Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Pencapaian IEU-CEPA Jadi Angin Segar di Tengah Alotnya Nego dengan 'Paman Sam'

M Ilham Ramadhan Avisena
14/7/2025 01:36
Pencapaian IEU-CEPA Jadi Angin Segar di Tengah Alotnya Nego dengan 'Paman Sam'
Pernyataan Pers Bersama Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto dan Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, di kantor pusat Uni Eropa, Berlaymont Building, Brussel, Belgia, pada Minggu, 13 Juli 2025.(BPMI Setpres/Laily Rachev)

WAKIL Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Sarman Simanjorang menilai tercapainya kesepakatan substantif dalam perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU–CEPA) sebagai kabar baik bagi dunia usaha nasional, khususnya sektor industri.

Menurutnya, kesepakatan tersebut dapat menjadi jalan keluar strategis untuk mengatasi tekanan dagang dari Amerika Serikat. "Jika kesepakatan ini terwujud, ini menjadi kabar baik bagi industri kita, terlebih jika berbagai produk kita akan bebas tarif masuk ke pasar Eropa," ujarnya saat dihubungi, Minggu (13/7).

Ia menambahkan, potensi tersebut akan menjadi peluang besar bagi pelaku usaha nasional karena akan dapat mengganti pasar Amerika yang saat ini terkendala dengan besaran tarif impor yang mencapai 32%.

Pemerintah Amerika Serikat berencana akan menaikkan tarif impor terhadap sejumlah negara anggota BRICS, termasuk Indonesia yang baru saja resmi bergabung dalam kelompok ekonomi tersebut. 

Tekanan tarif dari AS itu dinilai bisa menghambat ekspor sejumlah produk unggulan Indonesia, terutama dari sektor padat karya seperti tekstil, furnitur, dan perikanan.

Dalam konteks itu, Sarman menekankan, masuknya produk Indonesia ke pasar Uni Eropa, meski diiringi sejumlah persyaratan teknis dan regulatif, harus dimanfaatkan secara maksimal. 

"Sekalipun masuk pasar Eropa itu banyak persyaratan yang harus kita taati, tapi dengan potensi pasar yang besar, kita harus siap memenuhi persyaratan yang ditentukan," tegasnya.

Peran strategis di BRICS
Selain memanfaatkan peluang dari IEU–CEPA, Sarman juga menyoroti pentingnya Indonesia mengambil peran strategis dalam keanggotaannya di BRICS. Ia menilai, kerja sama dengan sesama negara anggota BRICS bisa membuka pangsa pasar baru yang dibutuhkan pelaku usaha nasional saat ini.

"Dengan keanggotaan Indonesia di BRICS, kita berharap Indonesia berperan lebih besar dan proaktif membuka kerja sama perdagangan sesama anggota BRICS," ujarnya. 

Sarman turut menggarisbawahi pentingnya peran aktif pemerintah dalam memastikan agar keanggotaan Indonesia tidak bersifat simbolis, tetapi membawa dampak nyata terhadap ekspor dan pertumbuhan industri nasional.

Menurutnya, pasar BRICS yang mencakup negara-negara besar seperti Tiongkok, India, dan Brasil, harus dimanfaatkan sebagai alternatif nyata bagi Indonesia yang saat ini belum memperoleh kejelasan dalam negosiasi dagang dengan Amerika Serikat. 

"Kita harus memanfaatkan dengan baik keanggotaan di BRICS sehingga kita juga mendapat pangsa pasar baru menggantikan pasar AS yang kita tidak tahu kapan negosiasi tarif ini akan final dan berapa persen angka yang disepakati," tuturnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan harapan agar keanggotaan Indonesia di BRICS bisa segera dirasakan manfaatnya oleh pelaku usaha. "Pengusaha tentu berharap agar kita dapat merasakan dampak keanggotaan kita di BRICS," pungkas Sarman. (Mir/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Mirza
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik