, praktik premanisme, atau birokrasi yang rumit kemudian harus ada katakanlah uang pelicin atau tidak transparan, sehingga harus tahu atau kenal orang tertentu untuk bisa mendapatkan izin usaha dan lain semacamnya," kat Riefky.
Dia menambahkan, fenomena ini memperburuk daya saing nasional dan mempersempit peluang terciptanya lapangan kerja. Ketika iklim usaha buruk, investor enggan masuk, penciptaan lapangan kerja melambat, dan ujungnya adalah penurunan daya beli masyarakat.
"High cost economy, praktik perburuan rente, penegakan hukum yang lemah ini membuat ini semua terjadi," ujar Riefky.
Ia pun mendorong agar pemerintah melakukan pembenahan secara menyeluruh dan sistematis untuk mengatasi akar persoalan tersebut. "Jadi memang ini harus dibenahi dan dibenahi secara masif dan sampai ke akar-akarnya karena kalau enggak ini akan merugikan semua pihak," pungkas Riefky. (Mir)
PRESIDEN Presiden Prabowo Subianto menanggapi kabar yang menyebut Amerika Serikat (AS) bisa mengelola data pribadi warga negara Indonesia (WNI).
Berikut daftar lengkap peraih Adhi Makayasa tahun 2025
Presiden Prabowo Subianto melantik 2.000 lulusan akademi militer dan kepolisian menjadi perwira dalam Upacara Prasetya Perwira (Praspa) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/7).
Prabowo berpesan kepada 2.000 perwira tersebut untuk mengabdikan diri pada bangsa dan negara.
Presiden Prabowo Subianto melantik 2.000 lulusan akademi militer dan kepolisian menjadi perwira TNI/Polri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved