Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Perkuat Postur Pertahanan lewat Penguasaan Teknologi Baru

Insi Nantika Jelita
16/6/2025 13:56
Perkuat Postur Pertahanan lewat Penguasaan Teknologi Baru
Ketua Dewan Penasihat Indo-Pacific Strategic Intelligence (ISI) Muhammad Hadianto(ISI)

Dalam rangkaian kegiatan Indo Defence 2024 Expo & Forum ke-10, Ketua Dewan Penasihat Indo-Pacific Strategic Intelligence (ISI) Muhammad Hadianto menegaskan pentingnya penguasaan dan inovasi teknologi untuk memperkuat postur pertahanan nasional yang tangguh, adaptif, dan berdaulat. Menurutnya, kemajuan teknologi yang pesat telah mengubah lanskap pertahanan global, sehingga Indonesia perlu segera beradaptasi agar dapat memainkan peran strategis di kawasan Indo-Pasifik.

"Pemanfaatan teknologi canggih akan memungkinkan Indonesia memainkan peran strategis dalam mewujudkan kawasan Indo-Pasifik yang aman dan stabil," ujar Hadianto dalam keterangan resminya. 

Dia menekankan teknologi-teknologi baru seperti kecerdasan buatan (AI), sistem nirawak (unmanned systems), teknologi siber, hingga bioteknologi harus diintegrasikan secara efektif dalam sistem pertahanan nasional.

Lebih lanjut, Hadianto menyoroti pentingnya peningkatan kapabilitas pertahanan yang tidak hanya mengandalkan pendekatan operasional, tetapi juga berbasis pada kajian akademik dan needs-based assessment, yakni penilaian kebutuhan pertahanan yang dilakukan secara profesional, terukur, dan berbasis data strategis. Pendekatan ini diyakini akan menghasilkan kebijakan pertahanan yang lebih tepat sasaran dan efisien.

Senada dengan Hadianto, Direktur Riset ISI, Curie Maharani menambahkan, proses transformasi industri pertahanan harus melibatkan adopsi teknologi terbaru yang relevan dengan tantangan keamanan saat ini. 

Dia menyebut beberapa contoh teknologi mutakhir yang perlu diakselerasi implementasinya, seperti Unmanned Underwater Vehicle (UUV), Critical Undersea Infrastructure (CUI), Unmanned Aerial Vehicle (UAV), Advanced Sabotage Operations, hingga pengembangan teknologi luar angkasa.

"Selain inovasi teknologi,  diperlukan kesiapan industri nasional, serta pentingnya kerja sama strategis," ucapnya. 

Melalui pendekatan kolaboratif dan berbasis teknologi, ISI meyakini Indonesia dapat membangun sistem pertahanan yang lebih modern, responsif terhadap ancaman multidimensi, serta mendukung cita-cita menciptakan stabilitas kawasan Indo-Pasifik yang berkelanjutan.

Sementara, Guru Besar Ilmu Komputer Universitas Nusa Putra Teddy Mantoro menekankan pentingnya pengembangan kapasitas nasional dalam menghadapi tantangan etis dan teknis dalam penerapan AI di sektor pertahanan. 

"Penerapan AI kerap digunakan secara praktikal dalam bidang militer, seperti pengenalan target, sistem pengawasan, dan pendeteksi ancaman," pungkasnya. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya