Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
KOMITE Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkap kronologi lengkap peristiwa kapal KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR RI. Berdasarkan penyelidikan awal, tidak ditemukan tanda-tanda anomali saat kapal berangkat dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, menuju Gilimanuk, Bali.
"Ketika kapal bertolak, tidak ada anomali atau kemiringan atau keadaan yang tidak biasa," kata pelaksana tugas (Plt) Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Pelayaran KNKT Anggiat di Ruang Komisi V DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (8/7).
Menurut KNKT, seluruh sistem mesin beroperasi normal dan jarak pandang di laut saat itu cukup baik. Tidak ada hujan maupun kabut yang mengganggu perjalanan. Laporan ini diperoleh dari para awak kapal yang selamat dan diperkuat dengan data pemantauan serta rekaman CCTV.
Anggiat menjelaskan bahwa pada 2 Juli 2025 pukul 22.15, KMP Tunu Pratama Jaya mulai memuat kendaraan di Pelabuhan Ketapang. Proses pemuatan rampung pada pukul 22.45, dan enam menit kemudian, kapal meninggalkan pelabuhan menuju Gilimanuk.
Namun sekitar 30 menit berlayar atau pukul 23.20, kapal mulai miring ke kanan secara tiba-tiba.
Kru kapal, termasuk juru mudi jaga, kelasi jaga, dan juru minyak jaga, melihat air laut mulai masuk ke kamar mesin melalui pintu masuk. Situasi ini langsung dilaporkan, dan awak kapal mendapat instruksi untuk membantu penumpang mengenakan pelampung (lifejacket) dan bersiap melakukan evakuasi darurat kapal.
Saat itu, nahkoda yang sedang beristirahat dibangunkan oleh mualim jaga dan segera mengambil alih kemudi kapal. Ia juga langsung mengirim sinyal marabahaya melalui radio VHF pada frekuensi 16.
"Nahkoda segera mengambil alih kemudi dan memancarkan berita marabahaya di radio VHF frekuensi 16," ujar dia.
Kepala kamar mesin melaporkan bahwa sejumlah kendaraan yang berada di geladak belakang kapal mengalami pergeseran dan bertumpu ke sisi kanan kapal. Akibatnya, kemiringan kapal semakin parah
"Pada awalnya dalam keadaan masih perlahan-lahan kemudian semakin cepat," ujar dia.
Beberapa menit setelah sinyal darurat dikirim, kapal mulai tenggelam, dimulai dari bagian buritan atau belakang kapal yang tenggelam terlebih dahulu sambil miring ke kanan.
Upaya evakuasi penumpang kapal KMP Tunu Pratama Jaya tidak berjalan mulus karena kondisi malam hari yang sangat gelap. Kapal lain di sekitar lokasi kejadian, seperti Kapal Gilimanus I dan Tunu Praja Pratama 3888, berusaha memberikan penerangan dengan lampu sorot, tetapi tetap kesulitan menemukan objek terapung. (P-4)
Hingga hari Kamis (10/7/2025), sebanyak tiga jenazah yang diduga korban, telah ditemukan dan dievakuasi dari tiga lokasi berbeda.
Dua jenazah langsung dievakuasi Tim SAR Gabungan ke Rumah Sakit terdekat sebelum dibawa ke Banyuwangi.
Hingga saat ini sudah ada 42 korban KMP Tunu Pratama Jaya yang ditemukan. Dari jumlah tersebut, yang sudah dipastikan meninggal adalah 13 orang. Yang lainnya ditemukan dalam keadaan selamat.
Bambang Haryo mendorong Menteri Perhubungan untuk merevisi regulasi KM 58/2003 dan mengembalikan sistem satu penumpang kendaraan satu tiket guna memastikan keakuratan data manifest.
JASA Raharja mendampingi Wapres Gibran Rakabuming Raka meninjau langsung proses penanganan korban kecelakaan kapal KMP Tunu Pratama Jaya
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved