Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

IHSG Sentuh Level Terendah sejak Desember 2021, Ini Biang Keroknya

Andhika Prasetyo
13/2/2025 09:58
IHSG Sentuh Level Terendah sejak Desember 2021, Ini Biang Keroknya
Ilustrasi(Antara)

Mirae Asset Sekuritas Indonesia mengungkapkan sepanjang Februari ini, tekanan terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) cenderung meningkat. IHSG bahkan sempat berada di titik terendah. Pada Selasa (11/2), IHSG ditutup melemah 116,15 poin atau 1,75% ke posisi 6.531,99.

"Posisi tersebut terendah sejak bulan Desember 2021," tulis analisis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Kamis (13/2).

IHSG ambruk tidak lain karena tekanan terhadap pasar saham Indonesia yang telah terjadi sejak Oktober 2024 lalu, menjelang penyelenggaraan Pemilu Presiden Amerika Serikat (AS). Hasil pemilu tersebut memicu aksi jual yang lebih dalam terhadap pasar saham Indonesia, terutama dari investor asing. 

"Sejak Oktober 2024 hingga tanggal 11 Februari 2025, telah terjadi net selling asing Rp42triliun atau setara US$2,6 miliar," ungkapnya.

Pasar sempat didorong oleh langkah Bank Indonesia yang di luar ekspektasi menurunkan suku bunga dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 14-15 Januari 2025 lalu. Mirae Asset Sekuritas Indonesia menilai untuk saat ini sebenarnya masih cukup berisiko untuk menurunkan suku bunga karena terus menurunnya ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan AS (fed fund rate/ FFR). Ini karena menyusul rilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS tadi malam yang lebih tinggi dari ekspektasi, sebesar 3,0%. 

Kemudian, rilis inflasi AS tersebut juga memicu kenaikan indeks Dollar (DXY) dan juga imbal hasil US treasury yield. Imbal hasil US treasury tenor 10 tahun naik ke level 4,63%. Pada perdagangan Kamis (13/2), Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG anjlok dengan rentang perdagangan di level 6,610 hingga 6,674. Support di level 6,450.

"Kami memperkirakan IHSG hari ini berpotensi untuk kembali tertekan karena faktor global tersebut," tulisnya. 

Dihubungi terpisah, analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong menyebut ambruknya IHSG karena sentimen negatif pasar akibat perang dagang, terutama setelah Presiden AS Donald Trump mengenakan pajak universal pada komoditas. Beberapa emiten bahkan ada yang gagal masuk Morgan Stanley Capital International (MSCI), yang  merupakan indeks saham dan obligasi dari lembaga riset Morgan Stanley yang menjadi salah satu acuan investor.

"Beberapa emiten yang gagal masuk MSCI juga sangat menekan IHSG," pungkasnya. (Z-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya