Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Kredit Perbankan Diproyeksikan Tumbuh 10,78% Pada Tahun Ini

Mirza Andreas
11/2/2025 02:03
Kredit Perbankan Diproyeksikan Tumbuh 10,78% Pada Tahun Ini
Pekerja menggunakan alat berat saat bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Ahmad Yani Ternate, Maluku Utara.(ANTARA/Andri Saputra)

KEPALA Ekonom Permata Bank Josua Pardede memproyeksikan penyaluran kredit industri perbankan tumbuh sebesar 10,78% secara tahunan (yoy) pada 2025, meningkat dibandingkan pertumbuhan kredit pada 2024 sebesar 10,39% (yoy).

Ia menambahkan proyeksi tersebut didasarkan pada pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) nominal yang tetap tumbuh hampir 8% pada tahun ini.

"Kalau kami melihat secara potensinya, potensi perekonomian kita, pertumbuhan kredit tahun ini memang masih berkisar 10 persenan," kata Josua dalam media briefing bertajuk PIER Economic Review: FY 2024 secara virtual di Jakarta, Senin (10/2).

Josua mengatakan, pertumbuhan kredit sepanjang 2025 tersebut kemungkinan didorong oleh kredit investasi yang pertumbuhannya pada Desember 2024 juga terlihat cukup tinggi. Namun dari sisi strategi, perbankan akan lebih selektif dalam menyalurkan kreditnya dengan menyesuaikan kondisi likuiditas.

Adapun dari sisi penghimpunan dana masyarakat pada tahun lalu, Josua menyampaikan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh di kisaran 4,48% pada 2024.

Kondisi itu mengindikasikan pertumbuhan DPK masih cenderung terbatas yang berimplikasi pada peningkatan loan to deposit ratio (LDR) dari 83,8% pada 2023 menjadi 88,6% pada 2024.

Namun dari sisi risiko kredit, Josua mengatakan secara umum risiko kredit perbankan masih tetap terjaga yang ditunjukkan melalui rasio non-performing loan (NPL) di kisaran 2% pada 2024. Sementara dari sisi capital adequacy ratio (CAR) pun masih tetap ample yakni di kisaran 26%-27% pada 2024.

Adapun pada tahun ini, DPK diperkirakan tetap akan meningkat sejalan dengan asumsi percepatan dari sisi belanja (spending) pemerintah yang juga diharapkan akan lebih baik.

"Harapannya seperti itu, karena dia akan terefleksi juga dengan peningkatan dari sisi M2 yang akan masuk juga ke sistem perbankan," kata Josua.

Pada akhirnya, dengan adanya pertumbuhan DPK, diharapkan likuiditas akan tetap terjaga yang ditunjukkan dalam proyeksi LDR di kisaran 89% hingga 90% pada tahun ini.

Josua menyoroti likuiditas yang masih cenderung mengetat, mengingat pertumbuhan DPK lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan kredit. Selain itu, likuiditas dalam valuta asing (valas) di industri perbankan juga menjadi salah satu tantangan pada tahun ini sejalan dengan tantangan dari sisi aliran modal masuk asing (capital inflows).

"Namun di sisi lainnya, likuiditas dalam rupiah (di perbankan) akan sangat dipengaruhi juga oleh seberapa cepat akselerasi dari spending pemerintah," kata Josua. (Ant/E-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Mirza
Berita Lainnya