Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Pasar saham Amerika Serikat terjun bebas pada Rabu (16/4) waktu setempat. Itu terjadi setelah Ketua Dewan Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell memperingatkan kebijakan tarif impor yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump. Kebijakan tersebut disebut belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah dan memiliki dampak inflasi yang tinggi.
Indeks Dow Jones merosot 700 poin atau 1,73%, sementara S&P 500 turun 2,24%. Nasdaq Composite, yang sarat dengan saham teknologi, anjlok 3,07%.
“Kenaikan tarif yang diumumkan jauh lebih besar dari yang diperkirakan. Kemungkinan besar, dampak ekonominya juga akan lebih besar. Termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang lebih lambat," kata Powell dalam sebuah pidato di Chicago melansir CNN, Kamis (17/4).
Komentar Powell mencerminkan kekhawatiran yang berkembang dalam beberapa pekan terakhir, seiring konsumen dan pelaku bisnis berjuang menghadapi lonjakan tarif Trump. Data dari Departemen Perdagangan menunjukkan lonjakan belanja ritel AS pada Maret mencapai level bulanan tertinggi dalam lebih dari dua tahun, saat warga Amerika berlomba membeli sebelum tarif besar diberlakukan.
Saham Nvidia (NVDA) juga dilaporkan merosot 6,87% setelah produsen chip tersebut mengumumkan kerugian sebesar US$5,5 miliar akibat pembatasan ekspor baru oleh pemerintah AS terhadap chip kecerdasan buatan (AI) ke Tiongkok. Pembatasan ini menjadi bagian dari persaingan yang semakin panas antara AS dan Tiongkok dalam penguasaan teknologi AI.
Ketegangan kedua negara meningkat sejak Januari lalu, setelah perusahaan rintisan asal Tiongkok, DeepSeek, mengejutkan Silicon Valley dengan model AI mirip ChatGPT yang lebih murah dan memicu lonjakan investasi AI di Tiongkok.
“Kami berharap negosiasi dagang pada akhirnya akan menunjukkan kemajuan, namun permainan tarik ulur antara AS dan China tampaknya masih akan berlanjut dalam waktu dekat,” ujar Solita Marcelli, Chief Investment Officer untuk wilayah Amerika di UBS Global Wealth Management, dalam sebuah catatan hari Rabu.
Pasar saham AS sebelumnya mencatat kerugian kecil pada Selasa (15/4), dan para investor kini waspada menanti kabar terbaru dari Gedung Putih terkait kebijakan perdagangan. Pada Senin, pemerintahan Trump memulai penyelidikan terhadap impor produk farmasi dan chip semikonduktor, langkah awal menuju potensi tarif baru. Trump juga mengumumkan rencana pengenaan tarif pada chip semikonduktor dalam sepekan ke depan, meski mengindikasikan adanya fleksibilitas terhadap beberapa perusahaan di sektor tersebut.
Sementara itu, prospek ekonomi global juga tertekan akibat perang dagang Trump. Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dalam laporan terbarunya menyatakan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) global diperkirakan hanya akan mencapai 2,2% tahun ini, atau turun 0,6 poin persentase dari skenario tanpa tarif tambahan.
Sementara, di tengah ketidakpastian pasar, harga emas melonjak lebih dari 3% pada Rabu ke rekor tertinggi baru di atas US$3.300 per troy ounce. Emas tetap menjadi aset aman di tengah gejolak ekonomi dan geopolitik. Analis Goldman Sachs bahkan menaikkan proyeksi harga emas akhir tahun menjadi $3.700, mencerminkan permintaan yang terus meningkat seiring memanasnya perang dagang AS-Tiongkok. (E-3)
POLEMIK kebijakan pascapandemi, dan memanasnya konflik geopolitik menjadi faktor pembeda jika dibanding dengan pemicu krisis ekonomi sebelumnya, seperti pada 1998 dan 2008.
SEJAK pandemi covid-19 hingga saat ini dan seterusnya, inflasi telah menjadi perhatian utama bagi para pengambil kebijakan ekonomi dan moneter di seluruh dunia.
Penutupan sebagian pemerintah AS (shutdown) selama lima pekan, merusak kinerja ekonomi domestik pada kuartal I 2019. Namun, dampak gangguan diprediksi akan segera pulih.
Suku bunga saat ini "sesuai", kata Powell dalam sebuah wawancara luas, acara berita selama 60 menit di CBS tv.
Orang nomor satu di Federal Reserve System (The Fed) akan memberikan petunjuk terkait prospek suku bunga AS.
Bank sentral AS (The Fed) telah meluncurkan kebijakan agresif untuk mendukung pasar di tengah pandemi Covid-19. Akan tetapi, nilai tukar dolar AS masih melemah.
TIONGKOK akan mengenakan tarif sebesar 15% terhadap impor batu bara dan gas alam cair (LNG) dari Amerika Serikat (AS) mulai 10 Februari.
Tiongkok, mulai hari ini, Senin (10/2), mengenakan tarif tambahan 15% terhadap komoditas batu bara dan gas alam cair (LNG) dari Amerika Serikat.
KANADA langsung membalas kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan cara memberlakukan tarif 25% terhadap produk-produk AS.
PERDANA Menteri Kanada Justin Trudeau tidak bersedia mencabut tarif pembalasan Kanada terhadap Amerika Serikat jika Presiden Donald Trump.
Tarif 84% yang diberlakukan Tiongkok sebagai balasan terhadap kenaikan tarif impor oleh Presiden AS Donald Trump mulai berlaku pada Kamis (10/4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved