Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Vaksinasi makin Gencar, Tren Kasus PMK di Sinjai Menurun

Naufal Zuhdi
21/3/2025 02:21
Vaksinasi makin Gencar, Tren Kasus PMK di Sinjai Menurun
Petugas dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Lamongan menyuntikkan vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi milik peternak di Lamongan, Jawa Timur.(ANTARA/Rizal Hanafi)

TREN kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, menunjukkan penurunan signifikan seiring dengan intervensi intensif yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian (Kementan).

Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional Terpadu (Isikhnas) mencatat, dari total 2.307 ekor sapi yang terjangkit sejak Januari hingga Maret 2025, sebanyak 1.089 ekor telah sembuh. Tren kasus harian terus melandai, dengan rata-rata kejadian kini kurang dari 10 kasus per hari.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Agung Suganda menegaskan, strategi penanganan berbasis lapangan menjadi kunci dalam pengendalian PMK.

"Kami mengintensifkan kehadiran tenaga kesehatan hewan untuk mempercepat pengobatan, vaksinasi, serta edukasi bagi peternak. Upaya ini terbukti efektif dalam menekan penyebaran PMK dan meningkatkan angka kesembuhan ternak," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (20/3).

Sebagai langkah preventif, sambung Agung, Kementan juga memperketat pengawasan lalu lintas ternak melalui koordinasi dengan Pejabat Otoritas Veteriner (POV). Hal itu dilakukan untuk memastikan setiap pergerakan ternak terkontrol dan bebas dari risiko penularan PMK.

Sementara itu, Direktur Kesehatan Hewan Kementan Imron Suandy menambahkan, edukasi terkait dengan biosekuriti dan manajemen peternakan yang baik menjadi bagian penting dari strategi pengendalian PMK.

"Penerapan biosekuriti yang ketat, pemberian pakan berkualitas, serta identifikasi ternak secara berkala merupakan langkah utama dalam menjaga kesehatan hewan. Vaksinasi saja tidak cukup tanpa pengelolaan peternakan yang baik," jelasnya.

Untuk memperkuat daya tahan ternak dan mempercepat pemulihan, Ditjen PKH telah menyalurkan bantuan berupa 500 botol obat, 500 botol vitamin, 2.000 kaplet disinfektan, serta 50.000 spuit.

Di sisi lain, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulawesi Selatan Nurlina Saking mengapresiasi langkah cepat dan strategis Kementan dalam menangani wabah itu.

"Kami terus bersinergi dengan pemerintah pusat dan tenaga kesehatan hewan di lapangan agar penanganan PMK berjalan optimal. Dengan pendekatan yang tepat, kami optimistis Sinjai bisa segera terbebas dari PMK," ucap dia.

Menjelang Idul Fitri 2025, pemerintah memastikan suplai ternak tetap aman dan bebas dari PMK. Dengan kerja sama yang erat antara pemerintah pusat, daerah, dan para peternak, Kementan yakin upaya pengendalian PMK di Sinjai akan terus berlanjut dan memberikan hasil yang berkelanjutan. (Fal/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Mirza
Berita Lainnya