Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Puan Soroti Urgensi Reformasi Tata Kelola Transportasi Laut Pascainsiden KMP Tunu

Media Indonesia
03/7/2025 17:30
Puan Soroti Urgensi Reformasi Tata Kelola Transportasi Laut Pascainsiden KMP Tunu
Ketua DPR RI Puan Maharani (tengah).(MI/Susanto)

SETELAH tenggelamnya Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali, pada Rabu (2/7) malam, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Puan Maharani, mendesak agar sistem tata kelola sektor transportasi, khususnya moda transportasi laut, segera dibenahi secara menyeluruh.

Dalam pernyataannya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, pada Kamis (3/7), Puan menekankan pentingnya upaya pembenahan menyeluruh oleh semua pihak terkait, guna menghindari terulangnya musibah serupa di masa mendatang.

"Kami mendorong seluruh pemangku kepentingan di sektor transportasi, terutama yang berkaitan dengan angkutan laut, untuk segera mengevaluasi dan memperbaiki sistem yang ada saat ini," ujar Puan dikutip dari Antara.

Ia menyoroti bahwa aspek keselamatan pelayaran harus menjadi prioritas utama. Menurutnya, perbaikan tidak hanya sekadar dilakukan saat terjadi insiden, melainkan harus menjadi bagian dari strategi jangka panjang dalam membangun transportasi yang aman dan andal.

"Aspek keselamatan para awak dan penumpang tidak boleh diabaikan. Jangan sampai peristiwa tragis seperti ini kembali terjadi hanya karena kelalaian atau lemahnya pengawasan," imbuhnya.

Lebih lanjut, Puan juga mengingatkan pentingnya langkah-langkah mitigasi risiko dan sistem antisipasi kecelakaan laut yang lebih matang. Ia menyadari bahwa faktor eksternal seperti kondisi cuaca buruk kerap menjadi tantangan, namun hal tersebut tidak dapat dijadikan alasan untuk lengah dalam pengawasan dan kesiapsiagaan.

"Cuaca memang bisa menjadi faktor tak terduga. Tapi tetap harus ada sistem mitigasi yang kuat agar risiko kecelakaan bisa diminimalkan," ucap politisi PDI Perjuangan tersebut.

Di akhir pernyataannya, Puan turut menyampaikan belasungkawa kepada para korban dan keluarga yang terdampak atas insiden tenggelamnya KMP Tunu. Ia berharap proses evakuasi dan pencarian korban dapat berjalan lancar dan semua korban dapat segera ditemukan.

"Kami di DPR menyampaikan rasa duka mendalam atas musibah ini. Semoga keluarga korban diberi kekuatan menghadapi cobaan ini, dan semoga para korban yang masih dalam pencarian segera ditemukan," tuturnya.

Kronologi Kejadian KMP Tunu

KMP Tunu Pratama Jaya mengalami kecelakaan laut setelah berangkat dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk di Bali. Kapal dilaporkan berlayar sekitar pukul 23.30 WIB pada Rabu malam. Namun hanya lima menit kemudian, tepatnya pukul 23.35 WIB, kapal dilaporkan tenggelam di tengah Selat Bali.

Berdasarkan data sementara, kapal tersebut membawa 53 penumpang, 12 awak kapal, serta 22 kendaraan dari berbagai jenis. Tim penyelamat dari unsur gabungan, termasuk Basarnas, TNI-Polri, Syahbandar, dan Kementerian Perhubungan, langsung melakukan operasi pencarian sejak dini hari.

Hingga pukul 10.00 waktu setempat pada Kamis pagi, sebanyak 31 penumpang berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat, sementara empat orang dinyatakan meninggal dunia. Upaya pencarian terhadap korban yang masih hilang terus dilanjutkan oleh tim SAR gabungan di bawah koordinasi Kantor Pencarian dan Pertolongan. (E-4)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya