Headline
Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan
Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan
Di Indonesia, cukai rokok sulit sekali naik, apalagi pada tahun politik.
SETELAH tenggelamnya Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali, pada Rabu (2/7) malam, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Puan Maharani, mendesak agar sistem tata kelola sektor transportasi, khususnya moda transportasi laut, segera dibenahi secara menyeluruh.
Dalam pernyataannya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, pada Kamis (3/7), Puan menekankan pentingnya upaya pembenahan menyeluruh oleh semua pihak terkait, guna menghindari terulangnya musibah serupa di masa mendatang.
"Kami mendorong seluruh pemangku kepentingan di sektor transportasi, terutama yang berkaitan dengan angkutan laut, untuk segera mengevaluasi dan memperbaiki sistem yang ada saat ini," ujar Puan dikutip dari Antara.
Ia menyoroti bahwa aspek keselamatan pelayaran harus menjadi prioritas utama. Menurutnya, perbaikan tidak hanya sekadar dilakukan saat terjadi insiden, melainkan harus menjadi bagian dari strategi jangka panjang dalam membangun transportasi yang aman dan andal.
"Aspek keselamatan para awak dan penumpang tidak boleh diabaikan. Jangan sampai peristiwa tragis seperti ini kembali terjadi hanya karena kelalaian atau lemahnya pengawasan," imbuhnya.
Lebih lanjut, Puan juga mengingatkan pentingnya langkah-langkah mitigasi risiko dan sistem antisipasi kecelakaan laut yang lebih matang. Ia menyadari bahwa faktor eksternal seperti kondisi cuaca buruk kerap menjadi tantangan, namun hal tersebut tidak dapat dijadikan alasan untuk lengah dalam pengawasan dan kesiapsiagaan.
"Cuaca memang bisa menjadi faktor tak terduga. Tapi tetap harus ada sistem mitigasi yang kuat agar risiko kecelakaan bisa diminimalkan," ucap politisi PDI Perjuangan tersebut.
Di akhir pernyataannya, Puan turut menyampaikan belasungkawa kepada para korban dan keluarga yang terdampak atas insiden tenggelamnya KMP Tunu. Ia berharap proses evakuasi dan pencarian korban dapat berjalan lancar dan semua korban dapat segera ditemukan.
"Kami di DPR menyampaikan rasa duka mendalam atas musibah ini. Semoga keluarga korban diberi kekuatan menghadapi cobaan ini, dan semoga para korban yang masih dalam pencarian segera ditemukan," tuturnya.
KMP Tunu Pratama Jaya mengalami kecelakaan laut setelah berangkat dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk di Bali. Kapal dilaporkan berlayar sekitar pukul 23.30 WIB pada Rabu malam. Namun hanya lima menit kemudian, tepatnya pukul 23.35 WIB, kapal dilaporkan tenggelam di tengah Selat Bali.
Berdasarkan data sementara, kapal tersebut membawa 53 penumpang, 12 awak kapal, serta 22 kendaraan dari berbagai jenis. Tim penyelamat dari unsur gabungan, termasuk Basarnas, TNI-Polri, Syahbandar, dan Kementerian Perhubungan, langsung melakukan operasi pencarian sejak dini hari.
Hingga pukul 10.00 waktu setempat pada Kamis pagi, sebanyak 31 penumpang berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat, sementara empat orang dinyatakan meninggal dunia. Upaya pencarian terhadap korban yang masih hilang terus dilanjutkan oleh tim SAR gabungan di bawah koordinasi Kantor Pencarian dan Pertolongan. (E-4)
Hal yang perlu diinvestigasi yakni umur kapal, kapan terkahir naik dok untuk perbaikan atau maintenance, ada kemungkinan pompa mengalami kerusakan dan pompa tidak ada cadangan.
Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya harus menjadi peringatan serius bagi sektor transportasi laut, terutama di jalur Ketapang-Gilimanuk.
SEBANYAK 29 orang penumpang KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali ditemukan dalam kondisi selamat. Sementara itu 4 orang ditemukan meninggal dunia.
PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mengonfirmasi insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya milik operator swasta PT Raputra Jaya pada Rabu (2/7) malam.
Mereka menyelamatkan diri dengan menggunakan sekoci sebelum akhirnya ditemukan di sekitar Pantai Cekik, tak jauh dari Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali.
Hingga hari Kamis (10/7/2025), sebanyak tiga jenazah yang diduga korban, telah ditemukan dan dievakuasi dari tiga lokasi berbeda.
Dua jenazah langsung dievakuasi Tim SAR Gabungan ke Rumah Sakit terdekat sebelum dibawa ke Banyuwangi.
Hingga saat ini sudah ada 42 korban KMP Tunu Pratama Jaya yang ditemukan. Dari jumlah tersebut, yang sudah dipastikan meninggal adalah 13 orang. Yang lainnya ditemukan dalam keadaan selamat.
KNKT mengungkap kronologi lengkap peristiwa kapal KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR RI.
Bambang Haryo mendorong Menteri Perhubungan untuk merevisi regulasi KM 58/2003 dan mengembalikan sistem satu penumpang kendaraan satu tiket guna memastikan keakuratan data manifest.
JASA Raharja mendampingi Wapres Gibran Rakabuming Raka meninjau langsung proses penanganan korban kecelakaan kapal KMP Tunu Pratama Jaya
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved