Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Mei 2025 masih berada di jalur ekspansi. IKI pada Mei ini tercatat di level 52,11 poin.
Hal tersebut, berbanding terbalik dengan data Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dikeluarkan S&P Global pada April 2025 yang turun menjadi 46,7 dari 52,4 pada Maret 2025.
"Saya lebih percaya PMI S&P Global daripada IKI Kemenperin. Artinya industri manufaktur kita masih loyo. Saya lebih memilih melihat PMI sebagai indikator ekonomi karena berhubungan dengan data dan sebagainya. Sedangkan IKI hanya mengukur keyakinan yang memang tidak ada patokan pastinya," ucap Direktur Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda saat dihubungi, Selasa (27/5).
Huda menyebutkan bahwa dirinya tidak merasa kaget apabila survei IKI menunjukkan hasil ekspansi.
"Jika pemerintah bertanya kepada sampel industri bagaimana apakah yakin dengan kondisi industri yang sekarang, maka sebagian besar pasti jawabannya adalah masih yakin. Sedangkan Purchasing Managers Index mengukur belanja perusahaan, produksi, hingga persediaan baru. Jadi IKI mengukur keyakinan, sedangkan PMI mengukur aktivitas ekonomi perusahaan," ungkapnya.
Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Febri Hendri Antoni Arief menyampaikan bahwa dari hasil survei IKI Mei 2025, sebanyak 66,6% pelaku usaha masih memiliki optimisme terhadap kondisi usahanya dalam 6 bulan ke depan.
"Sementara itu perusahaan industri yang menyatakan kondisi usahanya tetap stabil naik 0,3% menjadi sebesar 25%. Sementara persentase yang menjawab pesimis turun 0,1% (dari April) menjadi 8,4% pada Mei 2025," tandasnya. (E-3)
Industri manufaktur dalam negeri masih mengalami tekanan di tengah dinamika ekonomi global dan banjirnya impor produk jadi di pasar domestik.
PMI Manufaktur Indonesia Kontraksi, Pemerintah Didorong Fokus pada Stimulus Jangka Pendek
Kondisi industri manufaktur di dalam negeri tengah menghadapi pukulan berat dari bebagai dampak ketidakpastian di pasar global maupun domestik.
PENGAMAT ekonomi Yanuar Rizky meminta pemerintah untuk tidak sibuk menghibur diri di tengah pelemahan daya beli masyarakat yang tercermin dari kondisi deflasi ekonomi Indonesia
Data Kementerian Perindustrian mencatat nilai impor makanan ringan Indonesia pada 2024 mencapai US$59,3 juta atau sekitar Rp967,31 miliar (kurs Rp16.312).
Industri makanan, minuman dan tembakau mengalami pelambatan pertumbuhan pada kuartal I 2025.
Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mengembangkan industri penghasil rendang untuk menopang roda perekonomian daerah maupun nasional.
PHK Panasonic Holdings Tidak Berdampak pada Operasional Panasonic Indonesia.
Industri agro merupakan salah satu sektor strategis yang juga berperan penting menopang perekonomian nasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved