Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Juni Ini, Prabowo Groundbreaking Ekosistem Baterai EV Pertama di Dunia

Insi Nantika Jelita
03/6/2025 14:04
Juni Ini, Prabowo Groundbreaking Ekosistem Baterai EV Pertama di Dunia
MENTERI Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.(Dok. Antara)

MENTERI Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan  pada Juni ini, Presiden Prabowo Subianto akan melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking proyek ekosistem baterai kendaraan listrik (EV) secara menyeluruh.

Proyek ini merupakan bagian dari inisiatif besar bertajuk Indonesia Grand Package, dengan nilai investasi mencapai US$6 miliar hingga US$7 miliar atau sekitar Rp97,85 triliun hingga Rp114,1 triliun (kurs Rp16.309).

Bahlil menjelaskan proyek ini akan menjadi yang pertama di dunia yang mengembangkan ekosistem baterai mobil listrik dari hulu ke hilir secara terintegrasi. Mulai dari kegiatan penambangan, pengolahan di smelter, pelindian asam tekanan tinggi atau high-pressure acid leaching (HPAL), produksi prekursor, katoda, dan sel baterai. Ini semua akan dibangun dan dikembangkan di dalam negeri.

"Pada minggu ketiga Juni, presiden akan groundbreaking. Mulai dari pembangunan pabrik yang akan menjadi bagian dari ekosistem terintegrasi ini," ungkap Bahlil di acara Human Capital Summit 2025 di Jakarta, Selasa (3/6).

Proyek smelter akan dibangun di Halmahera Timur, Maluku Utara. Proyek tambang ini dikerjakan oleh perusahaan raksasa asal Tiongkok, Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL), bekerja sama dengan PT Aneka Tambang Tbk (Antam).

Dalam skema besar pengembangan ekosistem baterai listrik ini, Antam terlibat penuh dari tahap penambangan bijih nikel hingga produksi Mixed Hydroxide Precipitate (MHP).

Lebih lanjut, Bahlil menekankan pembangunan ekosistem baterai EV tidak hanya penting secara ekonomi, tetapi juga strategis bagi ketahanan industri nasional. Menteri ESDM pun menegaskan  Indonesia memiliki posisi tawar yang kuat dalam rantai pasok global.

"Beberapa negara Eropa meminta agar sel baterai dibangun di dekat pabrik mobil mereka. Saya bilang, kalau begitu caranya, silakan kalian bangun sel baterai di negara kalian, tapi prekursor dan katoda tetap diproduksi di Indonesia," katanya.

Bahlil menyebut dengan dimulainya pembangunan Indonesia Grand Package menegaskan komitmennya untuk menjadi pemain utama dalam industri baterai kendaraan listrik global, dengan tetap menjaga kedaulatan sumber daya alam dan nilai tambah di dalam negeri. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya