Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Pertamina Tegaskan Tak Ada Penyaluran BBM Oplosan ke Masyarakat

Insi Nantika Jelita
26/2/2025 01:51
Pertamina Tegaskan Tak Ada Penyaluran BBM Oplosan ke Masyarakat
Vice president (VP) Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso.(MI/Insi Nantika J)

VICE President (VP) Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menegaskan tidak ada penyaluran bahan bakar minyak (BBM) oplosan yang dinikmati masyarakat. Pernyataan itu untuk merespons temuan Kejaksaan Agung mengenai penggelembungan harga atau mark up impor minyak mentah.

Dari keterangan Kejagung, lembaga penuntut negara itu menemukan dugaan penyimpangan PT Pertamina Patra Niaga dalam pengadaan produk kilang yakni pertamax. Temuan Kejagung, produk yang dibeli ternyata pertalite atau lebih rendah, kemudian dicampur dengan pertamax.

"Terkait kualitas BBM, kami pastikan yang dijual ke masyarakat itu adalah sesuai dengan spesifikasi. Artinya, itu pertamax atau RON 92," ujar Fadjar di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (25/2).

Ia membantah pihaknya telah mencampur BBM pertamax dengan bahan bakar berkualitas lebih rendah.

Fadjar kemudian menekankan temuan Kejagung tersebut mengenai dugaan penyelewengan pembelian pertalite oleh Pertamina Patra Niaga, bukan BBM yang dioplos dan dijual di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Pertamina.

"Di Kejaksaan mungkin lebih mempermasalahkan tentang pembelian RON 90 (pertalite) dan RON 92, bukan adanya oplosan. Sehingga, mungkin ada narasi yang tersebar dan menjadi misinformasi di situ," jelasnya.

Mengenai laporan Kejagung perihal keputusan Pertamina Patra Niaga yang menolak menyerap minyak bumi dalam negeri dan lebih memilih impor, Fadjar meminta untuk mengedepankan asas hukum praduga tak bersalah.

Ia menegaskan, alasan Pertamina mengimpor minyak mentah selama ini karena tidak semua spesifikasi minyak mentah atau crude bisa diserap oleh kilang-kilang milik Pertamina.

"Itu kan hanya dugaan saja (dari Kejagung). Kilang-kilang kita ini belum semuanya ter-upgrade (perbarui). Jadi, istilahnya tidak fleksibel mengolah berbagai jenis macam minyak mentah," ucapnya. (Ins/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Mirza
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik