Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
TEKAD kuat Presiden Prabowo untuk membesarkan maskapai penerbangan Garuda Indonesia adalah keinginan bijak dan tentu sangat strategis. Negara Indonesia yang luas ini harus memiliki maskapai yang hebat dan tangguh selain juga memiliki moda transportasi laut dan penyebarangan yang mumpuni sehingga mampu mengantarkan rakyat Indonesia ke pelosok manapun di kepulauan republik ini.
"Saya apresiasi kerja cepat Presiden Prabowo yang langsung melakukan lobby ke Amerika Serikat dan bertemu Presiden Trump yang salah satu agendanya demi membesarkan Garuda ini," ungkap Asep Wahyuwijaya dalam keterangannya, Jumat (18/7).
Legislator NasDem dari Dapil Jawa Barat V (Kabupaten Bogor) itu mengungkapkan, terlepas dari penurunan tarif atas barang ekspor dari Indonesia ke AS yang akhirnya dikenakan tarif 19%, komitmen Presiden Prabowo untuk membeli 50 pesawat Boeing yang tentunya juga dengan segala suku cadang yang dibutuhkan Garuda serta mengompensasikannya dengan kemudahan bagi barang-barang dari Amerika lainnya masuk ke Indonesia dengan tarif 0%, Garuda tentu menjadi pihak yang mendapatkan keuntungan besar.
"Hanya di sisi lain, tekad dan keinginan Presiden Prabowo untuk membesarkan Garuda pun harus ditopang oleh sebuah upaya perbaikan radikal di internal Garuda sendiri. Manajemen Garuda harus tahu diri juga saat uluran tangan dari pemangku kebijakan tertinggi selevel Presiden saja mau turun tangan untuk membesarkan Garuda ini," tukas Asep.
Transformasi total di tubuh BUMN penerbangan plat merah ini, tambah Asep, harus amat serius dilakukan ketika perusahaannya sendiri memiliki ekuitas yang masih negatif, artinya beban hutang garuda jauh lebih besar dibandingkan assetnya.
"Reformasi manajemen dan tata kelola perusahaan (good corporate governance) mutlak dilakukan. Karena selain dihadapkan dengan problem keuangan yang relatif kronis, budaya kerja di internal Garuda termasuk salah satu yang tingkat penyimpangannya pun relatif tinggi," terang Asep.
Ketua DPP Partai NasDem ini juga menuturkan, marginnya industri maskapai ini tipis, konon hanya satu digit. Kalau kondisi ini dihadapkan dengan kondisi pegawai yang over, budaya kerjanya kurang baik, sistem pengawasan internalnya rapuh dan beban operasionalnya tidak efisien, sehingga Garuda tidak bisa berkompetisi dengan kompetitor lainnya.
"Jika ini terjadi, maka menjadikan Garuda sebagai penguasa langit nusantara dan bahkan dunia, bisa cuma angan-angan saja," tukas alumni Unpad Bandung itu.
Asep pun berharap keinginan Presiden Prabowo dan tentunya kita semua untuk menjadikan Garuda berjaya tak bertepuk sebelah tangan. Di bawah kepemimpinan Dirut Wamildan Tsani, semuanya bisa diwujudkan.
"Kecuali City Link yang harus terus didorong serius menjadi perusahaan maskapai low cost carrier dan menjadi feeder bagi Garuda, seluruh anak, cucu perusahaan yang membebani dan tak compete atau malah bertabrakan dengan bisnis perusahaan swasta yang ada sebaiknya pun dibubarkan saja," pungkas Asep.(RO/I-3)
Sistem pembayaran nasional menjadi fondasi krusial bagi kedaulatan dan integritas ekonomi Indonesia.
SEPANJANG 2024, pendapatan premi PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) mencapai Rp4,02 triliun atau naik 21,65%.
PT Danareksa (Persero) atau Holding BUMN Danareksa memperkuat komitmennya dalam mendukung pembangunan nasional.
SEJUMLAH pasal yang mengatur berbagai aspek terkait tembakau pada PP Nomor 28 Tahun 2024 menuai kritik. Aturan ini dinilai berdampak negatif terhadap industri dan petani dalam negeri,
Pengamat BUMN sekaligus Managing Director Lembaga Manajemen FEB UI Toto Pranoto menegaskan, industri pertahanan nasional perlu mendapatkan perhatian dan perlakuan khusus dari negara.
Air India menyatakan tidak menemukan masalah pada sakelar bahan bakar pesawat Boeing lainnya setelah kecelakaan tragis yang menewaskan 260 orang.
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) menyatakan sedang melanjutkan komunikasi intensif dengan produsen pesawat asal Amerika Serikat (AS), Boeing.
INDONESIA harus berkorban untuk mencapai kesepakatan negosiasi tarif impor dengan Amerika Serikat yang berujung pada penurunan persentase dari 32% menjadi 19%.
CEO Boeing Kelly Ortberg menegaskan bahwa timnya siap mendukung investigasi yang dipimpin oleh Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India terkait kecelakaan pesawat Boeing 787.
Pemerintah India mempertimbangkan untuk menghentikan sementara operasional seluruh pesawat Boeing Dreamliner 787-8 yang digunakan oleh maskapai-maskapai di India.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved